Penulis: Shenazzahra
Jalal sekarang sedang dirumah sakit, merawat ibunda tercinta... bergantian dengan adiknya Dewi Bano... Jalal:" De.. kau pulanglah dulu, istirahat dirumah, biar mas yang jaga ibu... lagian sudah berapa hari kamu ga masuk kuliah? nanti mas lg yang kerepotan kalau kamu ga lulus2 jadi ahli sejarah".... Dewi:"beneran mas bisa jagain ibu sendirian?!". Jalal:"jadi kamu meragukan kemampuan mas? gini2 mas itu bisa jadi anak siaga Wie... sekarang kesempatan mas untuk bisa merawat ibu,, membalas kebaikan ibu yang begitu sabar merrawat mas... mas masih ingat betapa khawatirnya ibu waktu mas Jalal kecil sakit, digendongnya mas menuju puskesmas yang jaraknya 10 km dari rumah dengan berjalan kaki, terjaga dimalam hari.. membuatkan parutan bawang merah lalu membalurkannya pada badan mas... kadang mas mendengar gumamannya 'lebih suka ibu yang sakit... dibanding melihatmu sakit nak' banyak yang ibu telah lakukan untuk kita dari sejak kita dalam perutnya hingga saat ini, dengan tanpa jijik ibu membersihkan kotoran ditubuh kita.. namun apakah kita akan melakukan hal yang sama ketika ibu yang berada diusia senja membuang kotorannya sembarangan.,, menyuapi kita dengan bubur buatannya dengan sabar karena kita belum punya gigi ditambah sikap rewel kita yang tidak mau makan.. apakah kita akan sabar menyuapi beliau.. ketika gigi beliau sudah tidak ada dan rewel memilih milih makanan... sesungguhnya beberapa orangtua akan bertingkah sepeti kita waktu kecil... namun apakah kita mampu sesabar beliau dalam mengurus kita, melayani kita 24 jam... mas ingin membalasnya Dew.... meski mas tau semua kebaikan ibu tak akan mampu terbalas.. pulanglah beri kesempatan mas untuk berbakti pada ibu"
Sepeninggalan Dewi, dengan telaten Jalal merawat ibu Hamidah.. menyuapi.. mengelap... mengantar Ke kamar mandi.. membacakan ayat suci Al Qur'an.. dan mendo'akan kesembuhan untuk ibu tercintanya..
=Keesokan Harinya=
setelah Selesai melakukan shalat dhuha.. Jalal membacakan buku.. sambil sesekali menyuapkan potongan melon dan pepaya untuk ibundanya.... dari luar terdengar suara yang tidak asing lg ditelinganya mengucapkan salm... rupanya Dewi Banoo datang .."ibu gimana kabarmu udah membaik?" Dewi mencium tangan dan pipi keriput ibu tercintanya... Hamidah: "alhamdulilah sayang... mas mu merawat ibu dengan baik..dokter bilang nanti siang ibu sudah boleh pulang"
Dewi menghampiri mas nya.. Dewi: "oya.. mas. sampai lupa.. diluar ada wanita cantik yang ingin bertemu dan menjenguk ibu" Jalal mengrerutkan Keningnya sambil berkata "siapa wie? Kau tau sendiri mas ga pernah dekat dengan wanita" .Dewi: "udah temui aja..kasian lama nunggu". Jalal bergegas keluar... betapa terkejutnya Jalal melihat sosok wanita cantik yang ada di balik pintu....
"Hai Jalal kau masih ingat denganku?" tanya wanita itu... Jalal berusaha berfikir keras, membuka file2 memori di otaknya... "mmm... Nazimah, kan?" ucap Jalal ketika memorinya sudah mengidentifikasi sosok wanita yang ada dihadapannya.
Nazimah adalah tetangga dekat Jalal, teman kecilnya bahkan ketika masih SMA pun mereka masih berteman baik... temannya ketika masih dalam masa Jahiliyah, ketika dia belum bergelut dengan dunia aktivis da'wah yang merubahnya jadi sosok ikhwan sejati... mereka harus terpisah karena Jalal memilih kuliah di Jakarta sedang Nazimah kuliah di Yoyakarta...
"gimana kabarmu teman?" tanya Nazimah sambil mengulurkan tangannya.. namun Jalal hanya merapatkan kedua tangan tanpa menyentuh tangan Nazimah.. membuat Nazimah merasa aneh "jadi kau sekarang telah jadi
seorang ikhwan?? Kau mengingatkanku pada para lelaki aneh dikampusku
dulu.. yang hanya bergelut dengan buku2 dan menjauhi perempuan.. ok.. aku suka lelaki semacam itu.. mmm.. boleh saya menemui ibu?"tanya Nazimah. Jalal hanya mengangguk sambil membukakan pintu..
Nazimah memeluk hamidah sambil mendo'akan kesembuhan sosok ibu yang dulu pernah jadi tetangganya. Dokter telah mengijinkan ibu Hamidah pulang.. mereka pun sekerang berkemas, termasuk Nazimah yang ikut membantu dan ikut mengantarkan ibu Hamidah pulang..
Dirumah IbuHamidah .... Nazimah membantu Dewi Bano memasak menyiapkan makan siang, sedangkan Jalal, dia mandi dulu menghilangkan rasa kantuk akibat begadang semalaman nungguin ibundanya. Tiba2 terdengar suara bel berbunyi, Nazimah berinisiatif membukakan pintu, seorang wanita cantik dengan membawa koper berdiri di balik pintu.."mau bertemu siapa?" tanya Nazimah. Wanita itu menatap Nazimah dengan penuh selidik sambil berkata "mas Jalal ada?" , "oh.. sebentar ya aku panggilkan dulu mas Jalal" jawab Nazimah sambil berlalu masuk ke dalam rumah..
Kebetulan Jajal baru keluar dari kamar mandi, wajah Jalal yang segar dengan rambut yang basah dengan tercium aroma harum dari tubuhnya akan membuat wanita manapun terpesona termasuk Nazimah. Nazimah memang sangat mengagumi Jalal namun ia menyimpan hasrat itu dalam2... "Jalal, ada tamu yang mencarimu di luar".
Jalal segera menuju pintu depan, Nazimah mengikuti dibelakangnya seolah ingin tau siapakah wanta cantik yang ada diteras rumah.. Senyum lebar terukir di bibi Jalal sambil memeluk penuh kerinduan sosok wanita cantik yang sedari tadi berdiri mematung karena Najimah tadi tidak mempersilahkannya masuk.. melihat pemandangan yang ada didepannya membuat Najimah merasa kikuk dan cemburu.. "tadi aja ga mau nyentuh tanganku..sekarang berpelukan dengan wanita"pikir Najimah.
Jalal: "sayang mengapa kau tak bilang kalau mau menyusulku ke Malang? paling tidak mas kan bisa jemput kamu". Ekspresi wajah Jodha nampak BT, matanya mengisyaratkan pertanyaan siapakah wanita yang dibelakng suaminya itu.. Jalal tersenyum paham dengan kegalauan istrinya, sambil berkata "oh iya.. mas lupa.. kenalkan ini Nazimah, dia tetangga kami dulu, teman mas sejak kecil mas.... Nazimah ini Jodha istri ku".. #dug harapan Nazimah hancur berkeping2 mengetahui lelaki impiannya telah memiliki seorang istri.
Jalal membimbing Jodha masuk sambil salah satu tangannya memeluk pinggang Jodha.. Jalal segera membawa Jodha masuk kekamarnya dengan alasan menyimpan koper... dengan segera dia menutup pintu kamar, mendekati Jodha.. memeluknya dengan penuh kerinduan.. mendekatkan wajahnya pada wajah Jodha dan meluapkan hasrat jiwanya.. sesaat mereka terbuai dalam cinta... sampai Jodha menghentikan aksi mas Bawelnya, dengan menarik wajahnya menjauh.. sambil berbisik "mas... aku belum menemui ibu dan Dewi" Jalal menepuk jidatnya "oh iya.. mas sampai lupa sayang... kita lanjutkan nanti ya" kata Jalal sambil berbisik dan merapatkan
bibirnya ketelinga Jodha.. Jodha tersipu dengan kelakuan suaminya.. lalu merapikan kerudungnya dan menemui ibu mertuanya yang sedang berbaring
dikamar..
Jodha:"Asalamu'alaikum ibu". Hamidah:"Jodha, kaukah itu? ibu sangat merindukanmu nak". Jodha segera menghambur memeluk ibu Hamidah.. melepas rindu pada sosok ibu mertua yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri.
Bersambung ke Part 22