PS: Untuk semua gambar yang ada hanyalah imajinasi liar saya sendiri.
Sudah lama Jalal menuggu saat seperti ini.
Itu adalah hari yang paling menyedihkan bagi Amer. Seluruh Amer dipenuhi dengan api di mana-mana. Tentara Sharrifuddin membakar seluruh Amer. Di istana semua wanita siap melakukan Johar untuk menyelamatkan martabat dan kehormatan mereka. Mereka tak tahu bagaimana kondisi Raja Bharmal dan semua anak-anaknya setelah ditangkap. Ibu Suri menginstruksikan semua orang untuk bersiap-siap untuk Johar dengan senjata dalam keadaan darurat. Kesedihan, rasa sakit dan ketakutan melanda dimana-mana. Itu adalah hari yang mengerikan bagi Jodha. Perang ini terjadi begitu tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan. Ini adalah tindakan Mughal yang sangat menyakitkan. Ini bertentangan dengan aturan perang. Bahwa dilarang menyerang siapapun tanpa pemberitahuan.
Jalal sedang duduk di atas tahta ketika Raja Bharmal dibawa ke pengadilan.
Dengan seringai kemenangan Jalal berkata "Raja Bharmal, selamat datang ke pengadilan Mughal. Katakan apa yang bisa aku bantu?"
Raja Bharmal menurunkan matanya sejenak, kemudian setelah jeda panjang sambil menghela napas dalam-dalam keluar jawabnya. Dengan tatapan lurus penuh martabat dia menjawab "Sultan, sesuai aturan perang, Raja tidak boleh ditangkap setelah menyerahkan diri. Aku ingin kau untuk melepaskan aku dan semua putraku dengan penuh penghormatan.”
Jalal dengan nada manipulatif bertanya "Apa tebusannya, Raja Bharmal?"
Bharmal terjekut dengan jawaban itu. Dia sudah memenangkan Amer, apa lagi yang dia inginkan? Raja Bharmal dengan nada bingung menjawab "Sultan Hindustan, kau telah mengambil semuanya, kau juga telah mengambil kerajaanku. Apa lagi yang bisa aku berikan padamu? Apa yang kau inginkan dari aku?"
Jalal menyeringai pada Raja Bharmal dan dalam nada keras menjawab dengan satu kata "Jodha."
Bersambung ke Chapter 4-->
Written by Bhavini Shah