<--Sebelumnya
Woo Jin tampak tidak tenang dalam tidurnya. Ia melihat sebuah kecelakaan yang menimpa dirinya hingga wajahnya berlumuran darah. Bercanda dan bermain bersama dengan seorang gadis yang mirip dengan gadis yang baru saja dilihatnya, Eun Bi. Ia tampak bahagia bersama gadis itu. Kejar-kejaran ditaman, bersepeda bersama, berpelukan.
Woo Jin terbangun dan sudah ada di tempat psikiater. Ia mengatakan bahwa mereka sangatlah mirip (Wanita dalam ingatan Woo Jin dan Eun Bi).
Dokter mengatakan bahwa ingatan Woo Jin sudah mulai muncul. Namun ia tak meminta Woo Jin untuk mengeluarkannya, melainkan menguncinya dalam ingatan Woo Jin. Kemudian Dokter itu meminta Woo Jin untuk datang pada waktu yang normal, tidak datang sangat pagi. Woo Jin tak menghiraukannya, ia justru langsung beranjak pergi. Dokter pun berteriak kesal, ia lebih tua dari Woo Jin, tapi Woo Jin memperlakukannya sesukanya saja.
Seorang pria yang mengaku sebagai kakak Eun Bi dikejar beberapa orang. Ia melewati gang-gang untuk meloloskan diri. Namun usahanya sia-sia karena ia akhirnya tertangkap.
Para wartawan sudah menunggu didepan kantor kejaksaan. Saat mobil kejaksaan tiba, mereka langsung mengerumuninya disertai kilatan kamera. Ternyata yang dibawa kali ini adalah Joo Eun Bi. Woo Jin yang baru tiba, ia terkejut saat melihat Eun Bi yang tampak berantakan dan digiring kedalam.
Dari Penyidik Go, Woo Jin tahu bahwa korban kali ini adalah Kim In Suk (Pria yang membunuh kekasihnya sendiri, tersangka di awal episode. Mian, baru tahu sekarang namanya. Kemarin nontonnya baru setengah). Kim In Suk dibunuh di depan bar daerah Nonhyeon. Dilihat dari memar diwajah dan luka dibelakang kepalanya, diduga penyebab kematiannya karena dipukul dan ditikam dengan benda tajam.
Woo Jin kemudian teringat kejadian semalam. Saat Eun Bi muncul membawa korek api, menghantam wajah rekannya dengan lututnya dan saat Eun Bi menunjukkan senjata tajamnya.
Woo Jin masuk ke ruang pengawas intrograsi. Ia juga menyaksikan proses intrograsinya.
Eun Bi menangis hingga make up nya berantakan, “Aku sebenarnya tidak ada niat untuk membunuhnya. Aku bahkan mengejarku dan menamparku. Dia seperti pria gila.”
Sekeras apapun Eun Bi mencoba menjelaskannya, namun Dong Soo yang mengintrogasinya tetap tak mempercayainya. Sesaat Eun Bi terdiam. Kemudian ia teringat bahwa ia sempat memakai obat-obatan kemarin, “Saat aku keluar dari kamar mandi, aku melihat teman-temanku sudah mabuk, dan paman itu memaksaku untuk meminumnya juga. Aku merasa aneh, dan hanya meminum setengah gelas.”
Dong Soo menimpali, “Jika itu benar, maka kau bisa menggunakan ini sebagai keleluasaan.”
Eun Bi sedikit berteriak, “Itu benar. Aku merasa ada yang salah, jadi aku berusaha kabur.”
Mendengar kalimat itu, direktur langsung memerintahkan asistennya untuk melakukan tes urin. Dan hasilnya, Eun Bi positif menggunakan amfetamin. Urinnya pun sudah dikirimkan ke Badan Forensik Nasional.
Dong Soo terus saja mendesak Eun Bi, seolah-olah Eun Bi adalah pelaku yang sebenarnya. Ia terus memutar balikkan cerita Eun Bi hingga akhirnya Eun Bi menyatakan bahwa sepertinya ia lah pelakunya, meskipun ia sendiri tak mengingat apapun.
Dong Soo tersenyum kepada Direktur dan yang lain yang menyaksikan jalannya introgasi. Direktur langsung memerintahkan kepada yang ada disana untuk melanjukan penyelidikan dengan teliti. Mencari dimana pisau yang digunakan untuk menikam. Woo Jin yang ada disana, tampak tak yakin bahwa Eun Bi adalah pelakunya.
Di tempat lain, Kakak Eun Bi sudah babak belur, ia dibawa ke sebuah tempat pembantaian. Ia terus memohon supaya dilepaskan. Ia dihadapkan kepada Ayah Kim In Suk (Saya sebut Ketua Kim).
Dengan ketakutan, pria itu terus mengelak, ia tak membunuh putra Ketua Kim. Ketua Kim tahu bahwa pria itu tidak mungkin membunuh putranya. Sesaat kemudian Ketua Kim menjadi geram, “Beraninya kau menggiring putraku kepada kematian.” Ketua Kim langsung mengambil tongkat golf dan menggunakannya untuk memukul pria itu, hingga ia terkapar.
Kembali ke Eun Bi. Eun Bi sudah tampak pasrah. Ia menulungkupkan kepalanya dan mengetuk-ketukkan jarinya diatas meja.
Diluar, Woo Jin diberitahu Penyidik Go bahwa Woo Jin hanya diberi waktu 10 menit untuk mengintrigasi Eun Bi.
Eun Bi langsung terbangun saat mendengar seseorang masuk. Awalnya Eun Bi tak mengingat Woo Jin, namun ia kemudian teringat bahwa ia adalah teman Jaksa yang baru saja mengintrogasinya.
Woo Jin meminta Eun Bi menuruti perkataannya. Ia meminta Eun Bi menutup matanya. Namun Eun Bi tak begitu menghiraukan permintaan Woo Jin. Woo Jin mencoba meyakinkannya, “Joo Eun Bi, disini hanya akulah yang percaya ketidakbersalahanmu. Kau tak membunuh siapapun semalam.” Eun Bi juga yakin bahwa ia tak membunuh siapapun. Dan Woo Jin memintanya untuk percaya padanya. Ia meminta Eun Bi untuk fokus, karena mereka tidak mempunyai banyak waktu.
Tanpa banyak bicara lagi, Eun Bi pun menutup matanya. Woo Jin menatap Eun Bi sambil menekan penanya hingga akhirnya ia masuk dalam ingatan Eun Bi.
Eun Bi sedang berpesta bersama teman-temannya dan pria yang mengaku sebagai kakaknya. Mereka sudah tampak mabuk. Kakak Eun Bi menerima uang dari seseorang.
In Suk ternyata juga ada disana, ia terus menatap Eun Bi dan tampak akan memasukkan obat kedalam minuman mereka. Teman-teman Eun Bi sudah terkapar tak sadarkan diri. Eun Bi masih bisa membuka matanya. In Suk menghampiri Eun Bi yang tampak sudah lemas.
Woo Jin langsung terkejut saat mendengar ucapan In Suk, “Jadi kau tipe gadis yang disukai Woo Jin. Kau tumbuh dengan cantik. Sebelum aku menyerahkanmu pada Cha Woo Jin, kenapa aku tidak duluan mencobanya?”
Dengan kepayahan, Eun Bi berjalan keluar. Dibelakangnya In Suk terus mengejarnya. Ia bahkan juga menampar Eun Bi. Dengan sisa tenaganya, Eun Bi menendangnya dan menghantam wajah In Suk dengan sikunya.
Eun Bi masuk kedalam taksi dan In Suk masih terus berusaha mengejarnya. Tak jauh dari sana, ada seorang kakek dengan tahi lalat besar di pipi kirinya (Kim Man Chul) menyaksikan kejadian itu.
Setelah mengetahui kebenarannya, Woo Jin memberi intruksi, “Sekarang... Setelah kau mendengar dua bunyi klik, kau akan membuka matamu. Seakan baru terbangun dari mimpi.”
Woo Jin menekan penanya dua kali dan Eun Bi langsung membuka matanya. Melihat Woo Jin yang murung, Eun Bi sedih, ia fikir ia benar-benar membunuhnya. Woo Jin menyangkalnya, ia mengatakan bahwa Eun Bi tidak bersalah. Air mata Eun Bi terus menetes, ia memegang tangan Woo Jin, “Aku senang sekali karena aku tidak bersalah. Tidak ada yang percaya padaku.”
Woo Jin mencoba menenangkan Eun Bi. Ia menatap Eun Bi dengan rasa bersalah. Karena ia lah Eun Bi harus mengalami hal ini. Atau mungkin karena Eun Bi adalah gadis yang ada diingatannya.
Woo Jin mencoba membujuk Direktur untuk tidak menetapkan Eun Bi sebagai tersangka. Ia berjanji akan menemukan pelaku yang sebenarnya. Direktur mengingatkan Woo Jin siapa ayah korban yang ternyata adalah Ketua Grup GK, “Bahasa halusnya dalah Ketua. Namun dia lebih menakutkan daripada mafia. Putranya baru saja tewas. Kau tahu artinya? Dia sedang marah besar. Membawa-bawa hati berlarian di jalan. Lalu kita harus bagaimana? Kita tidak boleh membiarkannya keluar ruangan. Ketika hujan turun, seseorang harus pandai-pandai mencari tempat bernaung. Inilah semua. Demi nama baik kantor kita. Kali ini serahkan kasusnya pada Dong Soo, dan kau istirahat saja.”
Bukan Woo Jin namanya jika ia menyerah begitu saja. Woo Jin menghubungi Myung Suk dan meminta bertemu.
Mereka berdua bertemu didalam mobil. Woo Jin merasa aneh dengan orang-orang yang berjaga diluar. Dari Myung Suk Woo Jin tahu bahwa mereka adalah pemburu hadiah. Dan jika Eun Bi keluar, maka Eun Bi akan langsung mati.
Woo Jin bersama Myung Suk datang ketempat Ketua Kim. Disana Ketua Kim sedang bermain golf menggunakan pemukul yang sudah berlumuran darah. Bahkan baju dan wajahnya juga berlumuran darah yang masih segar. Ketua Kim tampak tak terganggu dengan apa yang dikenakannya. Woo Jin juga menatap sekitar, ada banyak helikopter dan penjagaan yang ketat.
Ketua Kim memuji Woo Jin yang datang kesana sendirian. Woo Jin berjanji akan menangkap pembunuh yang sebenarnya. Ketua Kim mengijinkannya, karena itulah yang harus dilakukan Woo Jin demi orang-orang yang membayar kerja Jaksa. Namun saat Woo Jin meminta Ketua Kim untuk tidak mengganggu Eun Bi, Ketua Kim menolaknya, “Jaksa Cha tak perlu repot-repot mengkhawatirkan orang lain. Kau sendiri mengambil peranan besar atas kematian putraku. Kalian tak perlu melakukannya (menangkap pelaku yang sebenarnya). Aku akan menangkapnya sendiri. Selama ada alasan mencurigai mereka, aku akan membunuh mereka. Tidak. Jika ada orang yang mencurigakan, aku akan membunuhnya. Dan juga semua orang disekitar mereka akan mati. Diantara mereka pasti ada pembunuh yang sebenarnya.”
Karena keinginan Ketua Kim yang seperti itu, berapa banyak nantinya yang akan menjadi korban. Apakah 100 orang atau 1000 orang. Yang dilakukan Kejaksaan saat ini adalah membiarkan Eun Bi dipersalahkan. dan kasus akan selesai. Sementara pembunuh yang sebenarnya akan tetap menjadi misteri. Woo Jin pun mengutip kalimat In Suk, “Di dunia ini hanya ada dua jenis manusia. Mereka kawan atau lawan. Dan jangan jadikan aku lawanmu.
Ketua Kim tersenyum mendengar ucapan Woo Jin. Sebenarnya ia tak suka dengan kelakuan putranya yang selalu berbohong. Ia acapkali ingin membunuhnya. Namun sebenarnya, dilubuk hatinya, ia sangat menyayangi putranya. Ketua Kim menahan kesedihannya. Akhirnya ia memberi Woo Jin waktu 48 jam untuk menemukan pembunuh yang sebenarnya. Jika ia tak berhasil menemukannya, maka Eun Bi yang akan mati.
Woo Jin bersama penyidik Go mendatangi apartemen kekasih In Suk yang sudah dibunuh In Suk sebelumnya. Mereka berusaha mencari barang bukti. Woo Jin menemukan foto kekasih In Suk bersama keluarganya, yang mana disana juga ada Kim Man Chul. Woo Jin langsung memerintahkan Penyidik Go untuk memasukkan orang itu dalam daftar pencarian.
Para petugas sudah memulai pencarian mereka dengan menanyai masyarakat sekitar. Bahkan ada juga beberapa pria berjas yang juga menyelidikinya. Dan ditempat lain, Ketua Kim sedang menghubungi seseorang seakan-akan ia memantau penyelidikan.
Dan ternyata Kim Man Chul ada didalam mobil di sebuah terowongan. Ia tampak sedih dan tertekan. Ia menghubungi seseorang dan menanyakan keadaan orang yang dihubunginya, “Apa atasanmu memperlakukanmu dengan baik? Lalu aku harus bagaimana sekarang? Baiklah, aku akan segera menyusulmu.”
Direktur memarahi Woo Jin, karena Woo Jin melakukan sesuatu semaunya sendiri dengan memasukkan orang yang tidak bersalah (Kim Man Chul) dalam daftar pencarian orang tanpa bukti.
Penyidik Go nyelonong masuk keruangan Direktur tanpa mengetuk pintu. Direktur yang sedang kesal juga memarahi Penyidik Go. Namun karena Penyidik Go sedang tergesa-gesa, ia tak begitu memperdulikan kemarahan Direktur. Ia memberitahukan bahwa Kim Man Chul menelpon dan mengakui bahwa ia adalah pelakunya dan akan menyerahkan diri.
Semuanya terkejut kecuali Direktur yang belum tahu siapa Man Chul. Asistennya memberitahunya bahwa Man Chul adalah orang yang disebut Direktur orang yang tidak bersalah.
Penyidik Go mengatakan bahwa Man Chul adalah ayah wanita yang dibunuh In Suk. Direktur yang awalnya marah-marah, langsung bertepuk tangan dan memuji Woo Jin.
Setelah lama menunggu, Man Chul akhirnya datang juga. Seorang petugas menghampirinya dan memintanya mengikutinya. Namun Man Chul tiba-tiba mengeluarkan pistolnya dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu Cha Woo Jin. Petugas yang melihat pistol itu langsung mengangkat kedua tangannya dan berlari ke belakang memberitahukan yang lain bahwa Man Chul membawa pistol. Semua langsung siaga, Woo Jin tampak tenang, sementara Direktur justru yang paling ketakutan. LOL.
Woo Jin tetap melangkahkan kakinya menghampiri Man Chul meskipun Direktur berusaha mencegahnya.
Woo Jin sudah ada didekat Man Chul dan Man Chul mulai bernyanyi, “Di dalam lautanku. Terdapat kesedihan mendalam. Dan tekanan yang tak perlu. Yang menyesak maju.”
Man Chul yakin bahwa Woo Jin tahu lagu itu meskipun orang lain tidak tahu. Awalnya Woo Jin tidak bereaksi, namun setelah Man Chul menyanyikannya lagi, mata Woo Jin mulai berkaca-kaca. Woo Jin mencengkeram kerah baju Man Chul dan menanyakan dari mana Man Chul tahu tentang lagu itu. Man Chul tak menjawabnya dan justru menodongkan pistolnya kearah Woo Jin.
Man Chul menjauhkan pistolnya, “Sekarang aku harus cari rokok dan pergi ke tempat yang harus kudatangi.” Woo Jin masih mencengkeram kerah bajunya dan terus menanyakan dari mana Man Chul tahu tentang lagu itu.
Woo Jin yang tak mampu menahan air matanya, menyaksikan Man Chul yang sudah siap untuk merokok. Ia merasa aneh karena Man Chul membakar kertas untuk menyalakan rokoknya. Ia melihat isi didalam mobil, ada jiligen besar yang berisi bensin penuh.
Man Chul menjatuhkan kertas yang ia bakar. Dan dalam sekejap, mobil itu langsung terbakar. Woo Jin berusaha mengeluarkannya, namun Man Chul tak bereaksi. Penyidik Go yang melihat kejadian itu, langsung menarik Woo Jin supaya tidak ikut terbakar. Tak lama kemudian, mobil itu meledak bahkan sampai terangkat.
Woo Jin menatap kobaran api dihadapannya. Dalam sekejap kilasan ingatan masa lalunya muncul.
Saat terjadi ledakan dihadapannya.
Woo Jin remaja tampak ketakutan melihat sosok wanita yang terus melangkah menghampirinya.
Wajah Woo Jin yang berlumuran darah dan berteriak histeris memanggil seseorang.
Dan kenangan lainnya yang manis bersama Seung Hee. Dan akhirnya Woo Jin mampu mengingat semua kenangan masa lalunya yang selama ini terkunci.
Bersambung ke Episode 2-->
Komentar:
Nampaknya bukan hanya Eun Bi yang dalam bahaya, tapi Woo Jin juga. Siapa saja yang terlibat atas kematian Seung Hee (cinta pertama Woo Jin), masih misterius, apalagi ini masih episode pertama. Apakah benar bahwa kakek itu pelakunya. Tapi, jika Man Suk hanya berniat membunuh In Suk untuk balas dendam atas kematian putrinya, kenapa ia mengetahui lagu yang hanya Woo Jin dan Seung Hee saja yang tahu? Mungkin saja ia melakukan itu atas perintah orang lain. Ia akhirnya mati. Apakah rencana mereka adalah untuk membuat Eun Bi memiliki nasib yang sama dengan Seung Hee yang kematiannya begitu tragis.
Ketua Kim. Mungkinkah ia ada dibalik kecelakaan Woo Jin saat ia remaja dan kematian Seung Hee? Atas alasan apa? Ini baru episode pertama, sepertinya tidak semudah itu kita tahu siapa pelaku dibalik kematian Seung Hee dan kecelakaan yang dialami Woo Jin saat ia masih remaja.
Dan lagi-lagi, kita dihadapkan dengan hukum yang tidak ditegakkan. Sudah jelas ada orang yang begitu kejamnya membantai banyak orang, namun ia tidak diberi hukuman yang setimpal. Apa gunanya hukum kalai gitu, jika rakyat kecil yang terus ditindas dan membiarkan yang kaya bertindak sesuka hatinya? Akan jadi apa negara yang memiliki pemerintahan seperti itu nantinya?