Cinta Saja Tidak Cukup Part 17



By Sally Diandra.... Siang itu sepulang Jalal dari rumah sakit, keluarga besar Jalal menyambut kepulangan Jalal dengan pesta kecil kecilan, seluruh anggota keluarga sangat bahagia mengetahui Jalal mampu melalui masa kritis dan siuman dari komanya selama 6 bulan dirumah sakit. Ketika semua orang sedang menikmati masakan yang disajikan oleh catering favourite bibi Maham Anga, tiba tiba Jalal memberikan kode ke Birbal untuk mendekat.

“Ada apa Jalal?” tanya Birbal saat sudah ada didekat Jalal.

“Bawa pergi aku dari sini, aku ingin istirahat, dimana kamarku?”

Dengan sigap Birbal segera memutar kursi roda Jalal dan mendorongnya menuju ke kamar Jalal “Kamar kamu sekarang ada dibawah, tapi semua ornamen dikamar kamu tidak diubah oleh nyonya sediikitpun”

“Jadi ibu yang mendekor kamarku?”

“Iyaaa, dibantu juga sama non Salima juga non Bhaksi, nah kita sudah sampai dikamarmu Jalal, ini dia kamarmu” Birbal segera membawa masuk Jalal kedalam kamarnya yang sudah didekor sedemikian rupa oleh ibu dan saudara saudaranya.

Jalal bisa melihat dengan jelas semuanya terlihat sama, mulai dari warna cat biru kesukaannya, meja kerja dimana Jalal sering menghabiskan waktu berjam jam disana, tempat tidur, lemari semuanya masih sama seperti kepunyaannya dulu juga lemari kecil tempat semua koleksi super heronya yang dikumpulkannya sejak SD semuanya juga berjejer rapi disana plus koleksi miniatur mobil dilemari kaca satunya, Jalal menatap haru pada semua benda benda koleksinya yang mungil.

“Bagaimana, Jalal? Sama kan dekornya dengan kamarmu yang dulu?” tanya Birbal.

Sesaat Jalal tertegun karena semua tata letak dan dekor serta ornamennya persis sama seperti kamarnya yang dulu telah dia tinggalkan ketika keluar dari rumah ini, Jalal menggeser sendiri kursi rodanya untuk melihat lihat lebih dekat isi didalam kamarnya hingga kemudian kembali dia tertegun ketika berbalik dan memandang ke arah dinding kamarnya yang dekat dengan pintu kamar, disana terpampang foto dirinya dan Jodha ketika mereka menikah dulu, lama Jalal memandangi foto tersebut.

Birbal yang penasaran dengan tingkah Jalal segera menoleh kearah dinding dan melihat foto Jalal dan Jodha “Dia cantik ya ...” Birbal mencoba membuyarkan lamunan Jalal.

Namun Jalal tidak bergeming dan tak terasa pipi Jalal basah oleh airmata “Mungkin cuma foto ini yang menjadi kenang kenanganku yang terakhir tentang dirinya, Birbal”

Birbal menganggukkan kepalanya “Aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan, Jalal ...”

Jalal segera menyeka air matanya “Aku tidak percaya dia pergi begitu saja, Birbal ... Aku sangat yakin kalau dia pasti akan menanti kesembuhanku”

“Tapi kenyataannya dia pergi begitu saja, Jalal ... meninggalkan kamu tanpa pesan”, “Dia tidak mungkin meninggalkan aku, Birbal!” nada bicara Jalal sedikit meninggi, Jalal marah dan tidak terima Birbal mangata ngatai Jodha, Birbal tidak kaget dengan temperamen Jalal yang tiba tiba meledak seperti itu, Birbal sudah kebal dengan bentakkan tuannya, Jalal kalau sudah marah memang bisa langsung meledak bagaikan bom atom yang membuat gempar seluruh ruangan.

“Maafkan aku, Birbal ... Aku sudah membentak kamu”

Birbal hanya menggelengkan kepalanya “Aku sudah kebal, boss ... tidak jadi masalah”

Jalal tersenyum kecil, Jalal tau kalau Birbal memang orang yang sangat setia pada dirinya, meskipun kadang dia sering menjadi luapan kemarahan Jalal kalau emosi Jalal mulai meninggi “Birbal, aku ingin minta tolong sama kamu”

“Siap! Apa yang bisa aku bantu?”

“Kalau pas ada waktu luang, aku minta kamu mencari Jodha”

Birbal segera mengernyitkan dahinya “Mencari Jodha? Aku harus mencari dimana?”

“Kamu bisa mencari dimana saja, mulai dari rumahnya yang dulu, rumah kontrakkan kami, rumah sakit tempatnya bekerja, aku yakin kamu bisa menggali informasi dari sana” Birbal mengangguk anggukkan kepalanya “Tapi ingat, tolong jangan kamu katakan soal ini ke siapapun tidak juga ke ibuku! Kamu mengerti! Ini hanya antara aku kamu dan Tuhan! Keep secret!” Birbal segera memberikan kode dengan gerakan menutup mulutnya dengan tangannya kemudian mengunci dan membuang kunci tersebut “Bagus! Tapi ingat hanya pada waktu luang saja jadi jangan sampai mengganggu pekerjaanmu, intinya jangan membuat orang jadi curiga padamu, okay?”

“Baik, boss!”

Jalal sangat berharap Birbal bisa mendapat suatu petunjuk tentang menghilangnya Jodha dari hasil investigasinya nanti.  

~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~

Sementara itu beberapa hari kemudian di Jogjakarta ....
Malam itu ketika Jodha hendak pulang ke rumah sekitar pukul 10 malam, ketika dia mendapat shift ke dua tiba tiba hujan turun cukup deras, kebetulan saat itu Moti dapat giliran shift pertama jadi Jodha tidak bisa pulang bareng Moti “Yaaa Tuhan ... kapan hujannya reda, mana malam sudah semakin larut, sudah hampir jam setengah 11 malam, bagaimana aku bisa pulang?” Jodha benar benar gelisah karena bila dia nekat pulang malam itu dengan motornya, Jodha khawatir ASI nya akan tidak baik untuk Salim gara gara tubuhnya yang kehujanan jadi Jodha memilih untuk bertahan sementara dirumah sakit sampai hujan reda.

“Ibu sudah tidur?” Jodha menelfon ibu Meinawati mengabarkan kalau dirinya belum bisa pulang karena terjebak hujan.

“Ibu ini terbangun, ibu kira kamu sudah pulang, disini hujan deras Jodha” suara ibunya terdengar parau diujung sana.

“Iya, ibu ... Disini juga hujan deras, aku tidak bisa pulang sekarang, aku takut masuk angin, Salim tidak rewel kan?”

“Tidak, Salim masih bobok, dia seharian ini nggak rewel, kamu memang lebih baik tunggu hujan reda saja, Jodha ... baru pulang, hati hati ya”

“Baik ibu ... Kalau hujan reda aku akan segera pulang, daaaaah ibu”

Jodha segera menutup ponselnya dan menghela nafas panjang tiba tiba dari arah belakang Jodha mendengar ada suara orang yang sedang berdehem “Hmmm” saat itu Jodha sedang berada dikantin sambil menikmati secangkir coklat panas. Jodha tidak berusaha menoleh untuk melihat siapa yang berada dibelakangnya, orang itupun lalu duduk didepan Jodha, dia adalah dokter Suryaban. “Hujan turun cukup deras ya, suster Jodha ... kamu tidak bisa pulang rupanya?” Jodha hanya tersenyum sambil melihat kearah pria tersebut yang tiba tiba duduk didepannya “Boleh aku duduk disini?”

“Silahkan ...” Jodha berusaha ramah ke dokter Suryaban.

“Hari sudah semakin malam, apa kamu memutuskan untuk menginap dirumah sakit?”

“Tidak, aku pasti akan pulang karena anakku pasti sudah menanti kepulanganku tapi nanti setelah hujan reda”

“Tapi sampai kapan? Hujan sepertinya tidak kunjung reda” Jodha hanya mengendikkan bahunya sambil menatap keluar melalui kaca jendela kantin “Tunggu dulu, kamu bilang anakmu sudah menunggumu?” Jodha segera menganggukkan kepalanya “Lalu kenapa suamimu tidak menjemputmu, hari sudah semakin larut, tidak baik kalau kamu pulang sendirian seorang diri”

Jodha hanya tersenyum “Aku sudah biasa sendiri, apa apa sendiri, dokter”

“Lalu dimana suamimu?”

“Dia ada diluar kota, ya ... dia kerja diluar kota”

Dokter Suryaban mencoba mengerti kondisi Jodha saat ini “Bagaimana kalau aku antar kamu pulang kerumah? Aku bawa mobil, kamu tidak keberatan bukan? Suami pastinya tidak marah bukan? Aku hanya tidak tega melihat kamu terjebak hujan disini entah sampai kapan sementara anakmu menunggu dirumah sedangkan suamimu tidak berada dirumah, bagaimana?”

Jodha bisa melihat adanya ketulusan dari niat dokter Suryaban dengan menawarkan bantuan padanya, karena hujan tidak kunjung reda, akhirnya Jodha menyerah menerima bantuan dokter Suryaban karena bagaimanapun juga Jodha sangat ingin bertemu dengan Salim “Baiklah, aku terima tawaranmu, mari kita pulang”

Dokter Suryaban tersenyum senang “Mari ...” mereka berduapun segera  meninggalkan rumah sakit dan pergi menuju ke rumah Jodha menggunakan mobil dokter Suryaban.

~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~

Sementara itu dirumah Jalal, setiap hari Jalal tidak pernah meninggalkan terapi fisioterapinya untuk melatih otot otot kakinya yang masih lemas, keinginan Jalal untuk sembuh sangat kuat karena rasanya sangat membosankan harus berada diatas kursi roda setiap hari, Rukayahpun tidak henti hentinya memberikan semangat dan dukungan ke Jalal agar Jalal bisa segera menggerakkan kakinya, Jalal mengakui kehadiran Rukayah memang sangat membantu proses kesembuhannya, sementara itu diam diam ketika Birbal mendapatkan waktu luang, Birbal segera melaksanakan perintah Jalal untuk mencari Jodha namun hasilnya tetap nihil, Birbal belum juga mendapat titik terang tentang keberadaan Jodha.

~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~

“Suster Moti! Katakan padaku apakah suami suster Jodha itu bekerja diluar kota?”

Moti segera mengernyitkan dahinya begitu secara tiba tiba dokter Suryaban mencegat langkahnya ketika dia baru masuk kerumah sakit “Memangnya kenapa, dok?”

“Aku hanya ingin tahu, suster Moti ... Kamu bisa memberikan informasinya ke aku?”

Moti langsung tersenyum begitu mengetahui arah pembicaraan dokter Suryaban yang mulai tertarik ingin mengetahui kehidupan pribadi Jodha lebih jauh “Rupanya ada yang mulai kepo niii” Moti berusaha menggoda dokter Suryaban yang salah tingkah didepan Moti.

“Bukan begitu, suster Moti ... Aku hanya ...”

“Hanya apa, dok? Hanya ingin tahu banget? Sudahlah, dok ... C’mon ...”

Dokter Suryaban benar benar salah tingkah didepan Moti karena dokter Suryaban tahu kalau Moti adalah sahabat dekat Jodha jadi semua kehidupan pribadi Jodha pasti sebagian besar ada ditangan Moti, dokter Suryaban tinggal mengoreknya sedikit “Yaaa kamu benar, aku memang ingin tahu, wajar kan? Aku laki laki, dia perempuan, so?”

Moti tertawa kecil melihat tingkah laku dokter Suryaban seperti anak tidak berdosa “Okeee, aku beri sedikit informasi, suami Jodha memang berada diluar kota tapi mereka sudah lama berpisah, untuk cerita selanjutnya dokter bisa menanyakan sendiri ke yang bersangkutan, saya permisi dulu, dok ... sudah saatnya saya kerja, mari”

Dokter Suryaban mempersilahkan Moti untuk meninggalkan dirinya sambil tersenyum senang karena dirinya kini bisa dengan bebas mendekati Jodha, namun apakah Jodha bisa dengan mudah dia dekati? Itu salah satu pertanyaan besar bagi dokter Suryaban namun dokter Suryaban sudah bertekad untuk mendapatkan Jodha dan sesegera mungkin untuk menyembuhkan penyakit yang selama ini dideritanya yang membuatnya dirinya enggan berkomitmen dengan seorang perempuan, namun begitu melihat Jodha pada pandangan pertama, dokter Suryaban mempunyai keinginan yang cukup kuat untuk sembuh sehingga bisa mendapatkan Jodha!
Part Selanjutnya Klik Disini


Cinta Saja Tidak Cukup Part 17

4 comments:

  1. Linda Santoni22 March 2015 at 19:32

    Aduuuh.... ketahuan dech jodha udah pisah... kapan yaaa bisa ketemu ma jalal lagi? Lanjuuit mba sally tq mna chus

    ReplyDelete
  2. Annisa.Karmila22 March 2015 at 19:51

    Wah sakit apa y dr surya ... mdh2x an aja jalal ga jatuh cinta sma ruqaiya y,, ;( ...
    Msh episode sedih y mba sally,,hiks,,hiks ..
    Dtunggu lanjutannya mba,, makasih usni ;)

    ReplyDelete
  3. YULIANA KRISTANTI GEO '1022 March 2015 at 22:36

    Nangis lagi deh
    Wah wah ada orang ketiga dan keempat semakin seru ni critanya
    Di tunggu kelanjutannya mbak sally dan mbak chus

    ReplyDelete
  4. Aku gaa setuju saMa suryabaN....
    kasiaN baNget kaMu jalal... pas Jalal Ngelihat fotoNya daN Jodha...

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...

Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.

Terima Kasih.