Versi asli Bag. 38 - 40
By: Viona Fitri
“Hemmz begitu ya, tidak apa-apa, aku juga akan menikah dengan Surya nanti. Kami akan punya banyak anak, dan hidup bahagia selama nya. Aku mencintai Surya dan Surya juga mencintai ku. Anak-anak kami nanti pasti akan sangat baik seperti Surya, tidak seperti diri mu yang kejam. Jadi kapan kau akan menikahi wanita itu? Kau tinggal menceraikan ku saja kan?” kata Jodha balik menggoda Jalal dengan ekspresi sangat serius seperti bicara dengan bersungguh-sungguh.
Jalal terkejut begitu mendapat respon seperti itu dari Jodha. “Kau akan menikah dengan Surya? Apa kata mu Jodha? Aku tidak mengerti sama sekali. Aku juga tidak akan menikah dengan nya. Aku hanya menggoda mu saja. Katakan pada ku, kalau juga hanya menggoda ku saja kan?”
“Aku serius Jalal, untuk apa aku berbohong pada mu. Kalau kau tidak percaya ya sudah.” kata Jodha asal sembari memalingkan wajah nya dari Jalal.
“Kau tidak boleh melakukan itu pada ku. Kau hanya akan menjadi istri ku selama nya. Tidak pria lain, termasuk kekasih mu dulu. Kau harus ingat itu, kau bilang pada ku, kau akan tetap setia pada ku. Kau akan selalu di samping ku apa pun yang terjadi. Jodha... Katakan pada ku, kalau kau tidak akan pernah meninggalkan ku?” Jalal mengguncang pundak Jodha meminta penjelasan. Jodha terbatuk batuk kemudian berlari ke kamar mandi yang ada di kamar nya. Jalal, membuntuti Jodha dari belakang sambil memijat tengkuk Jodha dan memberi nya minyak angin.
“Sudah Jalal, aku tidak apa-apa, jangan terlalu khawatir pada ku. Kau temuilah wanita pujaan mu itu. Tidak enak kan, kalau dia sampai menunggu?”
“Kau bicara apa Jodha, dia itu hanya sahabat ku saja. Kau tidak perlu cemburu pada nya.” kata Jalal sambil membantu Jodha berjalan ke kamar dan duduk di atas tempat tidur.
“Sekarang aku akan ke bawah lagi, untuk menemui nya, kau akan ikut dengan ku atau tidak itu terserah mu.” Jodha berlalu dari sana dengan kesal dan langsung menuruni anak tangga ke lantai bawah. Ternyata, Benazir belum kembali dari kamar kecil, tas dan amplop besar yang tadi di bawa nya masih tergeletak di atas meja.
Jodha iseng mengambil amplop yang berukuran besar milik Benazir tadi. Jodha membuka nya perlahan, tapi Jalal malah menghentikan nya. “Jodha.... Apa yang kau lakukan? Itu milik Benazir.”
“Aku hanya ingin melihat nya saja, kau kenapa terlalu peduli pada nya?” Jodha kembali membuka amplop besar tadi. “A... Hah...” kata Jodha terkejut begitu melihat isi amplop besar yang di bawa Benazir.
“Ada apa Jodha?” Jalal merebut amplop besar itu dari tangan Jodha dan melihat isi nya. Disana terlihat foto-foto Jalal yang sedang tertidur dengan seorang wanita cantik, persis dengan foto yang Jodha dapatkan beberapa hari yang lalu.
“Kenapa dia mempunyai foto ini. Aku harus menanyakan hal ini pada Benazir, apa dia yang telah mengirin foto tidak benar tentang diri ku pada mu. Aku tidak ingin ada seorang pun yang ingin menghancurkan rumah tangga kita. “ kata Jalal dengan geram.
Benazir telah datang sambil menyunggingkan senyum nya tanpa ada rasa bersalah sedikit pun. Dia belum mengetahui kalau Jalal telah melihat isi amplop yang di bawa nya tadi.
“Apa kau tdak ingin pergi sekarang juga dari rumah ku. Sebelum aku benar-benar akan mengusir mu dgn cara paksa.” kata Jalal tenang, namun kata-kata nya benar-benar sangat tepat menusuk langsung ke dlm hati Benazir yg langsung menangkap alarm tanda bahasa melihat pada Jalal yg mendadak menjadi berubah merah padam.
“Jalal, apa maksud mu? Aku tdk mengerti sama sekali, kemana arah pembicaraan mu. Tolong kata kan pada ku, apa yg terjadi pada mu?” Tanya Benazir yg msh mencoba bersembunyi dari kedok nya.
“Kau ini, msh tdk mau mengakui kelakuan mu juga Benazir. Coba lihat amplop mu itu, kau sudah mencoba menghancurkan rumah tangga ku dgn Jodha. Padahal selama ini, kita selalu berteman sangat baik. Tapi, kau malah menghancurkan persahabatan kita, karena ingin menghancurkan keluarga ku. Aku benar-benar tdk menyangka kau akan berbuat seperti itu pada ku.”
“Jalal.... Aku tdk ingin kau berpikiran negatif tentang ku. Kau dengarkanlah dulu penjelasan ku Jalal. Aku sangat mencintai mu sejak dulu, tapi kau malah menikah dengan gadis lain & membuat luka hati ku. Tak bisakah kau mengerti diri ku sedikit saja, kalau aku sangat mencintai mu Jalal.”
“Berhenti Benazir.... Aku tidak ingin mendengar kau bicara apa pun lg. Sekarang pergilah, & jgn pernah berani nya menginjakkan kaki mu di rumah ku lg. Kau lupakan saja persahabatan kita dulu. Aku sudah tdk ingin mempunyai hubungan apa pun pada mu.” kata Jalal sambil mendorong tubuh Benazir keluar dari pintu rumah nya.
“Jalal... Kau tdk boleh kasar pada nya.” kata Jodha sambil membantu Benazir bangkit. “Nona... Maafkan suami ku, dia hanya sdg sgt emosi saat ini. Aku mohon, nona pergilah, aku tdk ingin Jalal akan berbuat lebih kasar lg pada Nona.” kata Jodha pada Benazir yang tersungkur di lantai teras rumah.
Benazir menghempaskan tangan Jodha dengan kasar, lalu pergi dari sana dengan hati yang sangat terluka. “Jalal... Kenapa kau sangat kasar sekali pada nya? Wajar kalau dia melakukan itu, karna dia mencintai mu. Jadi, kau tadi seharus nya bersikaplah sedikit lebih sopan pada seorang wanita. Apalagi, dia dulu nya adalah teman masa kecil mu. Aku tidak suka kalau suami ku bersikap seperti tadi.” kata Jodha yang sudah berada tepat di hadapan Jalal.
“Hah... Aku benar-benar tidak bisa mengerti dengan diri mu Jodha. Kau sudah tau dia ingin menghancurkan rumah tangga kita, tapi kau masih tetap saja membela nya.” Jalal kemudian pergi dari sana dan meninggalkan Jodha seorang diri di depan pintu masuk yang masih menganga tak percaya mendengar kata-kata Jalal tadi. Seperti nya Jalal memang sudah tidak bisa di rubah menjadi orang yang berhati seperti layak nya manusia lain, dia bahkan memperlakukan seorang wanita dengan begitu kasar seperti tadi.
“Dia seperti nya tidak bisa di rubah menjadi seseorang yang lebih berperasaan lagi. Aku sendiri, bahkan merasa gagal menjadi istri nya.” kata Jodha yang masih mematung di ambang pintu.
Sementara itu dikamar nya, Jalal terlihat duduk di atas tempat tidur dengan kaki selonjor dan punggung menyender di sisi tempat tidur. Dia membayangkan masa kecil nya dulu saat bersama Ruqayah dan Benazir. Mereka selalu akrab sekali setiap hari nya. Semasa SD, Jalal lah yang selalu menjadi pelindung mereka ketika mereka tengah di jahili oleh sekelompok kakak kelas yang iseng dan membuat onar di sekolah. Jalal selalu yang menjadi tempat mereka Curhat, saat masa Sekolah menengah pertama dulu. Ruqayah dan Benazir sudah seperti saudara bagi nya. Tapi, tiba-tiba Benazir datang dalam kehidupan nya dan merusak rumah tangga dalam hubungan nya dengan Jodha. Dia masih belum percaya, Benazir melakukan hal itu pada nya. “Aku tidak pernah menyangka kau akan melakukan hal seperti ini pada ku Benazir. Kau yang dulu selalu menjadi teman terbaik ku, kini malah menjadi penghancur rumah tangga ku dengan istri ku.” kata Jalal dalam hati.
Terdengar suara decitan pintu terbuka, Jalal menghapus air mata nya cepat dan berpaling ke arah yang lain. Jodha melangkah ke arah Jalal dan duduk di samping nya. “Kau kenapa Jalal... Aku tau ini sangat berat bagi mu. Aku juga pernah merasakan bagaimana rasa nya di hiatani oleh orang yang ku sayang. Tapi, semakin lama rasa luka ku semakin menghilang dan pada akhir nya, aku bisa melupakan luka itu. Memang tidak mudah untuk melaku kan nya, tapi berusaha lah Jalal. Aku tau, aku tidak bisa berbuat banyak pada mu. Tapi, setidak nya kau bisa membuat diri mu sendiri merasa bahagia untuk saat ini.” Jodha menolehkan wajah Jalal menghadap nya. Air mata nya masih saja terus mengalir tanpa henti dari sudut mata indah nya. “Jodha.... Aku sangat sulit untuk mempercayai ini, bahwa Benazir lah yang telah ingin menghancurkan rumah tangga kita. Dia adalah orang yang sangat mengerti dengan ku, kami selalu berbagi cerita & rahasia bersama. Tapi kenapa dia menghianati ku Jodha? Aku benar-benar sulit sekali untuk tetap bisa mempercayai bayangan ku sendiri.”
“Kalau masih sulit untuk mempercayai hal ini, kau tdk perlu Percaya Jalal. Kau hanya perlu mengingat semua kebaikan nya pada mu. Dia hanya membuat satu kesalahan saja, tapi aku yakin dia sangat mempunyai banyak kebaikan pada mu. Mungkin benar, walaupun seseorang telah banyak melakukan kebaikan, tapi dia melakukan kejahatan setelah nya, maka kebaikan nya sudah tak terkenang karna kejahatan nya. Jalal.... Mengertilah, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Tdk akan ada manusia yg sempura di bumi ini.”
“Jodha.... Aku sangat beruntung sekali mempunyai seorang istri seperti mu. Aku tdk akan pernah mengecewakan mu.” Jalal menarik Jodha dlm pelukan nya. Ada rasa lega & damai setelah bersama nya. Entah sejak kapan Jalal bisa merasakan kenyamanan dgn Jodha, tapi yg jelas untuk saat ini dia sangat ingin memeluk Jodha untuk meredakan sedikit saja rasa luka yg mendera hati nya.
“Jalal.... Kau ternyata cengeng sekali. Aku tdk akan pernah tau rahasia besar mu, kalau aku tdk menikah dgn mu. Ku kira kau benar-benar sangat tidak punya hati, tapi ternyata kau sangat lembut & perasa.” Jodha mengusap lembut punggung Jalal untuk meredakan luka dalam diri nya. Hanya sentuhan nya, yg bisa sedikit meredakan amarah dlm hati Jalal yg menggelora.
“Jodha.... Aku sangat mencintai mu. Kau jgn pernah berpikir akan meninggal kan ku. Aku tdk akan pernah bisa membayangkan apa jadi nya hidup ku tanpa diri mu. Kau selalu menjadi penenang dalam setiap emosi ku. Aku hanya bercanda soal mencintai Benazir. Aku sangat mencintai mu. Kau jgn pernah mengecewakan ku lagi.” Jalal semakin menarik tubuh Jodha sangat dalam di dekapan nya. Air mata nya berhenti mengalir tak sederas tadi lagi. Jodha tersenyum mengingat kata-kata Jalal bahwa dia mencintai nya.
Jodha melepas pelukan Jalal lalu tersenyum bahagia menatap sosok laki-laki yang ada di hadapan nya. “Aku boleh mendengar kata-kata mu tadi? Bisakah kau mengulangi nya Jalal?” Jalal mendekatkan wajah nya ke wajah Jodha, dan berbisik pelan di telinga nya. “Aku sangat mencintai mu Jodha. Aku benar-benar sangat mencintai mu.” Jodha tersenyum, kemudian mencium pipi Jalal lembut. “Rasa nya, aku sudah tidak sabar menunggu mu saat kau akan menyerahkan semua yang kau miliki untuk ku.”
“Hah..... Baiklah, kau pasti akan segera mendapatkan apa yang kau mau. Tapi, cepatlah ganti baju mu sekarang. Kita harus segera menemui Surya.” Jodha membangkitkan Jalal dan mengambilkan sebuah kemeja ganti untuk Jalal.
“Benarkah?”
“Hem... Cepat bersiaplah. Aku juga akan mengganti pakaian ku. Kau di kamar mandi dan aku di sini.”
“Apakah kita tidak bisa mengganti pakaian kita di ruangan yang sama? Sebentar lagi kan kita akan segera berbulan madu. Bukan begitu?”
“Sudah... Jangan banyak berkata lagi Jalal. Sekarang cepatlah masuk ke kamar dan ganti pakaian mu. Atau kau akan gagal mendapatkan yang kau inginkan itu.” Jodha mendorong tubuh Jalal masuk ke dalam kamar mandi. “Aku akan secepatnya mengganti pakaian ku Jodha.” teriak Jalal dari dalam kamar mandi. “Hah... Dia memang sangat aneh jika sedang menginginkan sesuatu.” desah Jodha dalam hati dan menuju ke lemari nya. Mengambil sebuah baju terusan selutut di padu dengan rambut indah nya yang dia biarkan teruarai sebatas pinggang. Jodha mematutkan diri di depat cermin sambil mengoleskan make up natural di wajah cantik nya. Setelah di rasa sudah cukup, Jodha membuka kunci kamar mandi dan celingukan mencari keberadaan Jalal.
“Jalal.... Kau dimana? Apakah kau kabur?” tanya Jodha setelah membuka pintu kamar mandi. “Hah, hampi saja aku mati di dalam kamar mandi ini kalau kau tidak segera membuka kan pintu nya.” Celetuk Jalal yang langsung hengkang dari balik pintu.
“Maafkan aku Jalal. Aku kira kau membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengganti pakaian mu.”
“Tapi seharus nya, kau tidak perlu mengunci ku juga di dalam kamar mandi. Aku ini laki-laki Jodha, untuk apa ada di kamar mandi selama itu. Kau kira aku sedang apa di dalam sana?” celetuk Jalal lagi dengan tampang kesal.
“Ya baiklah, aku memang yang salah. Sudah, kau jangan seperti anak kecil terus. Sekarang ayo kita berangkat!”
“Tapi sebelum berangkat, tak bisakah kau memberi ku sedikit saja nafas buatan. Aku benar-benar sangat kekurangan oksigen saat ini” Jalal mempraktek kan gaya seseorang yang tengah kehabisan nafas nya. Jodha hanya tertawa renyah, kemudian menarik nafas perlahan dan CUP ..... Sebuah kecupan hangat mendarat di bibir seksi Jalal singkat.
“Hah....” Jalal mendesah lalu menatap puas ke arah Jodha. “Kenapa? Apa kau masih sesak nafas juga ha?” tanya Jodha di buat dengan nada tidak perduli. “Jodha.., Seperti nya aku harus sering kehabisan nafas dulu, agar kau mau mencium ku. Bukan begitu?” tanya Jalal yang langsung membuat mata Indah Jodha melotot ke arah nya. Jalal tidak menghiraukan tatapan mata Jodha yang terlihat seperti telur mata sapi itu, dia berjalan keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju garasi mobil.
Jodha membutut di belakang Jalal, kemudian menarik pintu mobil dan masuk ke dalam nya. Jalal baru menyadari akan kecantikan Jodha begitu Jodha sangat berjarak dekat dengan nya. Apalagi saat Jodha marah dan kesal pada nya, dia benar-benar terlihat sangat cantik layak nya bidadari. Melihat bibir nya yang merah di poles oleh lipstik, semakin menambah nilai kecantikan dan keseksian yang melekat pada tubuh Jodha ramping itu.
“Kau cantik sekali Jodha. Aku belum pernah melihat wanita secantik diri mu sebelum nya.”
Jodha tersenyum masam pada Jalal lalu mencubit pinggang nya panas. “Aw.... Sakit Jodha. Kenapa kau mencubit ku. Apakah aku tidak boleh memuji kecantikan istri ku? Kau galak sekali menjadi seorang wanita. Tak bisakah kau bersikap lebih lembut pada suami mu yg tampan ini.” Jalal mengambil tangan Jodha dan mencium tangan lembut. “Sekarang katakan pada ku tuan putri, kita akan pergi kemana?” tanya Jalal berlagak seperti seorang kusir kuda. “Kita akan pergi menemui seorang pangeran tampan yg saat ini berada di Giani Cafe. Bisakah kau melajukan kendaraan mu ini?” kata Jodha tanpa merasa bersalah sedikitpun pd Jalal. “Pangeran? Seharus nya kau tdk perlu mencari seorang pangeran lagi Jodha, karena sekarang pangeran yg kau cari itu sudah berada tepat di hadapan mu.” Jalal menangkupkan ke dua tangan nya di pipi Jodha, lalu berkata dgn nada sangat lembut “Kemana pun sekarang kau akan pergi, aku akan mengantar mu istri ku. Ya seharus nya kau berterima kasih pada dewa mu karna telah memberi mu seorang suami berhati dewa seperti ku. Tdk akan pernah ada seorang suami pun yg akan merelakan istri nya menemui pria lain, selain diri ku.” Kata Jalal & kemudian menancapkan gas mobil nya.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
--NEXT—
Berhati dewa dari mana jalal???
ReplyDeleteLanjutin mbak ceritanya....!!!