Written by BhaviniShah
Translate by Chusnianti
Jalal sangat merasa bersalah dan juga merasakan sakit yang sangat, sehingga kata-kata Jodha tak mencapai telinganya. Dia berkata dengan tegas dan dengan nada serius, “Jodha, aku harus pergi... lepaskan tanganku sekarang.”
Jodha yang keras kepala menjawab dalam nada tebal, "Tidak.... Kau tidak bisa meninggalkan aku sekarang... Shahenshah, aku ingin Kau bersamaku." Dia mendakapnya dari belakang dan berbisik di telinganya... "Jalal, aku mencintaimu dan aku ingin menciummu." Dengan cepat Jodha berpindah ke depan Jalal dan menangkupkan wajahnya dengan kedua tangannya.
Jalal menurunkan pandangannya dan berkata dalam nada lemah, "Jodha, biarkan aku pergi... Aku butuh waktu untuk sendiri."
"Terlebih dulu Kau harus menciumku baru aku akan membiarkanmu pergi." Jodha berkata dengan manja.
Akhirnya, Jalal memandang wajahnya dan memalingkan kepalanya kesamping, ia sedikit tersenyum, “Kau terlalu keras kepala Jodha.”
Jodha melingkarkan tangannya di leher Jalal dan mencium pipinya dan berbisik, "Terima kasih telah berdiri disampingku. Apakah Kau tahu Kau menunjukkan cintamu dan kepedulianmu untukku di depan begum lain... itu membuat aku merasa keluar dari dunia ini... Aku merasa bahwa aku Ratu di hatimu. Tiba-tiba aku merasa seperti orang yang sangat penting dalam hidupmu. Jalal ini adalah momen yang sangat berharga dalam hidupku dan aku ingin berbagi denganmu. Aku sangat menyayangimu... Aku tidak bisa menjelaskannya dalam kata-kata...”
Kemarahan dan rasa bersalah Jalal benar-benar mencair. Ia menatap Jodha dan menjawab dalam nada serius, "Aku juga mencintaimu Jodha dan aku benar-benar menyesal atas apa telah terjadi sejauh ini tetapi percayalah padaku, hal ini tidak akan pernah terjadi lagi dan tidak akan pernah ada lagi seorang pun akan berani untuk berbicara denganmu seperti. Aku berjanji bahwa aku akan selalu berdiri bersamamu dan melindungimu" Jalal membelai wajahnya dengan penuh cinta dan rasa bersalah. Lalu dia mencium dahinya dengan kasih dan kepedulian... kemudian perlahan-lahan dan lembut mencium pipinya. Keduanya saling memandang dengan cinta abadi, kemudian bibir mereka menyentuh dengan penuh gairah dan kasih sayang. ***Dan sepertinya tidak dapat dipungkiri bahwa para pembaca senyam senyum sendiri saat ini...^0^***
Hamidah dan Jiji Anga membicarakan tentang Jodha dan Jalal, bagaimana kehidupan mereka yang berliku-liku. Keduanya sangat mengkhawatirkan Jodha karena kejadian tadi malam.
Hamidah dengan sedih berkata, "Aku tidak memiliki harapan yang tersisa untuk Jalal. Dia telah sangat menyakiti Jodha, aku tidak pernah berpikir dia akan memaafkannya untuk ini... Dia telah berjanji pada Jodha untuk malam pertama mereka bersama-sama... memberikan mimpinya, tapi dia tidak muncul... Jodha sangat bahagia ketika dia mengatakan tentang malam pertama mereka dan aku tidak bisa menghadapi dia lagi... dia telah mengkhianati kepercayaan Jodha... Aku tidak akan mengampuni Jalal atas kekejaman ini pada Jodha..."
Jiji Anga: “Jangan sampai kau kehilangan harapanmu, aku sangat yakin suatu saat Jodha akan memenangkan hati Jalal dengan sifatnya yang tulus dan ilahi... Jodha tidak menginginkan apa-apa... ia sangat berbeda dari orang lain, dia benar-benar layak untuk menjadi ratu Shahenshah. Rukaiya adalah sahabat Jalal dan politikus yang baik tetapi dia lebih mencintai kekuasaan daripada Jalal. Aku merasa kadang-kadang Jalal kesepian dalam kerumunan para ratunya..."
Pelayan datang memberitahu bahwa Shahenshah telah kembali dan dia telah mengumumkan pertemuan mendesak di Diwan e Khaas dalam satu jam dan telah memerintahkan semua penghuni harem untuk hadir. Saat itu sudah akhir malam... mereka berdua sempat terkejut dengan pertemuan mendesak malam ini dengan semua perempuan harem dan administrator.
Hoshiyaar memberitahu Rukaiyya bahwa Shahenshah membawa Jodha begum dalam pelukannya di depan begums lain dan membawanya ke kamar pribadinya.
Rukaiyya berteriak dengan marah, "Mengapa Kau memberitahu aku semua ini? Aku tidak ingin tahu apa yang dilakukan Jalal dengan ratunya yang lain. Ia datang ke kamarku kemarin malam dan membuktikan bahwa aku adalah orang yang paling penting dalam hidupnya. Dia menunjukkan tempat Jodha yang sebenarnya, aku tidak peduli jika Jalal tidur dengannya dan telah bersenang-senang dengannya... Dia akan segera bosan dan aku yakin sekali dia tidur dengannya dan menghabiskan waktu dengan dia selama beberapa hari, segera Jodha akan menghilang dari hidupnya... Aku senang mereka datang dekat sekarang, Jalal akan segera lepas dari pesonanya. Dia telah sangat menyusahkanku... Aku akan memberikan pelajaran pada Rajvanshi itu.”
Hoshiyaar juga menginformasikan kepadanya tentang pertemuan mendadak di Diwan e Khaas. Rukaiya juga terkejut mendengar bahwa ada pertemuan selarut ini. Apa itu sangat penting hingga Jalal tidak bisa menunggu sampai pagi?
Jalal memanggil Abdul ke ruangannya dan menanyaka apa dia menemukan petunjuk tentang surat itu.
Abdul: “Shahenshah, sejauh ini kami belum menemukan petunjuk yang cukup, tidak ada pekerja di Istana ini yang tulisan tangannya cocok dengan huruf...”
Jalal bertanya lebih lanjut, "Apakah Kau sudah mencocokan tulisan tangan surat itu dengan Badi Ami dan Rukaiya..."
Abdul: "Ya, saya akan melakukannya..."
"Oh baiklah... Kita akan menemukan pelakunya bagaimanapun caranya..." kemudian Jalal bertanya... "Bagaimana dengan penjaga gerbang?"
"Shahenshah, saya telah mengirimkan agen untuk menemukan mereka... Saya berharap, kita akan segera mendapatkan keberhasilan... Penjaga gerbang dapat memberitahu kita siapa yang mengalihkan mereka dari tugas mereka pada malam itu tapi yang mengejutkan empat dari mereka tiga sudah meninggal. Ada sesuatu yang mencurigakan yang terjadi di dalam istana, yang tidak menyukai Jodha begum dan ingin membuat kalian berdua terpisah... Masalahnya ada banyak dari mereka yang tidak menyukai Jodha Begum karena ia Rajvanshi, begitu sulit untuk menemukan mereka..."
"Abdul, kemarin malam, aku pergi ke ruangan Badi Ammi sebelum Rukaiya begum dan aku minum minuman yang diberikan Badi Ammi dan kemudian aku pergi ke kamar Rukaiya begum... Setelah minum aku merasa agak berat saat pergi menuju ruangan Rukaiya begum tapi aku mengabaikannya... Aku juga ingin Kau untuk menanyakan hal itu pada Hakim Sahiba. Aku yakin itu hanya keraguanku, dia tidak pernah melakukan itu tapi ini adalah masalah bagi Jodha jadi aku tidak ingin membiarkannya pergi tapi pastikan apapun yang Kau perbuat, harus berhati-hati, aku tidak ingin menempatkan menuduh badi ammi kecuali jika kita memiliki bukti yang kuat.
**Diwan E Khaas**
Hamidah, Atgha sahib, Adham, Shariffudin, Jiji Anga, Maham, Rukaiya begum, Salima, Pinaz dan semua begums Harem dan banyak administrator yang hadir. Seluruh darbar penuh dengan orang... Setiap orang terkejut termasuk Atgha sahib... Hanya Jodha dan Jalal yang belum ada di Diwan e Khaas... Tidak satupun dari mereka menyadari bahwa Jodha tidak ada... Jodha tidak diberitahu tentang rapat mendesak di DWK... Pada saat pengumuman dia sedang mandi di hamam...
Pengumun kedatangan Jalal diserukan... "Ba adab, ba mulahiza hoshiyar shahenshah e hind pad haar rahi hai"
Jalal memasuki DWK dengan senyuman dan terlihat ceria... Dia tampak sangat senang, untuk pertama kali ia berhenti di dekat hamidah dan memberikan hormat melakukan addab kemudian melihat seluruh darbar, matanya sedang mencari Jodha...
Dia duduk di takhtanya dan berterima kasih kepada semua orang karena telah datang ke DWK larut malam kemudian ia bertanya "(Hamida banoo)... ammi Jaan, Jodha begum diundang untuk pertemuan ini... Mengapa dia tidak di sini?"
Hamidah tiba-tiba menyadari Jodha tidak... dia berpikir, Jalal menyakiti Jodha sehingga dia masih sedih dan itulah sebabnya kenapa dia tidak datang untuk pertemuan ini dan sekarang Jalal akan mempermalukan dia karena tidak mengikuti aturan-Nya di depan banyak orang. Hamidah bangkit dari kursinya dan berjalan mendekati Jalal dan berbisik "Jalal, Kau kau telah mempermalukan dia kemarin malam... Aku mohon, Kau jangan menyakiti dia lagi. Dia mungkin merasa canggung setelah insiden kemarin sehingga dia tidak hadir."
Jalal tak menjawab Hamida dan hanya memberikan senyuman kecil.. Hamidah menatap dia dengan tatapan marah dan berjalan kembali ke kursinya.
Rukaiya dengan marah bangkit dari kursinya dan dengan keras berkata dalam nada mengeluh, "Shahenshah, ini sudah melewati batas... Berapa kali dia akan menghina Kesultanan Mughal? Ketika ada pengumuman dibuat untuk semua orang untuk menghadiri DWK, bagaimana dia berani tidak datang di sini... Rajvanshi ini harus mendapatkan pelajaran dariku... Kau telah menunjukkan bahwa dia tidaklah penting dan sekarang dia berpikir bahwa dia adalah ratu kepala... Shahenshah, jangan khawatir aku akan memberi dia sebuah pelajaran dan tata krama. "
Jalal terguncang dengan perilaku Rukaiya ... Dia tahu bahwa dia sedikit cemburu padanya tetapi ia ada indikasi bahwa Rukaiya juga memperlakukan dia seperti dasi...
Jalal dengan penuh kebencian memandangnya kemudian dia mengangkat tangannya dan memberikan supaya dia berhenti... matanya berubah gelap dan penuh dengan kemarahan... Rukaiya terkejut dengan perilaku kasar Jalal terhadapnya...
Jalal memerintahkan pelayannya untuk membawa Jodha ke Diwan e Khaas dengan hormat... Kemudian ia memberikan pengumuman dengan nada otoritatif keras "Dwk akan melanjutkan persidangan ketika Begum Jodha tiba."
Seluruh orang di Diwan sedang menunggu kedatangan Jodha... Rukaiya marah karena Jalal memberikan keistimewaan pada Jodha... Hamida terkejut dengan perubahan yang mendadak dalam perilaku Jalal... Semua orang tahu ada sesuatu yang besar yang terjadi... Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai kehilangan kesabaran mereka... Sepuluh menit berlalu tapi Jalal masih menunggu Jodha dengan tenang... Dia merasa senang melihat semua yang ada diwan sedang menunggu Jodha... Dia ingin semua orang memahami nilai-nya...
Akhirnya... Pengumuman dibuat untuk kedatangan Jodha... Ekspresi wajah Jalal berubah gembira dan bahagia... Hamidah merasa lega melihat Jalal gembira... ia jelas tahu, Jalal benar-benar jatuh cinta pada Jodha...
Jodha gugup melihat begitu banyak orang di DWK dan menunggu kedatangannya... detak jantungnya berdetak cepat... Dia gemetar tapi dia mengumpulkan keberanian dan dengan senyum kecil ia disambut dengan hormat, "Pranam Shahenshah, maafkan aku atas keterlambatanku. Aku tidak tahu ada rapat mendesak ini."
Jalal bisa merasakan nada tegang darinya, ia dengan ramah tersenyum untuk menenangkan Jodha... Jodha berjalan ke tempat duduknya didekat Salima dan Rukaiya duduk... Rukaiya menatap Jodha dengan kesal dan Jalal melihat hal itu...
Akhirnya Jalal memulai sidang tersebut... "Tujuan dari pertemuan mendesak ini adalah untuk berbagi kebahagiaanku dengan semua orang..." Dia berhenti untuk melihat reaksi semua orang dengan suara nyaring dan kuat, "Jalaluddin Muhammad telaj jatuh cinta..." dan dia berhenti lagi untuk melihat reaksi semua orang... Semua orang shock... Untuk beberapa detik ada keheningan dan beberapa detik kemudian tiba-tiba seluruh lapangan diisi dengan suara gumaman... Ia mulai lagi sambil tersenyum dan memandang Jodha... "Aku jatuh cinta pada Jodha begum... Jalaluddin Mohammad yang selalu menyatakan bahwa aku tidak memiliki hati tapi hari ini dengan bangga aku mengatakan bahwa aku mencintai Jodha begum... Dia tidak bersalah, keberanian dan kemurniannya telah memenangkan hatiku..."
Jodha sangat terkejut... Dia tidak pernah membayangkan bahwa Jalal benar-benar akan menyatakan perasaannya di DWK... Pipinya berubah merah... Seluruh wajahnya tersipu... ia sangat malu dengan pengumuman tiba-tiba di depan begitu banyak orang. Dia tidak bisa mengangkat matanya untuk melihat reaksi semua orang... Dia merasa seperti Pengantin yang baru menikah... Dia mencoba untuk menyembunyikan kegembiraannya namun tak bisa mengendalikan blush nya, dia menarik nafas dalam-dalam, kata-kata Jalal bergema di telinga dan hatinya... Seluruh tubuhnya merasa mati rasa, kupu-kupu mulai menari di perutnya... Kakinya merasa mati rasa dalam kegembiraan... Air mata menetes karena kebahagiaan tak terduga...
Rukaiya trauma mendengar pengumuman ini di DWK... Dia tidak pernah berpikir dalam mimpinya bahwa Jalal akan melakukan semua ini... Seluruh tubuhnya terbakar dari kepala sampai kaki... Dia memandang Jodha dengan penuh kemarahan...
Hamidah dan Jiji Anga menangis bahagia...
Maham berusaha menyembunyikan kemarahan... Ia tahu bahwa suatu hari ini akan terjadi...
Semua wanita harem tertegun termasuk Pinaz begum...
Jalal menyeringai melihat ekspresi semua orang, ia bangkit dari kursinya dan membuat pengumuman mengejutkan dengan keras kuat suara "Kamosh..." kemudian dia melanjutkan "Aku memberikan Jodha begum status MALIKA E Hindustan '
Ini adalah kejutan terbesar yang lain untuk begums harem... Rukaiya shock... Dia sudah menunggu status ini begitu lama... Kemarahan dan rasa cemburu menyeruak dalam hatinya... Wajahnya dengan jelas menunjukkan kemarahan ekstrim dan kekecewaan pada Jalal...
Jalal dengan bangga berjalan ke arah Jodha dan mengulurkan tangannya terhadap Jodha dengan cinta. Rasanya seperti mimpi bagi Jodha, dia tidak pernah berpikir ini bisa terjadi bahkan dalam mimpinya... Dia sangat bahagia, dia berdiri perlahan-lahan tapi lagi-lagi dia merasa kakinya akan menyerah... Ia perlahan-lahan mengangkat matanya dan meletakkan tangannya diatas tangan Jalal... Matanya berkilauan wajah menunjukan kegembiraan dan mau... Jalal meremas tangannya, Jodha tidak tahu apa yang harus dirasakannya... Air matanya terus mengalir... Dia tersenyum senang melihat jalal dan keduanya berjalan anggun menuju takhta... Dasi datang dengan thal besar ditutupi dengan kain merah di atasnya... Jalal... mengambil kain merah dan mengambil mahkota cantik dengan berlian dari piring dan meletakkannya di kepala Jodha dengan terhormat... Dia kemudian duduk di takhtanya disamping Jodha dan membuat pengumuman "Mulai hari ini dan seterusnya... Jodha begum akan duduk disampingku di Diwa ne Khas setiap hari... Dia adalah otoritas yang kedua di Mughal Sultnat dan menghinanya akan dianggap sebagai Gunah e Azzem... Jodha memandang Jalal tanpa berkedip dengan penuh cinta... Semuanya terjadi begitu cepat... dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi... matanya yang terus mengalir keluar...
Kemudian ia melanjutkan dengan nada keras dan jelas " seluruh Harem akan dipimpin oleh Jodha begum dan Rukaiya begum... Keduanya akan memiliki hak yang sama..."
Rukaiya marah dan kecewa, tanpa sadar air matanya mengalir... Banyak hal yang terjadi dalam beberapa menit... Tiba-tiba dia merasa seseorang mendorongnya dari langit hingga terhempas ke tanah...
Semua orang memiliki reaksi Jalal, matanya tertuju pada Pinaz begum... Dia ingat setiap kata-katanya untuk mempermalukan Jodha... Dia memanggil Pinaz begum datang di depan... Pinaz dengan gugup berjalan kearahnya seluruh tubuhnya gemetar karena takut...
Jalal melanjutkan dengan nada keras dan pahit ,"Pinaz begum, aku ingat setahun yang lalu aku memberimu sebutan wanita paling cantik di selir 'Begum E Hushn...' Aku setuju Kau yang paling cantik... tapi hanya dari luar namun dalam hatimu Kau wanita paling jelek... Kau memiliki terlalu bangga pada dirimu sendiri sehingga Kau telah menghina Jodha begum berkali-kali hanya untuk bersenang-senang... Kau menikmati mempermalukan orang lain... Kau benar-benar wanita yang menjijikkan... dan hukumanmu adalah kau bukan lagi sebagai Begume Khaas atau Malika E husn dan Kau akan diperlakukan sebagai begum umum... Juga, untuk satu bulan Kau akan membantu Jodha begum di harem bekerja dan mengikuti perintahnya...
Pinaz begum memandang Jodha dengan air mata dan sedikit kemarahan di matanya dan menyetujui perintah Jalal.
Akhirnya Jalal membuat pengumuman terakhir bahwa akan ada Jashn yang besar dalam kehormatan dari MALIKA E HINDUSTAN JODHA BEGUM.
AIR MATA HAMIDAH MENGALIR DALAM KEBAHAGIAAN JALAL... AKHIRNYA MIMPINYA ITU MENJADI KENYATAAN HARI INI... ANAKNYA MENEMUKAN HATINYA DAN RATU HATINYA... JALAL TERSENYUM RAMAH PADA HAMIDAH.
"Darbar selesai." Jalal mengulurkan tangannya pada Jodha. Jodha dengan senang hati menyambutnya dan mereka berjalan meninggalkan Diwan bersama-sama...
Kini pintu kebahagiaan sudah ada dihadapan Jodha dan Jalal, tinggal mereka memasuki pintu tersebut dan mereka akan bahagia untuk selama-lamanya.... Sudah selesai??? Belum, lanjutannya nanti dari Mbak Dewi...
Chapter yang lain Klik Disini.