Semua orang di istana membicarakan kedatangan Mirza Hakim. Ruqaiya sangat senang mendengat kedatangnnya.
Ratu Salima memberitahu Rahim bahwa Mirza Hakim adalah adik Jalal yang berarti dia adalah paman Rahim.
Ratu Hamida juga sangat senang dengan berita kedatangannya. Begitu juga dengan Gubaldan dan JijiAnga yang sama senangnya.
Maksood sudah tahu bahwa Benazir di istana untuk menjalankan tugas rahasia. Ia memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan kemauannya. Ia membuat penawaran, ia tidak akan memberitahukan kepada Raja tentang kebenarannya jika Benazir mau tidur bersamanya selama satu malam.
Ratu Salima yang awalnya mencari Rahim, ia bertemu dengan Jodha di taman. Jodha merasa kesal dengan peristiwa di Meena Bazar dan menilai keputusan Jalal tidak adil. Seperti biasa, selalu ada nasihat dari Salima untuk Jodha meskipun Jodha mengatakan bahwa pernikahannya dengan Jalal bukanlah pernikahan biasa. “Yang penting kalian saling menerima. Tapi ini adalah tugas istri, agar dia bisa diterima. Ratu Jodha, semua ini tergantung pada sang istri. Bagaimana dia bisa menyesuaikan diri dengan budaya suaminya. Ini tugas seorang istri Ratu Jodha. Dan kau adalah wanita yang pengertian. Tentu akan sangat mudah bagimu untuk menjalankan menjalankan peranmu sebagai istri. Karena akan mudah menerima sesuatu, jika kau memahami mereka.” Salima menambahkan, “Tidak akan ada yang abadi. Bahkan kemarahan Yang Mulia tidak akan berlangsung selamanya. Kedepan, perbedaan diantara kalian akan semakin terkikis. Aku akan selalu berdoa untuk kalian berdua.”
Zakira menemui Jalal karena dipanggil Jalal. Zakira gemaatr mengira bahwa Jalal sudah mengetahui kebenarannya. Saai ia sadar bahwa Jalal belum mengetahuinya, ia beralasan bahwa ia gemetar karena berhadapan langsung dengan Raja.
Jalal tak begitu memperdulikannya. Ia memberitahukan alasan menagpa ia memanggil Zakira. Jalal memberitahu Zakira tentang kedatangan Mirza Hakim dan berharap Benazir akan berpenampilan istimewa untuk menyambut kedatangannya. Zakira berkata bahwa Benazir sedang demam sejak semalan, dan untuk dua hari kedepan ia yakin kondisinya akan membaik.
Jalal senang mendengar berita sakitnya Benazir dan akan memanfaatkannya.
Kelucuan kembali muncul dari Javeda. Ia menutup wajahnya dengan Ghoongat dan mengurung dirinya di kamar. Maham Anga kesal karena Javeda tak memenuhi panggilannya dan akhirnya ia harus pergi ke kamar Javeda. Maham Anga shock melihat wajah Javeda yang berantakan. Resham yang melihatnya juga tak dapat menahan keterkejutannya.
Maham Anga semakin terkejut saat mengetahui bahwa banyak wanita yang menggunakan lulur kecantikan yang sama dengan yang digunakan Javeda.
Jalal pergi ke kamar Jodha dan menyuruhnya untuk membuatkan ramuan untuk Benazir. Ia sangat menikmati kecemburuan Jodha dan ia menunggui Jodha yang membuat obatnay dengan kesal.
Jodha memperingatkan Jalal bahwa ia tidak boleh memberikan patung Krisna kepada Benazir karena Jalal sanagt suka memberikan sesutau kepada Benazir. Jalal menimpali, “Tenang saja ratu Jodha. Lagi pula untuk apa bulu merak dan seruling untuk Benazir.”
Jalal memberitahu Jodha tentang kedatangan Mirza hakim dan memintanya untuk ikut menyambutnya karena ia adalah adik ipar Jodha. Jodha sesaat tersenyum namun Jalal kembali membuatnya kesal karena lagi-lagi ia menyuruhnya untuk segera membuatkan obat untuk Benazir.
Semua orang menyambut kedatangan Mirza Hakim dengan bahagia termasuk Maham Anga.
Mirza Hakim memberi salam kepada Hamida, Jalal, Maham Anga, Ruqaiya, Salima. Namun ia menyentuh kaki Jodha sebagai penghormatannya. Jodha terkejut sekaligus senang dengan sikap Mirza Hakim yang begitu tahu tentang kebiasaan Rajput. Jalal dan Mansigh yang melihatnya pun juga ikut senang.
Setelah melakukan pooja, Jodha menghampiri Moti yang sedang menumbuk obatnya. Salima datang ke ruangannya namun Jodha masih melanjutkan kegiatannya dan mengambil alih pekerjaan Moti karena Moti tidak menumbuknya dengan lembut.
Terjadi perbincangan kakak beradik antara Jodha dan Salima. Kali ini Salima yang berbagi dengan Jodha. “Ratu Jodha, aku dulu sangat cemburu dengan Ibunya Rahim, Mewati. Aku selalu berfikir bahwa Bhairam Khan lebih mencintainya daripada aku. Saat dia hendak meninggal, dia memanggilku untuk menyerahkan tanggung jawab Rahim padaku. Aku bertanya kepadanya, kenapa diserahkan padaku padahal aku cemburu padanya. Saat itu, dia tersenyum dan menajwab, bahwa apa yang aku sebut cemburu, adalah cintaku yang sebenarnya pada Bhairam Khan. Aku mencintainya sebanyak dirinya. Sering kali, cemburu tumbuh karena cinta. Dimana ada cinta, disitu ada cemburu. Kau boleh marah kepada orang yang kau cintai, tapi kau tak boleh cemburu.”
Moti tertawa saat Salima meminta penguatan darinya. Jodha memarahinya karena Moti berfikir dirinya cemburu. Moti menimpali bahwa ia tak mengatakannya, namun Salima yang mengatakan bahwa cemburu itu datang karena cinta sedangkan Jodha tak mencintai Jalal. Ia menyingkirkan alu dan lumpang yang semakin hancur karena digunakan untuk pelampiasan kemarahan Jodha.
Jodha tak berkata apa-apa lagi. Ia terdiam dan tampak memikirkan ucapan Salima.
Sinopsis Episode yang lain >klik disini<