Ji Sang sedang melaksanakan operasinya, sementara Jae Wook, Ri Ta, Il Nam dan Dr. Kim mengamatinya dari ruangan atas. Penglihatan Ji Sang kabur saat melihat darah akibat sayatan yang dia lakukan pada pasien. Jae Wook yang mengamati jalannya operasi tersebut, tersenyum licik karena dia tahu apa sebab Ji Sang seperti itu. Dalam sekejap, Ji Sang langsung membalikkan tubuhnya supaya perubahan yang terjadi pada dirinya tidak diketahui orang lain. Dan setelah dia berbalik, kuku tangannya memanjang dibalik sarung tangan yang dikenakannya. Dia tampak gugup.
Jae Wook dengan seringai liciknya bertanya pada Ji Sang melalui microfon, menanyakan apa Ji Sang baik-baik saja. Ji Sang menjawabnya dengan masih memunggungi orang-orang yang bingung menatapnya, “Aku baik-baik saja. Aku perlu pergi sebentar, aku akan segera kembali.”
Tanpa mendapat persetujuan, Ji Sang bergegas keluar. Dia tampak gugup dan gelisah sepanjang lorong yang dilaluinya. Dia segera masuk ke dalam ruangannya dan membuka brankasnya untuk mengambil pilnya. Dia teringat ucapan Hyun Woo tadi pagi saat memberinya pil tambahan, “Karena kau akan melakukan banyak operasi, jadi dosisinya aku tambah.” Ji Sang langsung melangkah ke tempat dimana jasnya tergantung. Dengan gemetar dia mengambil wadah pil didalam saku dalam jasnya dan mengambilnya satu.
Jae Wook yang menyeringai licik sedari tadi, langsung terperangah saat melihat Ji Sang kembali dan tidak ada perubahan pada fisiknya. Jae Wook mencoba bersikap biasa, “Apakah kau baik-baik saja?” Ji Sang menatapnya dengan tatapan dinginnya, “Maaf, saya tadi sakit perut.”
Ji Sang melangkah ke meja opersi. Dia menggerakkan tangan kanannya berulang kali. Kepalanya kembali berkunang-kunang saat melihat darah pada tubuh pasien. Dia menggelengkan kepalanya dan kemudian meminta bovie kepada orang disebelahnya. Wajahnya tampak jelas ketegangan. Dia kembali teringat akan kejadian beberapa tahun lalu saat ibunya kehilangan nyawanya, dia menghisap darah rusa perliharaannya sampai mati. Dia segera mengenyahkan ingatan tersebut. “Kelly.” Karena orang disampingnya tidak segera memberikannya, Ji Sang berteriak, “KELLY!”
Jae Wook dan Ri Ta berdiri supaya bisa mengamati lebih jelas. Mereka berempat (yang mengamati dari atas) tampak takjub menyaksikan Ji Sang yang melakukan operasi dengan gerakan super cepat. Setelah menyelesaikan tugasnya, tangan Ji Sang terkulai. Setelah itu dia menyerahkan semuanya pada timnya untuk menyelesaikan operasinya.
Jae Wook menatap jam tangannya setelah Ji Sang pergi. “Hal ini terlalu buruk. Kalau bukan karena gangguan, bisa menjadi catatan waktu operasi.” Ri Ta tak sependapat dengannya, “Daripada keberhasilan atau merekam, bukankah proses opersi itu yang lebih penting.” , “Seluruh dunia dapat bekerja seperti itu, tetapi dalam operasi... sukses adalah prioritas.” Setelah mengatakan hal tersebut, Jae Wook melangkah pergi meninggalakan Ri Ta yang menatapnya sinis.
Ji Sang berjalan sambil berulang kali mengerjapkan tangan kanannya. Jae Wook mengahadang jalan Ji Sang, dia memuji operasi yang Ji Sang lakukan. Ji Sang berterima kasih dan akan melangkah pergi namun dihentikan oleh Jae Wook. “Jika ada sesuatu, beritahu saja aku. Aku berada disisimu.” Ji Sang tak tertarik dengan hal itu, “Aku tidak ada masalah dengan diriku sendiri.” Ji Sang akan melangkahkan kakinya, tapi tertahan. Dia kembali menghadap Jae Wook dan memberikan hormat, baru melanjutkan langkahnya.
Ji Sang pergi ke atap ruamh sakit dengan wajah yang sangat pucat dan frustasi. Dia menghubungi Hyun Woo dan memarahinya.
JS: “Aku bilang, pil tidak bekerja sama sekali!”
HW: “Dosis pasti rendah.”
JS: “Bukan itu maksudku, maksudku obat itu berbeda dari biasanya! Aku hampir berubah didepan....”
HW: “Oke. Oke. Bawalah pulang dan kita lihat. Cepatlah pulang.”
Ji Sang tak mampu berkata apa-apa lagi. Dia sangat frustasi. Dia duduk dan menelungkupkan kepalanya (lebih jelasnya lihat gambar).
Ji Sang berjalan didalam rumah sakit dengan lesu. Ri Ta memblokir jalannya. Ji Sang kesal, “Apakah hobimu memblokir jalan orang lain?” Ri Ta mendebatnya, meskipun dia bukan psikiater, dia tahu bahwa Ji Sang sedang panik, “Untuk dokter bedah, tidak ada yang lebih penting daripada kondisi mental mereka. Kami tidak tahu apa yang terjadi dengan anda Manajer Park. Saya akan meminta peninjauan resmi. Sebuah tinjauan medis dan penilaian psikologis.” Ji Sang menanggapinya dengan santai, “Itu bagus. Terima kasih kepadamu, aku akan mendapatkan cek up fisik dan uji UHP.” , “Saya tidak bercanda.” Ji Sang hanya mengedikkan bahunya, “Lakukan seperti yang kau inginkan. Tapi, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Ada tiga hal yang tidak kusuka. Pertama, ketika sebuah ATM rusak. Kedua, ketika telur terjebak pada panci dan tidak bisa membalik pada percobaan pertama. Dan ketiga, menghalagi jalan visualku untuk alasan yang tidak berguna.” Ri Ta sedikit berteriak, “Apa?” Ji Sang segera memotong ucapannya, “Ini adalah peringatan yang pertama. Jangan pernah menghalagi jalanku tanpa izin.”
Ri Ta menyingkir dan memberikan jalan pada Ji Sang. Baru beberapa langkah Ji Sang melewati Ri Ta, dia sudah berhenti, “Ah.... dan hal keempat yang tidak ku suka. Parfum aroma umun.” Ji Sang langsung meninggalkan Ri Ta. Ri Ta mendelik kesal, “Itu sedikit....” Ri Ta menghembuskan nafasnya berat dan dihembuskan ke poninya. (Bisa membayangkannya, kan?)
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Choi Kyung In menemui Jae Wook dan memberitahukan bahwa Ri Ta ingin meminta surat resmi untuk pemeriksaan kesehatan dan psikologis Ji Sang. Dia juga memberitahukan bahwa Ji Sang meminta akses database keamanan. Jae Wook tersenyum, dan secara tidak langsung dia menyuruh Kyung In untuk memberikan database keamanan tersebut.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Malam itu Ketua Yoo pergi ke rumah keponakannya, Ri Ta. Ri Ta masih kesal dengan kejadian sebelumnya, jika Ketua Yoo tidak menghentikannya, dia yakin bisa menyelesaikan operasi tersebut meskipun tidak berjalan dengan sempurna. Ketua Yoo menenangkannya, dia tidak ingin Ri Ta mendapatkan masalah atau mendapat penilaian buruk, “Kau tahu tujuanku, kan?”
Ri Ta tersenyum dan teringat sesuatu, “Paman, bukankah ada sesuatu yang bisa kau lakukan pada Manajer Park? Dia begitu kasar! Apa gunanya jika dia berbakat?”
KY: “Ri Ta... Suatu hari kau akan menjadi seseorang yang memimpin rumah sakit ini. Tidak peduli bagaimana orang itu, kau hanya perlu membuat orang itu menjadi orangmu. Bagaimana lagi aku bisa beristirahat dengan damai, Ketika saatnya tiba?”
RT: “Bukan berarti... Jangan berbicara seperti itu lagi. Kenapa kau tidak melangkah keluar dari kehidupan sarjanamu? Bertemu seseorang yang baik dan menghabiskan hidupmu bersamanya.” Dan mereka tertawa lepas bersama, melanjutkan obrolan singkat sebelum Ri Ta beranjak untuk membuatkan pamannya kimchi.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Hyun Woo sedang mengecek pil Ji Sang buatannya yang tadi Ji Sang bilang bahwa pilnya tidak bekerja seperti biasanya.
Sementara itu, Ji Sang sedang merendam tubuhnya didalam bathtub. Dia tenggelam dalam lamunannya mengingat kejadian yang baru saja dialaminya tadi pagi di ruang operasi. Lamunannya langsung buyar saat dia dikejutkan oleh kehadiran Luuvy.
L: “Suhu tubuh, denyut jantung, pulsa... periksa sekarang. Jangan bergerak.”
Luuvy mulai mensersor dada kiri Ji Sang, dan Ji Sang reflek langsung menutupinya, “Aku akan memeriksa sendiri, jadi...” , “Jangan bergerak, mesin akan rusak.” Ji Sang menghembuskan nafasnya dengan berat mendengar celotehan Luuvy.
Hasil pemeriksaan Hyun Woo sudah keluar dan Ji Sang mengambilnya. Hyun Woo mengatakan bahwa pil itu memang bentuknya sama, tetapi itu bukan yang dia buat. Pil itu adalah adrenalin murni dan yang mengkonsumsinya akan menjadi seperti akrobatik.
JS: “Itu berarti...”
HW: “Seseorang telah menggantinya. Itulah masalahnya. Fakta bahwa seseorang tahu kau mengkonsumsi obat itu adalah masalah. Mereka bahkan tahu siapa dirimu.”
JS: “Siapa yang mungkin bisa?”
HW: “Apakah ada seseorang yang mencurigakan?”
JS: “Aku merasakan ada frekuensi tinggi disekitarku, tetapi tidak ada yang terinfeksi.”
HW: “Adapun suhu tubuh... itu mungkin dirimu.”
JS: “Itu mungkin karena ada banyak peralatan rumah sakit yang memiliki frekuensi tinggi.”
HW: “Jika mereka begitu dekat denganmu, kau pasti sudah menemukannya, kan? Benar kan, Luuvy?”
L: “Ya, aroma das suhu tubuh sel darah merah yang kuat dibawah 26 derajat celcius. Gelombang frekuensi tinggi dari yang terinfeksi...” Ji Sang merasa kesal dan menghentikan ucapan Luuvy. Tapi Luuvy tak menghiraukannya.
L: “Masih ada lagi... dalam darah mereka.” Ji Sang berkata pada Hyun Woo bahwa dia akan mengeluarkan batreinya. Luuvy segera bersiaga, “Oh tidak... Semoga malammu menyenangkan.” Dan dia segera berjalan keluar.
Hyun Woo bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Ji Sang, dia menyuruh Ji Sang untuk bersiaga, dia juga memberikan obat baru pada Ji Sang dan menyuruhnya untuk selalu membawanya dan tidak meninggalkannya didalam brankas.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Jae Wook pergi ke sebuah gedung tua, dan didalamnya ternyata seperti keadaan rumah sakit. Jae Wook mengamati seorang pria yang sangat pucat dan taks sadarkan diri. Jae Wook berkata pada Seo Hye Ri, “Kita harus segera mengosongkan tempat ini. dan mulai besok kita akan pindah ke rumah sakit. Apakah kau sudah memberikannya obat?” Hye Ri baru akan menjelaskannya, namun tiba-tiba pria yang berbarik tadi berteriak dan alarm tanda bahaya berbunyi.
Hye Ri dan dua orang pria berpakaian dokter segera memeganginya. Pria yang ternyata seorang vampir itu hampir mencekik dan menggigit leher Hye Ri. Hye Ri menoleh ke arah Jae Wook meminta persetujuan. Melihat Jae Wook yang mengangguk, Hye Ri langsung menancapkan suntikan ke leher vampir tersebut, yang secara otomatis langsung membuatnya tak berdaya. Jae Wook mendesah, “Ternyata membuat sebuah keajaiban... tidaklah mudah.”
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Ji Sang sedang berada didalam ruang kerjanya dirumahnya. Dia teringat dengan ucapan Hyun Woo tadi dan hanya bisa mendesah.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Di sebuah cafe, Ri Ta sedang minum bersama Choi Soo Eun. Ri Ta sudah sangat mabuk dan terus mencaci Ji Sang. Soo Eun sangat kesal, karena Ri Ta membangunkannya malam-malam dan mengajak kesana hanya untuk mendengarkan celotehannya tentang Ji Sang.
Dua orang pria menghampiri mereka dan menawarkan diri untuk minum bersama dengan mereka. Soo Eun menolaknya secara halus, tapi Ri Ta yang sudah sangat mabuk mulai berceloteh, dia mengijinkan mereka berdua menemani dirinya dan Soo Eun minum jika dua pria itu mau melompat dari ujung cafe ke ujung lainnya, setelah itu keluar dan memenangkan pertarungan bersama anjing. Kedua pria itu hanya tersenyum dan melangkah pergi. Sementara Soo Eun menutupi wajahnya karena malu.
Ri Ta memaki mereka dan tak lama kemudian dia tidak sadarkan diri. Sekarang gantian Soo Eun yang mendelik kesal karena kelakuan Ri Ta.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Keesokan paginya di Rumah Sakit. Ji Sang pergi ke ruang keamanan dan menyakan tentang rekaman CCTV. Seorang pria gemuk mengatakan bahwa kamera CCTV disekitar ruangan Ji Sang sedang rusak dan tidak bisa merekam apapun. Dia juga menjelaskan tentang pangkal kunci ruangan Ji Sang yang rusak. Ji Sang terdiam, dia tahu bahwa semua itu percuma, dia tidak akan mendapatkan apapun disana. Setelah kepergian Ji Sang, pria tersebut menatap kepergian Ji Sang dan gelagatnya tampak mencurigakan.
Ji Sang berjalan dengan langkah gontai dan sangat pelan. Dia sudah hampir sampai di depan ruangannya. Dia melihat seorang pria sedang mengotak-atik pangkal pintu ruangannya.
Ji Sang langsung menyeret pria itu dan merapatkan tubuhnya ke dinding sambil memegang dasinya. Pria itu mengaku bahwa dia sedang memeriksa Pangkal kunci atas perintah manajer. Ji Sang akhirnya membiarkan pria itu pergi....... TBC-->Part 2
Sinopsis Episode yang lain Klik Disini