<--Sebelumnya
Hyun Wook menemui Bul Gob dan menanyakan tentang persiapan album Shi Woo. Bul Gob menjelaskan bahwa lagunya akan berdurasi 6 menit lebih beberapa detik, akan tetapi ia belum tahu Shi Woo akan diberi waktu berapa menit untuk penampilannya.
Hyun Wook tak mempermasalhkan hal tersebut dan mengajak Bul Gob untuk mendengarkan suara Shi Woo bersama-sama. Se Na yang baru datang, memilih berada diluar dengan terus menatap Hyun Wook.
Bul Gob keluar karena ia selalu sakit perut saat gugup. Bul Gob memberitahu Se Na bahwa Hyun Wook disana untuk medengarkan suara Shi Woo. Ia langsung pergi karena tidak tahan.
Se Na membuka pintunya dan bertatapan dengan Hyun Wook yang memutar kursinya. Se Na menanyaka apa Hyun Wook tak melihat pesannya. Hyun Wook menimpali, bahwa ia tahu itu. Hyun Wook beralasan bahwa banyak pekerjaan yang harus ia lakukan sebagai Presdir, sehingga ia tak bisa membalasnya.
Se Na merasa sedih. Saat Hyun Wook hendak keluar, Se Na menghentikan langkah Hyun Wook yang sudah ada disampingnya, “Apakah kau menghindariku? Mengapa kau lakukan hal itu jika pada akhirnya kau melakukan ini padaku?” Hyun Wook menghindar, “Apa yang kau fikirkan?”
Saat sampai diluar, Hyun Wook mendapat panggilan yang memintanya datang bersama Se Na. Hyun Wook pun kembali masuk dan mengajak Se Na pergi.
Hae Yoon sudah datang dari Hong Kong. Ia menghubungi Hyun Wook dan mengatakan bahwa ia mempunyai sesuatu untuk Hyun Wook dan akan mengantarkannya. Namun saat ia menatap ke arah luar, ia begitu kecewa saat ia justru melihat Hyun Wook dan Se Na pergi bersama. Bahkan Hyun Wook membukakan pintu mobil untuk Se Na.
Selama pertemuan dengan Kim Tae Woo, Tae Woo meminta Se Na untuk menulis lagu lain untuknya, karena OST yang diterimanya kemarin laris terjual. Kim Tae Woo meminta balada yang manis lagi.
Setelah makan siang, Hyun Wook mengucapkan selamat kepada Se Na karena telah mendapatkan penyanyi yang meminta lagu darinya. Se Na mengucapkan terima kasih dan ingin kembali sendirian karena dia sedang bahagia sampai jantungnya akan meledak. Ia fikir, dirinya tidak bisa berbagi kabahagiaan dengan Hyun Wook saat ini.
Se Na berjalan sendirian, dan tanpa ia sadari, Hyun Wook mengikutinya di belakangnya. Se Na menghampiri penjual syal, Hyun Wook menghampirinya dan memilihkan syal yang lebih manis untuk dipakai Se Na. Mereka keudian menonton musisi jalanan. Karena berdesak-desakan, Se Na terdorong ke belakang sehingga bergitu dekat dengan Hyun Wook. Mereka berdua tampak tegang dan gelisah.
Tiba-tiba hujan mengguyur mereka dan mereka langsung berlari mencari tempat berteduh. Hyun Wook dan Se Na berteduh di bawah tenda di kedai kopi. Hujan begitu deras dan akan lama untuk reda. Hyun Wook meminta Se Na menunggu dan ia akan membawa mobilnya kesana.
Se Na menahannya dan melepaskan mantelnya, “Kau pernah melakukan ini padaku saat terakhir kali.”
Se Na memakaikan mantelnya pada tubuh Hyun Wook. Ia terus memegang kerah mantelnya. Mereka berdua saling menatap. Se Na langsung memberikan kecupan singkat di bibir Hyun Wook.
Se Na mengaku bahwa ia menyukai Hyun Wook, “Kau melakukan itu kemarin. Jadi aku fikir kau juga menyukaiku. Apa aku salah?”
Hyun Wook terdiam sejenak, “Memang benar kau bisa membuatku merasakan sesuatu. Namun hanya sebatas ini yang bisa aku lakukan.”
Se Na menanyakan alasannya. Hyun Wook hanya menjawab, “Karena kau Yoon Se Na.” Se Na tak berkata apa-apa dan langsung melepaskan pegangannya dari mantel yang ia pakaikan di tubuh Hyun Wook.
Hae Yoon merenung di rumahnya dengan hadiah yang belum sempat ia berikan kepada Hyun Wook.
Joo Hong langsung memberikan handuk untuk Se Na yang pulang dengan basah kuyup dan tampak sedih. Se Na bercerita bahwa ia tidak bisa memahami Hyun Wook, “Dia bilang ia tak bisa melakukan hal itu karena aku adalah Yoon Se Na. Sebenarnya ia memiliki pacar, namun pacarnya sudah meninggal. Mungkin ia belum bisa melupakannya.”
Se Na Joo Hong mencoba menghibur Se Na, “Apa kau pernah mendengar lagu ini, ‘Cinta akan berpaling’. Yoon Se Na, dia sekarang memilikimu. Wanita itu sudah tiada. Orang yang sudah mati tidak pernah memiliki kuasa.”
Hyun Wook merenung diruangannya. Hae Yoon datang sambil membawa bingkisan dari Hong Kong untuk Hyun Wook. Hae Yoon meminta Hyun Wook untuk tidak khawatir, karena periapan debut Shi Woo sudah matang. Hae Yoon mengatakan, bahwa selama di Hong Kong ia sudah memikirkan sesuatu, membulatkan tekad untuk suatu hal.
Hyun Wook pergi ke kantor SBC hendak menemui kepala jaringan. Namun ia justru melihat Presdir Lee yang sedang beramah tamah dengan para karyawannya.
Presdir Lee memberitahukan bahwa ia sudah membereskan semuanya. Hyun Wook protes, “Mengapa kau melakukan semua ini saat kau menyerahkan ANA padaku saat ini. Aku yang akan mengurus semuanya.”
Presir Lee menasihati Hyun Wook bahwa semuanya tidak berjalan semudah yang Hyun Wook fikirkan. Hyun Wook tidak akan bisa mengalahkan Jae Young dengan cara Hyun Wook saat ini. Dan aku tidak akan membiarkan anakku satu-satunya kesulitan.
Dong Woo kebali protes, “Apa kau akan terus membantuku.” Presdir Lee melunak, “Aku tidak tahu kapan aku akan mati.”
Jae Young berjalan mendekati Hyun Wook dan Presdier Lee yang sedang berdebat. Presdir Lee hendak memukul Jae Young atas pengkhiaatannya dan alasan atas kelicikannya yang Jae Young bilang meniru dari Presdir Lee. Jae Young dengan berani memegang tangan Presdir Lee sehingga tak mengenai wajahnya.
Jae Young juga menyebut Hyun Wook yang tak mampu bersaing dengannya dan justru berlindung dibelakang ayahnya. Hyun Wook memang diatas Jae Young dalam penulisan lagu, namun belum tentu Hyun Wook berada diatas Jae Yeong dalam menjadi CEO.
Hyun Wook menahan ayahnya yang akan menghajar Jae Young lagi. Jae Young melangkah pergi meninggalkan Presdir Lee dan Hyun Wook yang menahan kesal.
Hyun Wook mengantar Ayahnya ke mobil. Ia meminta ayahnya untuk tidak ikut campur dalam urusan perusahaan. Entah itu buruk dan penuh kelicikan, biar dia sendiri yang menangani. Presdir Lee tahu bahwa Hyun Wook masih marah padanya dan persahabatan dengan Jae Young menjadi buruk karena Soo Eun. Hyun Wook mulai marah, dan meminta Predir Lee untuk tidak membicarakan hal itu lagi.
Se Na mencoba membuat lagu lagi, ia memainkan piano di ruang latihan. Namun ia tak bersemangat dan terus teringat dengan kejadian di taman saat ia memeluk Hyun Wook yang sednag menangis karena Dal Bong sakit dan juga ia teringat saat Hyun Wook menciumnya.
Shi Woo melihat Se Na yang tak bersemangat. Ia menanyakan apa Se Na tidak memiliki lagu yang bahagia. Se Na hampir lupa kalau sebentar lagi Shi Woo akan mengadakan show.
Shi Woo memainkan pianonya dan menyanyi untuk menyemangati dirinya sendiri. Shi Woo melihat Se Na yang tersenyum, “Jangan tersenyum. Kau membuatjantungku berdebar.” Shi Woo mengaku bahwa ia merasa bertambah gugup. Meskipun ia sudah sering diatas panggung, namun kali ini ia benar-benar gugup.
Se Na memainkan lagu genbira untuk menghibur Shi Woo. Shi Woo meminta Se Na memainkan lagi. Kebersamaan mereka dilihat oleh Hyun Wook dari luar. Se Na yang menyadari kehadiran Hyun Wook, hendak mengejar Hyun Wook yang berbalik menjauh. Namun karena ada Shi Woo, ia mengurungkannya.
Shi Woo sudah tiba di studio SBC dan sudah banyak penggemarnya yang menantinya.
Sang Bong terus memotivasi Shi Woo sambil berjalan ke ruangan mereka. Sang Bong melihat ruangan Infinite Power yang lebih bagus dari milik Shi Woo. Shi Woo menoak tawaran Sang Bong untuk menyapa mantan rekannya di Infinite Power.
Jae Young keluar dari ruangan Infinite Power dan menyapa Shi Woo. Awalnya ia memuji penampilan Shi Woo yang semakin menarik. Setelahnya, ia menjatuhkan mental Shi Woo. Jae Young tahu bahwa Shi Woo terlihat kaku dan gugup.
Shi Woo melihat panggung yang akan ia gunakan untuk tampil nantinya. Ia terlihat sangat gugup. Hyun Wook menghampirinya dan memberinya permen. Shi Woo yang awalnya menolak, karena Hyun Wook mengatakan bahwa ia juga akan memakannya, akhirnya ia merebut permen yang sudah dibuka Hyun Wook dan memakannya. Hyun Wook memberi motivasi pada Shi Woo supaya tetap rileks.
Bersambung ke Part 3-->