FanFiction Destiny Chapter 11


Written by Tahniat
Translate by Er Lin

Matahari terbit dan cahayanya mengisi ruangan. Pasangan ini masih tertidur dengan nyenyak, keduanya saling berpelukan. Kepala Jodha bersandar di dada Jalal. Cahaya matahari mengenai mata Jodha yg membangunkannya. Matanya di tutup. Jodha bisa merasakan lembaran dingin menyentuh tubuh telanjangnya dan hal yg terburuk dia merasaka seseorang di sampingnya. Tangan seseorang itu memeluk tubuhnya. Apakah aq menghabiskan malam dengan seorang pria? Duh! Jelas! Mengapa kau bisa telanjang di samping seorang pria? Jelas mereka tidak bermain disini... Kepala Jodha terasa sakit berdenyut dan itu membuatnya hilang ingatan. Dasar bodoh! Rasa bersalah menghampirinya. Dia sadar dia telah di tipu oleh Jalal... Tanpa sadar? Jodha tidak berani membuka matanya dan menghadapi kenyataan pahit. Jodha merasa orang yg ada disampingnya bergerak dan bergumam menyebut namanya "Jodha". 

Mata Jodha terbuka lebar saat dia menyadari bahwa itu tak lain adalah Jalal kemudian dia berterial "jalaalll". Teriakan melengking Jodha membuat Jalal terbangun dari tidur nyenyaknya... Kepala Jalal berdenyut-denyut. "Apa yg terjadi Jodha kenapa kau berteriak?" Jalal mengusap matanya untuk menyingkirkan rasa kantuk. "Kau.. Kau!" Teriak Jodha. Sekarang Jalal membuka matanya dan memandangi Jodha yg menutupi tubuhnya dengan selimut. Kesadarn membangunkan Jalal dari keterkejutannya. Apa yg telah di lakukannya? Mata Jodha mulai berair dan mulai menangis. "Kenapa Jalal? Mengapa? Mengapa kau menghukum ku seperti ini?".
Jalal frustasi. Bagaimana dia melakukannya? Hal terakhir yg dia ingat saat Jodha menangis dan dia mulai mencium Jodha. Kemudian semuanya terjadi tanpa Jalal ketahui. Jalal tergagap " Jodha.. Aq.. Maksud ku.. Kita mabuk dan aq tidak tau bagaimana hal ini bisa terjadi. Aq minta maaf..." Jalal menurunkan matanya, dia malu pada dirinya sendiri. Jodha "aq ingin sendiri untuk saat ini. Please." Jalal bangkit dan membungkus dirinya dengan seprei, meraih pakaiannya dan pergi ke ruang tamu mereka.

Jodha segera menangis. Dia membenamkan wajahnya di bantal dan menagis tersedu-sedu. "Mengapa dia melakukannya?? Mengapa? Yah, mungkin ini smua bukan salah Jalal. Dia dan aq mabuk, dan aq membawa diriku pergi terlalu jauh. Mengapa aq membiarkan dia melakukannya? Ini tidak sepenuhnya salahnya. Aq juga harus berbagi tanggung jawab atas semua ini. Jodha melihat sisi positifnya. Setidaknya dia tidak tidur dengan pria lain. Pria asing! Sejauh yg aq ingat jika Jalal tidak menyelamatkan ku dari pria itu mungkin aq akan terbangun di samping pria itu. Setidaknya Jalal adalah suaminya.. Ughhh! Tapi bagaimana aq bisa mengabaikan fakta bahwa aq telah menghabiskan malam dengan jallad! Apa sih Jodha! Mengapa kau menyalahi dirimu sendiri?? Dia pasti telah melakukan sesuatu pada ku dan akhirnya aq tidur dengan nya. Ini semua bagian dari rencananya. Tapi aq tidak akan membiarkannya berhasil! Aq harus berpura-pura bahwa kejadian ini tidak mempengaruhi ku dengan cara apapun. Ya! Ya Jodha!. Jodha akhirnya sampai pada kesimpulannya bahwa semua ini adalah rencananya Jalal. Dia memutuskan untuk menjadi kuat dan berpura-pura bahwa semuanya baik2 saja di antara mereka. Jodha memilih gaun merah muda untuk dirinya dan masuk ke kamar mandi.

Jalal mondar mandir di ruang tamu memikirkan insiden yg terjadi. Dia merasa khawatir tentang itu. Dia mengambil sebotol air dan meminum seluruh botol dalam satu tegukan untuk menyingkirkan sakit kepala. Jalal mendengar pintu kamar terbuka dan dia langsung berbalik. Disana Jodha berdiri seperti biasa dan tidak terlihat kemarahn di wajahnya. Dia terlihat segar dengan gaun merah muda dan rambut panjang nya. Jalal bergerak maju ke arah Jodha untuk mengatakan sesuatu tapi Jodha dengan cepat berkata " Jalal, jangan bicara tentang apa yg terjadi tadi malam. Itu hanya kecelakaan. Kita berdua mabuk dan semua yg terjadi di luar kendali kita. Kita tidak bisa mengubah apa yg terjadi tapi kita bisa melupakannya kan? Aq yakin di masa depan kita tidak akan melakukan kesalahan yg sama". Menekan kata "kesalahan" hati Jalal kecewa. Jodha menganggapnya sebuah kesalahan. Jodha tersenyum ke Jalal.

Jodha memberikan tampilan yg membingungkan untuk Jalal. Ada sesuatu yg mencurigakan, karna wanita ini buka tipe pelupa. Jodha menjentikan jarinya di depan Jalal. "Jalal! Kau disana? Ingat kita harus pergi berbelanja ?" Jalal diam dan hendak berjalan keluar ketika Jodha meraih pergelangan tangannya. Jalal membeku di tempatnya. Sentuhan Jodha memberikan sensasi lain di dirinya. "Kau. Aq tidak akan keluar dengan mu seperti ini. Ini bagus tapi kau bau. Pergi lah mandi dan temui aq di loby". Jalal hanya diam berjalan ke kamar mandi. Jodha pergi " ini akan menjadi sulit untuk bersikap normal di depannya." Jodha memutar matanya dan menutup pintu kamar

Takdir mereka berlahan-lahan menghapus semua perbedaan diantar mereka. Itu memiliki kekuatan untuk membawa mereka untuk lebih dekat. Sekarang giliran mereka untuk melihat tanda2 bahwa mereka di ciptakan untuk satu sama lain.

Bersambung ke Chapter 12-->
Continue Reading...

FanFiction Destiny Chapter 10

Written by Tahniat
Translate by Er Lin

Jodha disesuaikan dengan busananya, dia mengikat rambutnya dan siap untuk berangkat. Jalal sedang menunggunya di dalam mobil dan dia akan memberikannya kabar baik, Jalal menatap Jodha melalui kaca spion. Jodha membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil. Saat dia masuk mobil, dia tersenyum manis ke Jalal yang membuat hati Jalal berdetak. Berkosentrasi Jalal berkata pada dirinya sendiri. " Jodha, aq punya kabar baik untukmu dan aq pikir kau akan menyukainya" Jalal berbicara dengan seringai licik. Jodha memahami maksud pembicaraan Jalal dan berkata dengan nada lembut "cepat beritahu aq kabar buruknya”

Jalal menyeringai mendengar komentar Jodha. Dia menghela napas dalam2 dan berkata "kita akan bulan madu ke thailand" Jalal memberikan senyuman kemenangan dan menikmati perubahan ekspresi Jodha.

Jodha terpesona dengan kalimat terakhir Jalal. Bulan madu?? Bersama dia?? Mengapa dia membawaku bulan madu?? Apakah ini taktik baru untuk mempermainkanku?? Harus ada motif di balik honeymoon ini, pikir Jodha dan tersadar saat Jalal berkata "jangan berharap terlalu banyak, aq hanya ada konferensi bisnis dan itu malam ini."
Jodha mengangkat alis ke arah Jalal dan berkata dengan nada kesal "ughhh... Lalu aq tak harus ke kantor hari ini. Aq harus mengepak tasku."
Jalal berkata dengan senyum "sayang, kau juga harus mengepak satu tas lagi yaitu tasku karna aq akan sibuk di kantor."
Jodha: "Mengapa aq harus mengepak barangmu juga?? Kau lihat aq tidak punya waktu untuk omong kosong”
Jalal mengangkat bahunya "terserah, kalo begitu kau nikmati harimu dengan tumpukan file di kantor bersamaku”
Jodha sejenak berpikir. Akan lebih baik jika dia di tinggal rumah untuk mengepak barang dari pada melalui hari dengan tumpukan file di kantor.
"Aq akan mengepak barangmu juga”
Pintu mobil terbuka dan dalam waktu singkat Jodha keluar dari mobil. Jalal berkata dengan sedikit berteriak "jangan lupa untuk membawa saputanganku juga.." Dengan seringai kecil Jalal menambahkan "sayang.."

Jodha menghabiskan sepanjang harinya dengan mengemas barang "mereka” Jodha mengutuk Jalal saat dia mengemas barang ke bagasi.. Sebentar lagi Jalal akan datang. Jodha teringat kata2 terakhir Jalal kepadanya. Untuk membawa sapu tangan. Jodha bergegas kembali ke kamar dan membuka lemari dan mengambil empat saputangan. Saat mengambil saputangan sebuah album foto jatuh dari lemari.

Itu adalah sebuah album bewarna merahmuda dengan pita putih dan tertulis "kenangan” "album apa ini " Jodha mengambilnya dan hendak membukanya tapi tiba2 bel berbunyi "ting tong” Jodha kembali meletak kan album ke tempatnya dan bergegas ke kamar kecil. "Omg! Aq terlambat! Bisa2 jallad akan memakanku hidup2."
Dia mendengar Jalal memasuki rumah "Jodha apa kau belum siap???”
"Aq hampir selesai. Tunggu aq di bawah." Teriak Jodha.
"Baiklah, tapi cepat" sahut Jalal.
Jodha mendesah bernafas lega. Tapi dia harus cepat. Jodha cepat berpakaian dengan kemeja biru dengan celana hitam. Dia cepat2 merapikan rambutnya dan melihat cermin untuk terakhir kalinya dan berlari keluar dari kamar.

Jalal melihat jam tangannya dan belum ada tanda2 Jodha. Jodhamuncul di tangga dan bergegas turun. Dia hampir tersandung dua kali membuat Jalal kaget. Seperti gadis kikuk. Jalal melirik ke arah Jodha dan melihat betapa cantiknya dia. Dengan kemeja bewarna biru benar2 sangat cocok dengannya. Jodha membuyarkan pikiran Jalal "apakah kita tidak terlambat sekarang???"
Jalal mengabaikannya dan berlalu pergi. Keduanya sudah di dalam mobil. Selama dalam perjalanan Jalal terus2an mengatakan kepada Jodha betapa pentingnya kesepakatan ini untuk dia dan mereka harus mendapatkannya dengan apapun. "Ughhh! Aq mengerti! Aq mengerti! Kesepakatan ini sangat penting bagi perusahaanmu dan kau tak tidak terjadi kesalahan apapun. Berapa kali kau harus mengulangi hal yang sama??" Jodha mengatakannya dengan kesal karna mendengar perkataan Jalal tentang kesepakatan.
Dengan santai Jalal menjawab "sampai kau merekam nya di otakmu”
Jodha memutar matanya dengan kesal. Akhirnya mereka sampai bandara dan dalam waktu satu jam mereka telah melewati imigrasi dan naik pesawat. Jelas Jalal dan Jodha menaiki kelas bisnis. Mereka duduk dengan nyaman dan di sajikan dengan segelas jus. Banyak wanita cantik terpesona oleh wajah tampan Jalal. Mereka tersenyum manis ke Jalal.

Ini tidak di ketahui oleh Jodha. Tentu saja dia ga punya perasaan untuk Jalal apalagi cinta. Tapi Jalal suaminya dan tidak ªdª wanita di dunia ini yang ingin wanita lain melihat suaminya. Jodha melototi pramugari yang memberinya jus "anda lebih baik berhenti dengan apa yang terlihat anda lakukan sekarang”
Pramugari menjauhkan matanya dari Jalal. Jalal melihat itu dan tertawa lucu dengan perbuatan Jodha.

Pesawat mereka lepas landas. Jalal sibuk dengan ipad nya sedang kan jodha asik dengan novelnya yang berjudul "cinta mati by nancy". Dalam dua jam terbang keduanya mengabaikan satu sama lain. Hanya bertukar beberapa kata dan melirik satu sama lain.

Penerbangan mendarat dengan selamat dan butuh sekitar satu jam untuk menyelesaikan semua prosedur dan mereka pergi menuju ke hotel. Waktu sudah pukul jam 11 malam dan jodha benar2 lelah. Hotel cukup jauh dari bandara. Jodha menutup matanya dan membuat dirinya tertidur. Disisi lain jalal sibuk dengan teleponnya membahas soal bisnis dengan karyawannya. Tiba2 dia merasa kepala seseorang di bahunya, itu adalah kepala jodha. Jalal melihat jodha yang tertidur dengan nyaman dengan kepalanya di bahu jalal. Jalal tersenyum. Dia melihat sehelai rambut jatuh di mata jodha dan jalal memindah kan rambut itu. Jalal mengakhiri telepon nya karna takut menganggu tidur jodha. Jodha terbangun dan menjauhkan kepalanya dari bahu jalal sambil berkata " maaf, aq tidak bermaksud beristirahat dengan menyandar kepalaku di bahumu. Mmmm... Maaf.." Jalal tersenyum pada jodha " tidak perlu minta maaf, lihat lah kita telah sampai dihotel". Mobil mereka memasuki hotel yang sangat mewah "The Grand President". Hotel itu tampak mewah dari luar tapi di dalamnya lebih indah. Hotel itu memiliki sentuhan kerjaan. Jodha melihat sekeliling dan menunggu di ruang tunggu sementara jalal pergi memesan kamar untuk mereka. Keduanya masuk lift menuju lantai 11. Mereka berjalan ke kamar mereka dan di depan pintu tertulis " honeymoon suite" dengan besar. Jodha tidak keberatan dengan itu karna dia merasa perjalanan ini akan menjadi siksaan bagi dirinya.

Jodha langsung mengantikan pakaiannya dengan baju tidur dan lansung menyelinap ke selimut hangat dan tertidur. Jalal setelah nonton tv sebentar dia merasa ngantuk dan pergi tidur di samping jodha. Sinar matahari masuk melalui gorden dan jatuh di wajah jodha. Jodha membuka matanya dan menguap " uffff! Mengapa jallad ini tidur di sampingku???" Jodha keluar dari selimutnya dan langsung menuju kamar mandi.

Setelah jodha selesai mandi dan berganti jalal yang pergi mandi. Keduanya bersiap-siap dan mempersiapkan diri untuk presentasi. Pada akhirnya jalal dan jodha telah menyelesaikan semua urusan kantor mereka. "Jodha, kau pergi lah istirahat di kamar dan aq akan bertemu dengan seorang teman. Satu hal lagi, kami punya pesta kecil di klub di bawah hotel. Turunlah jam 9malam nanti. Mengerti???" Jodha mengangguk. Jalal meninggalkan kamar sedangkan jodha pergi tidur siang.

*Di club hotel 09.30pm
Jalal dan temannya menikmati minuman mereka, jalal terus menerus memandangi pintu masuk club. Dia terus melihat jam tangannya. "Mana dia?? Kenapa belum datang??" Kata jalal pada dirinya sendiri. Jalal mendengar temannya berkata " menunggu gadimu jalal??". Jalal hanya tersenyum. Di suatu sisi jalal bangga bahwa jodha adalah gadisnya. "Ya, aq menunggu istriku. Mengapa wanita selalu membutuhkan waktu yang lama hanya untuk berdandan??". Temannya hanya tertawa. "Apakah aq mengatakan hal yang lucu??" Kata jalal. "Tidak, semua wanita itu berdandan untuk menggoda pria". "Jodha berbeda, dia tidak seperti wanita lain"

Pintu club terbuka dan setiap orang yang ada di dalam club terpaku pada keindahan yang baru saja memasuki ruangan. Dengan gaun bewarna merahmudah dan tubuh yang tinggi ramping dan mata yang coklat dan rambut hitam panjang yang di biarkan terbuka. Pink gloss di bibirnya tampak di inginkan. Jodha hanya mengenakan anting2 hitam tanpa perhiasan lainnya kecuali mangalsutranya. Mata jalal terpesona melihat keindahan yang ada di depan matanya. Terkadang jodha terlihat cantik dan lucu, tapi sekarang dia tampak seksi dan sangat di inginkan. Siapa yang tidak menginginkan istri seperti jodha?? Sesaat jalal tersadar dari lamunannya. Orang2 yang ada di club pasti sudah mengincar jodha.

Jalal berjalan menghampiri jodha dan merangku pinggangnya sambil berkata "mari ikut aq cintaku". Jalal mebawa jodha duduk. "Ini adalah istriku, jodha." Jalal memperkenalkan jodha pada teman2nya dan mereka mengobrol bersama. Kemudian jalal dengan teman2nya berpisah dari jodha. Jodha duduk dikursi bar dan meminta bartender segelas jus untuknya. Bartender sendiri memiliki niat buruk. Saat dia melihat jodha memasuki club dia sangat menginginkan jodha. "Ini jus anda nyonya". Jodha meneguk jus dan rasanya aneh. Jodha meminum habis jus nya dan meminta satu lgi.. Lalu satu lagi..kemudian satu lagi.. Terus.. Dan terus.

"Jalal minum ini" kata temannya. "Sorry Man! Aq sedang tidak ingin minum saat ini". Tolak jalal. "Ayolah.. Jangan seperti anak kecil! Satu! Coba satu! Hanya satu!" Bujuk temannya. Jalal mendesah "ok baik. Tapi hanya satu". Jalal meminum minumannya. Tapi kemudian dia tambah segelas lagi dan akhirnya habis sebotol.

"Tinggalkan aq bere**s*k" jodha memberontak dalam mabuknya sementara bartender terus berusaha memeluk jodha dengan paksa. "Dalam mimpimu" jodha terus memberontak tapi pria itu terlalukuat untuknya. Bartender merasakan pukulan tepat di wajahnya dan pingsan. "Jangan berani2 menyentuh istriku!" Jalal yang dalam keadaan mabuk berusaha mengendalikan emosinya.
"Ayo jodha!" Jalal membawa jodha keluar dari club dengan memapahnya.

*Dalam kamar suite mereka*
"Jodha, tak bisakah kau menjauh dari masalah?? Kenapa kau selalu berada dalam masalah??" Kata jalal. Jodha memilki cegukan "ahh.. Sekarang kau berteriak padaku! Apakah kau mau mengatur hidupku juga?? Seperti yang di lakukan orangtuaku?? Aq sangat kesepian di dunia ini" kata jodha sambil menangis. Jalal mengusap air matanya "jangan menangis jodha.. Aq hanya khawatir. Aq akan selalu bersamamu".

Jalal mencium kening jodha dengan lembut. Jodha memeluk jalal dengan erat. Seperti sensasi hadir di kedua tubuh mereka. Jalal melepaskan pelukan jodha dan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke jodha. Jodha menutup matanya. Jalal berhenti menatap dan kemudian mencium jodha dengan gairah. Ciumannya menuntut dan mengeluarkan semua keinginan yang tersembunyi dalam diri jodha. Semua jenis sensi bersatu dalam tubuhnya, membuatnya menginginkan lebih. Dia kembali mencium jalal dengan lebih begairah. Jalal mengerang. Ciuman jalal bukan hanya di bibir tapi juga turun ke lehernya. Jalal memeluknya dan menciumnya. Meninggalkan jejak di leher jodha. Jodha meremas rambut jalal, sifat pemalunya telah menghilang. Jodha semakin terhanyut dengan ciuman hangat jalal di tubuhnya. Sebuah erangan kluar dari bibirnya "jalaal" . Jalal tersenyum melihat jodha. Matanya penuh dengan cinta dan nafsu, keduanya hadir dalam bersamaan. Jodha bisa merasakan hangat hembusan nafas di tubuhnya. Perlahan jodha membuka kancing kemeja jalal dan membuangnya. Akhirnya mereka mealakukan malam pertama mereka dengan tanpa kesadaran (mabuk), bukan malam pertama yang di awali dengan cinta.

Bersambung ke Chapter 11-->
Continue Reading...

Sinopsis Reset Episode 8 Part 1



<--Sebelumnya
Episode 8
Pengadilan Iblis

Dalam drama ini, situasi penajra dilebih-lebihkan untuk kepentingan drama.

Woo Jin kini sudah berada di tali gantungan. Kabag Kesehatan menurunkan mesinnya sehingga Woo Jin pun terangkat.
Continue Reading...

FanFiction Destiny Chapter 9


NOTE: Tulisan warna biru adalah inti cerita yang disampaikan penulis.
Written by Tahniat
Translate by Er Lin

Telepon berdering dan menganggu semua pemikiran yang ada dalam pikiran Jalal. Telepon itu dari kantornya. Jalal mematikan panggilan itu. Apa yang terjadi padanya?? Mengapa dia mencium Jodha?? Jalal berkata pada dirinya sendri: ‘oh aq akan melakukan lebih dari hanya menyentuhmu.. Aq akan menciummu juga.’ “Serius Jalal! Ada-ada saja! Apa yang salah denganmu?? Jodha telah meninggalkan beberapa efek padamu!”

Jodha berdiri di balkon kamarnya dan angin sejuk meniup di wajanya. Senyum yang tidak dia ketahuimuncul di wajahnya. Semua adegan ciuman melintas kembali di matanya. Dia mengira dia membenci Jalal karna meninggalkannya di tengah jalan tapi tindakannya tadi membuatnya sadar. "Ya Tuhan Jodha! Apa yang salah denganmu?? Kau kira membenci Jalal setelah kejadian itu! Lalu kenapa kau tersenyum?? Hapus memori itu." Jodha ingat bagaimana dia mencium Jalal dan bagaimana mereka berada di dalam mobil. Mereka tidak bicara sepatah kata pun satu sama lain setelah 'insiden' itu.

Tanpa di ketahui keduanya bahwa ini adalah langkah pertama menuju persahabatan mereka. Tanpa ada kata maaf, ini langkah pertama menuju lovestory mereka. Sekarang nasib mereka telah bersatu sama lain untuk menyelesaikan lovestoty lengkap "Jodha Akbar”

Itu sudah pagi dan pasangan ini siap2 untuk berangkat ke kantor. Jodha mengenakan kemeja putih dan rok pensil hitam, memamerkan rambut hitam panjangnya yang sengaja dia lepas.
Jalal telah menunggu Jodha dalam audi putihnya. Jalal terus membunyikan klakson mobilnya. Jodha memutar matanya "Uff ! Tidak sabar!” Jodha masuk ke dalam mobil "apa kita bisa berangkat??"
Jalal terus memandangi Jodha.
"Apa yang kau lakukan?? Ayo berangkat!" Kata Jodha mengagetkan Jalal. Jalal segera memalingkan wajahnya "Wo! Aq rasa warna ini tidak cocok untukmu sama sekali.."
Jodha: "kau tidak perlu mengkhawatir kan itu!"
Mereka akhir nya pergi ke kantor.

Jalal memasuki kantor.. Semua orang berdiri untuk menyambutnya. Tapi setelah Jalal masuk membawa Jodha.. Semua mata laki-laki menatap "wanita baru" semua orang terpesona oleh kecantikannya. Mereka semua hanyut dalam keindahan ilahi. Tapi mereka semua bertanya "siapakah wanita cantik ini??"

Jalal melihat semua laki-laki menatap Jodha. Darahnya mendidih. Beraninya mereka menatap Jodhanya?? Disisi lain Jodha juga tidak merasa nyaman dengan tatapan padanya. Jodha menunduk seakan mencoba mengabaikan tatapan itu. Jalal juga menyadari itu. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Jodha seakan mencoba mengatakan bahwa Jodha adalah miliknya. Jodha awalnya shock tapi kemudian dia mengerti apa yang coba di lakukan oleh Jalal.. Dia mencoba melindunginya dari tatapan itu.
Jalal kemudian berbicara dengan lantang dan bangga "ini istriku Jodha.. Mrs. Jalalludin Mohammad" Jalal menekankan kata saya dan Mrs.
"Aq tau semua orang disini kecewa setelah mendengar itu, tapi aq ingin mengingatkan kalian semua terutama pria-pria.. Jika kalian mencoba menyakiti atau melihat Jodha dengan tatapan seperti itu, aq tidak hanya kan memecat kalian tapi aq juga akan memastika kalian tidak bisa mendapatkan pekerjaa dimana pun. Dan aq ingin kalian tau aq serius tentang ini. Apakah kalian semua mengerti??. Jodha dan semua karyawan yang hadir terkejut dengan kata2 Jalal. "Mengapa Jalal tiba2 jadi suami pelindung?? Mengapa tiba2 dia berkata seperti itu?? Uff pria ini!!!” Rutuk Jodha.
"Satu lagi... Jodha akan bekerja disini sebagai sekretaris pribadiku”mulut Jodha terbuka! Sekretaris?? Ada ada saja! Aq jadi sekretaris pribadi?? Tidak pernah?? Aq tidak akan membiarkan itu terjadi! Pikir Jodha.

Jodha menatap tajam ke Jalal. Jalal tau Jodha akan marah dengan keputusannya. Dia menikmati ekspresi marah Jodha. Jalal menatap Jodha dan menyeringai "temui aq di kantor”

*Dua jam kemudian..
"Uff! Ya Tuhan.. Apa yang harus aq kerjakan?? Tak ada berkas yang bisa aq kerjakan.." Jodha berusaha mencari di seluruh rak tapi tidak bisa menemukan file. Dia pasti akan membunuhku!. Jodha perlahan naik ke arah pintu. Jodha berlatih berbicara sndiri "pak,.. Masalahnya.. Maksudku seperti.. Aq suka.. Ya Tuhan Jodha!" Jodha perlahan-lahan membuka pintu "pak, boleh aq masuk?" Aq msuk saja! Pikir Jodha.

Jalal: "Kemana kamu Jodha??"
Jodha: " kau mengatakan kepadaku untuk mencari file Singh.. Jadi aq.." Jalal berusaha menyembunyikan senyumnya "kapan Jodha?? Jodha aq pikir kau harus tidur... File itu ada disni bersamaku.." Jalal menyeringai.. Jodha menarik nafas "dasar jallad!"
Ketika Jalal hendak membalas Jodha tiba2 karyawan datang dan berkata "pak, singh sudah dsini untuk rapat"
"Kami akan datang” Kata Jalal.

Keduanya berjalan menuju ruang rapat. Kantor itu memang benar2 indah dengan desain interior yang sempurna. Jodha memasuki ruangan stelah Jalal, dia mendengar seseorang berkta "kau??"
Jodha tersenyum "surya!!” Jodha senang dengan kejutan ini.
Suryabhan maju untuk berjabat tangan dengan Jodha. Jalal mengerutkan keningnya.
Surya: "Bagaimana kabarmu?? Aq menelponmu pagi ini tapi kau tak menjawab telponku Jodha”
Jodha: "Sebenarnya aq sedikit sibuk"
Jalal sekarang kesal dengan pembicaraan mereka.
Surya: "Tidak apa2, ngomong2 kamu bekerja di perusahaan ini??"
Jodha: "Ya aq! Aq bekerja sebagai asisst..." Sebelum Jodha menyelesaikan jawabannya Jalal maju dan berbicara dengan nada serius "ini istri saya! Mrs. Jalalludin Mohammad” Kalimat yang tegas penuh dengan posesif.
"Apakah dia cemburu??" Kata Jodha dalam hatinya.

"Jodha kau menikah dengan Jalalludin Mohammad?? Kau tidak pernah mengatakannya padaku." Jalal memutar matanya " mari kitamulai rapat tanpa membuang waktu”
Rapat pun berlangsung... Jalal sama sekali tidak tertarik pada rapat itu. Sepanjang waktu Jalal hanya melihat suryabhan yang terus2an menatap ke Jodha. Biarkan aq beritahu kamu, bahwa Jalal tidaka menyukain hal ini!. Jalal sekarang telah memutuskan bahwa dia tidak akan menandatangani kesepakatan. Presentasi selesai dan semua orang bertepuk tangan. Wajah Jalal menunjukkan seolah-olah dia kecewa. Suryabhan berbicara dengan percaya diri "jadi, bisa saya anggap kesepatan ini di konfirmasi??”
Jalal mengangkat alisnya "saya minta maaf untuk mengatakan ini suryabhan bahwa aq sama sekali tidak terkesan dengan presentasimu. Aq tidak ingin perusahaanku merugi. Dan selain itu, aq melihat bahwa kosentrasimu tidak ada dalam presentasi. Matamu selalu tertangkap menatap seseorang” Jalal mengatakan itu sambil mengejek.
Suryabhan merasa malu... Jodha tidak bisa mengerti Jalal melakukan ini. Presentasi mereka telah di sajikan dengan baik.

Tidak ada yang tau alasan di balik penolakan Jalal itu. Alasan sebenarnya adalah Jodha. Dia cemburu. Orang yang percaya bahwa tidak ªdª yang datang diantara pekerjaan dengan seorang gadis. Tapi dia bukan sembarang gadis, dia adalah gadis yang Jalal nikahi untuk membalas dendam.. Tapi ªdª pepatah yang mengatakan bahwa segala sesuatu berubah sesuai dengan waktu. Pria yang tidak berperasaan ini telah menyatakan bahwa dia telah merasakan detak jantung di dalam hatinya. Apakah ini awal dari sebuah lovestory lovestory indah??

Bersambung ke Chapter 10-->

Continue Reading...