Penulis: Shenazzahra
Jam ditangan Jalal menunjukan pukul 5 sore... Nampak kekhawatiran di wajah nya, Jalal bergegas dari satu ruangan keruangan lainnya dengan penuh kecemasan ditanyai semua orang yang berpapasan dengan nya.. namun mereka hanya menggelengkan kepala sambil menunduk penuh hormat..
Setengah jam sudah Jalal keluar masuk lift menyusuri tiap lantai di gedung Tajmahl corp. mulai dari ruang meeting, lobby, kantin, tempat parkir, sampai mass.. namun sepertinya tak ada tanda2 orang yang dicarinya..dia kembali lagi keruang kerja, duduk lemas dikursi, mukanya nampak pucat, bukan karena energi yang terkuras, tapi lemas karena separuh hatinya hilang..
Ruk yang masih berada diruang kerja menghampiri Jalal sambil menyerahkan segelas penuh air putih, nampak dia berusaha menunjukan rasa empati.. "ketemu?" tanya Ruk.. "tidak" jawab Jalal tanpa gairah, tangannya menyambut gelas dari Ruk.. "terima kasih"
Ruk duduk didepan Jalal, sempat terbersit dalam hatinya untuk memperkeruh suasana,,, "ini kesempatanmu Ruk' .. 'jangan kau bukan wanita picik' .. 'kalau kau ingin mendapatkan cintanya kau harus berjuang dengan sportif, bukan dengan sikap pengecut".. terdengar pergolakan hati Ruk... "kau sudah hubungi rumah?" tanya Ruk lagi, membuat Jalal tersadar sambil menepuk jidatnya "oh iya... kau mengingatkanku.. aku pulang dulu.. makasih saranya Ruk" ucap Jalal sambil bergegas dengan langkah cepatnya menuju tempat parkir...
Jalal melaju mobilnya dengan kecepatan maksimal agar dapat sesegera mungkin sampai dirumah. Saat Azan maghrib bersamaan dengan suara mobil Jalal yang memasuki garasi.. membuat Maham Angga tergopoh2 membukakan pintu untuk tuannya.. "Bi.. Jodha sudah pulang????!" tanya Jalal dengan muka penuh harap.. Maham nampak keheranan.. "bukanya nona bersama tuan???!"...
harapannya sirna, hatinya hancur, jiwanya semakin merana..dengan gontai dia berjalan menuju kamarnya.. namun akal sehat masih mampu mengalahkan kegalauan dihatinya, untuk segera memenuhi panggilan Robb nya shalat.
Jalal mengambil air wudhu,,, sensasi air suci yang membasahi mukanya serasa melahirkan energi baru,kesadaran jiwanya kembali pulih, kesegar mulai menyelusupi hatinya.. Jalal menggelarkan sajadah.. berdiri berkomunikasi dengan Robb nya dengan khusu.. sujud2 sujudnya yang panjang menguatkan kembali getaran2 ruhiyah di qolbunya... selesai shalat Jalal mengadukan kegundhan hatinya pada zat yang Maha Hidup, Zat yang Maha Mengetahi hingga tak ada lagi satu rahasiahpun yang tersembunyi darinya, zat yang Maha Memelihara semua Makhluknya.. "ya Robb,, ya Ghofur.. ampuni aku yang mulai lalai dengan cintamu... yang mulai menggeser cinta Mu dengan cinta makhluk mu.. yang terlena mengejar ambisi dunia..hingga aku abai akan ketaatanku"
Jalal meraih mushaf Al Qur'an.. dibukanya teman yang selalu menemaninya dalam segala kondisi..surat Ar Rahman terdengar begitu syahdu dari mulut suci sang ikhwan pilihan... setelah ayat ke 13.. Jalal menghentikan bacaannya.. "fabiayyi aalaaaai robbikumaa tukadzibaan.. maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?????!" membuat Jalal terhenyak, ayat itu menohok hatinya... membuatnya sadar betapa dirinya mulai menjauh dari zat yang Maha Memiliki cinta.. Jalal tersungkur dalam sujudnya memohon ampunan... ya Robb ini yang terjadi ketika Engkau cemburu.. menyentilku dengan sedikit sentilan rasa kehilangan yang begitu menggalaukan hatiku.. ampuni aku ya Alloh"
Tiba2 terdengar suara pintu kamar dibuka #klek Jalal tebangun dari sujudnya, menyeka sisa airmatanya..menoleh kesumber suara.. dengan setengah terpekik "Jodha" kebahagiaan nampak sekali diwajahnya..
Jalal menghambur memeluk istri tercintanya dengan erat seolah takut ditinggal lagi,dikecup penuh sayang kening wanita yang jd belahan jiwanya.."Jodha kau memana saja? HP mu tdk aktif.. kau tau mas begitu mencemaskanmu sayang" Jodha hanya mematung, tanpa reaksi.. kaget dan aneh dengan apa yang dilakukan suaminya.
Jodha mencoba melonggarkan pelukan suaminya, menuntun tangan Jalal, mengajaknya untuk duduk dipinggir tempat tidur.. sambil menggenggam erat tangan suaminya Jodha berkata "afwan mas.. aku telah membuatmu khawatir... tadi aku ngobrol banyak hal dengan kak Halimah,, waktu aku mau menghubungimu HP ku mati, semalam aku juga lupa ngecas powerbank, saking asyiknya kami mengobrol sampai aku lupa pinjem HP kak Halimah unk mengabarimu... saat mau pulang, kak Halimah memaksaku untuk makan malam dirumahnya.. hingga aku tidak bisa menolaknya.. sekali lagi afwan mas, maukah kau mema'afkanku.. aku tau telah melakukan sebuah dosa karena pergi tanpa berbekal izin suami"...rasa bersalah menggelayuti wajah Jodha..
Jalal meraih kepala Jodha dan menyandarkan pada bahunya (inget yang belum punya bahu untuk bersandar masih ada lantai untuk bersujud... yang sudah punya suami cukup bahu suaminya saja yang dipake nyandar jangan cari bahu tetangga ya hehehe intermezo)... "tanpa kau minta pun aku telah mema'afkanmu sayang... asal jangan kau ulangi lagi" jawab Jalal sambil mengecup kening istrinya dengan penuh cinta, rasa damai mulai menyelusup dalam hati kedua insan yang telah Alloh satukan dalam sebuah perjanjian agung Mitsaqon Gholidzan... hingga HP Jalal tiba2 berdering, membuat Jalal melepaskan pelukan istrinya,, ternyata adiknya Jalal Dewi Bano menelephon... "assalamu'alaikum mas.. ibu sakit.. kau harus segera pulang ke Malang secepatnya.. malam ini juga,, sekarang aku dirumah sakit bersama ibu, mas dokter memanggil aku tutup dulu ya"
Jalal tak sempat berbicara apa pun pada adiknya.. muka Jalal kembali cemas.. "Jodha ibu sakit.. malam ini juga mas harus segera pulang ke Malang.. sebenarnya mas ingin sekali ngobral banyak hal dengan mu tentang kita... ku mohon mengertilah.. kau tau kan seoarang anak laki2 meski sudah menikah dia tetap harus menomor satukan ibunya... beda dengan wanita bila sudah menikah harus menomor satuka suaminya bahkan dengan orang tuanya sekalipun" Jalal berusaha memberi pengertian.
Jodha menatap penuh kelembutan pada Suaminya sambil berkata "aku mengerti mas, andai besok tidak ada meeting yang sangat penting dengan klien, tentu aku akan ikut menemanimu ke Malang mas,. Saat ini ibu lebih membutuhkanmu daripada diriku. Aku mengizinkanmu sayang, pergilah"
Jalal menghampiri Jodha, memeluk dan mencium kening sang istri tercinta dengan rasa terharu. "syukron sayangku, kau mau mengerti" ucap Jalal. Jodha pun membalas "tapi mas, kau harus makan dulu yah. Insiden tadi membuatmu lupa makan kan?" Jalal mengangguk sambil tersenyum malu karena kelakuannya tadi.
Jodha mengambilkan makanan untuk suaminya, "aku suapin yah mas?" kata Jodha. Jalal menjawab "tentu saja kalau itu tak merepotkanmu sayang" Jalal pun membuka mulutnya, "kamu juga harus makan sayang.. " Jodha menyela "eits, ti-dak bo-leh ma-kan sam-bil bica-ra. Itu yang kau katakan dulu, waktu kita pertama kali makan bersama"
Perkataanya membuatnya mengenang kembali masa-masa dimana ia mulai tertarik pada sosok ikhwan yang sekarang telah menjadi suaminya. "mas, sampai sekarang, terkadang aku masih tak percaya. Bahwa kamu memilih aku menjadi istrimu. Padahal banyak akhwat-akhwat shaleha dan gadis-gadis cantik nan seksi yang antri ingin mendapatkanmu." Jalal pun tersenyum sambil mengacak-acak rambut Jodha ia berkata "kau tahu kenapa Jodha? Karena kau adalah tulang rusukku sayang" jawab Jalal, keduanya menjadi tersipu. Jalal melanjutkan "sayang, kau harus makan juga ya. Sekarang gliran aku yang nyuapin. Kau tahu? Rasulullah saw sering minum digelas yang sama dengan Aisyah. Begitupun selayaknya yang dilakukan suami istri, makan ditempat yang sama akan membuat pasangan terhindar dari gangguang sihir, Jodha. Itu kata Rasulullah" Jodha menjawab "benarkah? Sungguh mas?" lalu dengan antusias ia membuka mulutnya. Jalal mengangguk mengiyakan.
Jodha membantu menyiapkan perbekalan Jalal, mulai dari handuk, baju ganti, dan perlengkapan mandi. Sedangkan Jalal sibuk berganti pakaian. Rencananya Jalal ke Malang naik kereta malam biar bisa istirahat dijalan.
Setelah semuanya beres, Jodha mendekati Jalal menggantungkan tangannya ke leher Jalal. Jalal menautkan keningnya dengan kening Jodha, memeluk pinggangnya. Jodha berbisik "mas, ini pertama kalinya setelah kita menikah aku tidur tanpa ditemani kamu. Pasti aku akan sulit menjalaninya, tapi sekali lagi ibu lebih penting. Aku bukan istri posesif yang mengekang suaminya meski sebenarnya aku sangat merindukanmu mas"
Jalal tersenyum sambil berkata "iya Jodha. Sebenarnya mas pun ingin bercengkrama dengan mu. Berbicara bnyak hal tentang kita, tentang masa depan kita. Kau harus sabar menunggu kepulanganku ya. Nanti setelah pulang aku akan menghabiskan banyak waktu bersamamu. Sekarang kau harus tidur sendirian tanpa mas mu. Mas harus pergi sekarang." Jalal mempererat pelukannya, membelai wajah istrinya yang telah banjir air mata. Jodha segera membenamkan kepalanya didada bidang suaminya, menyelusup diantara kedua lengan kekar sang suami tercinta, seolah enggan untuk berpisah.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Jam tangan milik mas Bawel menunjukkan pukul 23.00. Dia duduk disamping seorang lelaki paruh bayah disebuah gerbong kereta api. Tak lama kemudian, Hp Samsung S4 miliknya berbunyi. Sebuah sms masuk dan tertera nama pengirimnya dilayar yaitu 'Bidadari surgaku'
**chat sms antara mas bawel dan Jodha.***
Jodha : mas.. ?
Jalal : iya sayang. . .
Jodha : aku gak bisa tidur.
Jalal : kenapa??
Jodha : aku kangen,
Jalal jadi mesam mesem sendiri, ia pun mengetik sms
Jalal : mas juga kangen, ,
Jodha : duduk sama siapa?
Jalal : sama kakek2
Jodha : Alhamdulillah., sekarang aku bisa tidur nyenyak.
Jalal : Ok, miss u honey. Uhibukkifillah.
Jodha : iya, , Uhibukki Fillah, hati-hati yah sayang.. Mmuaach.
Bersambung ke Part 21