By: Shenazzahra
Suatu pagi dihari Minggu “Sayang apa kau mau menghabiskan waktu liburmu ditempat tidur??” tanya Jalal ketika melihat istrinya masih bermalas-malasan dg selimutnya.
Jodha hanya mengangguk sambil membenamkan seluruh badannya kedalam selimutnya.
“Huh..padahal mas ingin mengajakmu kesuatu tempat..tapi baiklah, sepertinya mengabiskan hari bersama istriku ditempat tidur lebih asyik..” ucap Jalal sambil ikut masuk kedalam selimut Jodha.
“i..ih..aw..aw..klo mas terus menggangguku..gimana aku bisa melanjutkan tidurku” gerutu Jodha, setelah Jalal berhasil masuk dlm selimut dan menghujaninya dengan beberapa ciu,,, dilehernya.
“Baiklah honey aku bangun..kita mau kemana sih?” kata Jodha sambil mengeluarkan dirinya dari dlm selimut.
“Ra..ha..sia..” bisik Jalal diikuti gigitan kecil di cuping telinga Jodha yang berhasil membuat Jodha kegelian.
**
Kini mobil mereka berhenti di depan sebuah rumah yang letaknya di perbukitan, rumah yang hampir keseluruhannya terbuat dari kayu, rumah panggung yang didesain modern..dihalaman rumah ada sebuah ayunan menghadap danau kecil yang dikelilingi hamparan rumput hiaju.
“Subhanalloh..waktu kecil aku sering memimpikan rumah seperti ini mas” ucap Jodha takjub.
“Ya..aku membacanya dari diary mu sayang..dan ini yang membuatku beberapa waktu lalu sering pulang malam.” ucap Jalal sambil tersenyum menggoda istrinya
“mmm..mas..sekarang rumah kita kan dua..apa benar kau tidak tertarik..mm untuk mencari..istri lagi??”tanya Jodha.
Jalal membuang napas “Jodha..sudah berapa kali mas bilang jangan kau katakan itu lg..kau tau sendirikan apa yang akan mas lakukan klo kau tak berhenti bicara?” jawab Jalal yang sudah dalam posisi siap menci.. Jodha.
**
Kini mereka duduk bersama diayunan depan rumah, Jodha menyandarkan kepalanya dibahu Jalal.
“Mas, seumur hidupku aku akan merasa bersalah,tdk bisa memberimu keturunan,,kau harus ingat aku tidak lg mempunyai rahim lg mas” ocehan Jodha membuat Jalal kehabisan kesabaran, ia segera menutup bibir Jodha dg bibirnya.
***
Kini mereka duduk lesehan diteras rumah panggung mereka. Jodha menatap suaminya dengan serius, kedua tangannya menggenggam tangan Jalal
“Mas...aku harus mengatakan ini..aku telah memikirkan hal ini berminggu-minggu” ucap Jodha
“Ya..katakanlah sayang” sambut Jalal dg antusias.
Sebelum berkata Jodha menarik nafas panjang “Mas..kau harus menentukan pilihan..ceraikan aku..atau kau menikah lagi..aku rela berbagi cinta..asal kau bisa menjadi seorang ayah.”
“Jodha..apa maksudmu..aku tidak akan melakukan keduanya..sudah kubilang..aku sudah cukup dg cintamu..tidak ingin apapun..titik..semua pilihan itu hanya ingin menyakiti dirimu sendiri” tentas Jalal.
“Mas..aku akan lebih sakit, ketika suatu saat nanti kau datang bersama anak hasil hubungan gelapmu..efek kekecewaanmu dg kondisiku..mungkin saat ini mas akan bertahan hanya dg cintaku..tapi siapa yang akan menjamin mas akan tetap seperti itu??!!” sepertinya Jodha mengantisipasi kejadian buruk dikemudian hari, yang akan lebih menyakitkan dirinya, ketika diam2 Jalal mempunyai istri dibelakangnya.
“Aku yang akan menjamin diriku sendiri..tidak akan ada wanita lain..tidak akan ada cinta lain yang mampu menggantikan posisimu dihatiku Jodha” Jalal kembali menegaskan.
“Tidak mas aku tidak memberi pilihan itu..pilihannya cuma dua..pertama mas pilih ceraikan atau mas menikah lagi” Jodha memperjelas keinginannya.
Jalal: “Jodha..kau ini keras kepala..sudak ku bilang..mas tidak akan memilih keduanya!!”
Jodha: “Kalau mas tidak memilih keduanya..berarti aku yang harus pergi dari kehidupanmu mas!!”
Jalal: “Jodha..kumohon jangan tempatkan aku dlm kondisi sulit seperti ini..aku sudah merasa bahagia hidup dg mu tidak perlu ada orang lain”
Jodha: “Ya..tapi aku akan terus merasa bersalah seumur hidupku mas..sekarang aku hitung sampai sepuluh..pada hitungan kesepuluh mas harus menentukan pilihan” Jodhapun mulai menghitung.. “Satu..dua..tiga...empat..lima..enam...sepuluh..apa pilihannya?”
Jalal menatap Jodha, hatinya terasa sakit mendengar pilihan yang diajukan Jodha. Jalal berkata perlahan, “Mas.. ga akan sanggup melihatmu menderita sayang, membagi cinta dg wanita lain pasti itu sangat menyakitkanmu.. hanya membayangkannya saja mas sudah ga sanggup.. membayangkan harus menghabiskan malam dg wanita selain dirimu, membuat hatiku perih, Jodha.”
Air mata Jalal perlahan keluar dari sudut matanya, “Apa kau menganggap suamimu ini laki2 cengeng?? aku ga peduli Jodha.. mas hanya ingin kau tau, kalau suamimu ini sangat mencintaimu.”
Jodha terdiam..tak sepatah katapun keluar dari bibirnya.
Jalal pun melanjutkan kata2 nya lagi “Suamimu tidak akan menceraikanmu dan tidak juga akan menikah lagi.. mas mengambil pilihan lain.. terserah kau mau setuju ataupun tidak.. sekarang untuk sementara kita pisah rumah, sampai kau bisa menata hatimu kembali meyakini dengan sepenuh hati klo suamimu ini sangat mencintaimu.”
**
Kini mereka hidup terpisah, Jodha tinggal di istananya sedangkan Jalal tinggal dirumah kayunya. Namun atas permintaan Jodha, Jalal harus tetap membantunya mengurus Tajmahal corp, karena tenaga Jalal masih sangat dibutuhkan disana.
**
Dua bulan telah berlalu, kurangnya komunikasi membuat hubungan mereka nampak kaku dan canggung..(terlihat seperti pasangan pacaran yang tiba-tiba putus).
Suatu waktu di ruang Presdir, laptop Jodha mengalami masalah, kebetulan orang IT nya sedang cuti, Jodhapun menyuruh sekretarisnya memanggil Jalal.
Tak berapa lama Jalal masuk “Ada apa?” tanya Jalal dingin
“Em..ini mas..file2 ku tidak bisa dibuka” jawab Jodha.
Jalal berdiri dibelakan Jodha, membungkukan badanya, wajah mereka bersebelahan sangat dekat, tangannya meraih mose yang sedang di pegang Jodha. Ini kali pertama mereka bersentuhan setelah lama berpisah, desiran dihati ke-2nya begitu kencang.
***
Hari Kamis siang di Tajmahal corp.
Sejak Jalal menikah dg sang presdir, ada beberapa kebijakan baru seperti setiap hari Senin dan Kamis seluruh karyawan Tajmahal corp yang muslim dan tidak sedang berhalangan diharuskan berpuasa. jam istiraha biasanya di isi dg acara kajian tujuannya agar karyawan selain memiliki IQ yang bagus juga diharapkan memiliki kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan tentunya kecerdasan spiritual.
Semua karyawan berkumpul di bagian atap gedung Tajmahal yang telah di sulap menjadi Masjid dg kubah yang sisi2nya bertuliskan asmaul husna, dindingnya hanya ditutup sepotong oleh taman gantung sehingga angin semilir terasa menyejukan bagi setiap yang duduk dimasjid tsb.
Hari ini, Jalal menjadi pembicara menggantikan ustad yang berhalangan hadir, Jalal berjalan menuju mimbar, sisa2 air wudhu masih menempel diwajah dan rambutnyanya. Jodha sudah duduk ditengah2 para akhwat. Ditatapnya wajah teduh milik suaminya, wajah yang selalu memberikan kedamaian #nyess
Pemilik mata tajam itu kini mengedarkan pandangnnya, mata yang selalu jadi buah bibir para wanita diTajmalah corp, mata yang selalu terpelihara krna hanya akan menatap pd satu wanita yang menjadi istrinya.
Oh..ikhwan agra pesona dan karisma kesalehan mu sungguh membuat seluruh wanita rela tidak mengedipkan matanya saat kau berbicara.
Kini pandangan sang lelaki impian terhenti pada sorot mata indah milik seorang akhwat ‘Jodha’, akhwat berkerudung lebar yang dulu sangat dekat dengannya, yang selalu menggelayut manja atau hanya sekedar ngusel-ngusel keteknya agar dapat tertidur pulas.
Namun dua bulan terakhir,dua insan yang sangat saling mencinta ini harus terkunci dlm dingin dan bekunya hati.
Jalal segera mengalihkan pandangannya, dia mulai berbicara:
“Hari ini saya akan membahas masalah poligami”
#Deg jantung Jodha serasa berhenti berdetak.
Jalal kembali menatap Jodha meyakinkan klo istrinya khusu mendengarkan, lalu ia melanjutkan ceramahnya:
“Sebenarnya kata yang tepat itu poligini bukan poligami yang artinya suami beristri banyak, tujuan suci poligini sebenarnya menjadi sistem solusi sosial dlm masalah perkawinan, namun banyaknya oknum laki2 yang tidak mempersiapkan dg matang rencana ini menjadikan poligini sesuatu yang sangat menakutkan, dan menjadi sesuatu yang sangat dibenci oleh kaum hawa,ketidakmampuan laki2 dlm menghargai perasaan wanita kerap kali menjadi alasan terpenting penolakan ini, sebaiknya sebelum laki2 meneguhkan hatinya untuk berpoligini dg alasan mengikuti sunah nabi..dia harus mengetahui hikmah poligini Rosululloh,..diantaranya: pertama untuk penyebaran Islam dan meraih dukungan da’wah dari kabilah asal istrinya, yang kedua kehidupan Rosululloh yang umum atau yang khusus adalah teladan,kehidupan khusus hanya bisa diterjemahkan olh istri2nya, ketiga mengajari kita cara bergaul yang sukses dg individu yang berbeda..(Jalal berhenti sejenak)..Klo sy ditawari poligini sy akan menolaknya, krena sy merasa sudah cukup dg cinta yang diberikan istri sy.”
Seorang karyawan bertanya, “Ma’af pa..apa klo istri anda pergi pun anda akan tetap tidak menikah lg pa?”
Jalal tersenyum lalu menjawab, “Betul..saya akan tetap menjaga cinta saya..bahkan ketika dia tidak lagi mencintai sy sekalipun.”
#Jleb...kata2 jalal begitu mengujam di hati Jodha
Jalal kini kembali menatap Jodha, seolah matanya ingin berbicara ‘Karena aq hidup hanya untukmu’
Semua mata menatap Jodha, andaikan mereka tidak sungkan berbicara dengan presdirnya tentu mereka semua akan berkata ‘Presdir, anda sangat beruntung memiliki suami seperti Pa Jalal.. manusia langka yang harus dilestarikan’ namun tatapan mereka sudah mewakili apa yang ada di hatinya.
Itu semua membuat Jodha sedikit salah tingkah.. ingin rasanya ia bersembunyi dibalik punggung mas Bawel nya, yang karena kebawelannya telah membuatnya malu namun berbunga-bunga.
**
Setelah selesai shalat Dzuhur berjamaah, Jalal, Jodha beserta tim arsiteknya meninjau proyek sekolah yang sedang ditanganni Tajmahal corp.
Setelah mengenakan helm proyek, mereka kini mengelilingi bangunan berlantai tiga yang baru setengah jadi. Jalal dan Jodha masih perang dingin, namun tampak mereka saling memperhatikan satu sama lainnya.
Seperti yang baru saja terjadi, sebuah batu bata tiba-tiba jatuh tepat di atas kepala Jodha, Jalal yang berada di belakan berteriak, “Awas Jodha...!!!”
Tangan Jalal reflek menarik tubuh Jodha dan segera mengamankan tubuh itu ke dalam pelukannya, Jodha yang kaget hanya bisa membenamkan kepalanya di dada suaminya. Kini batu bata itu telah hancur.. namun hati keduanya mulai menyatu kembali.
“Sayang.. kau tidak apa-apa?” tanya Jalal.
Setelah dua bulan, ini kali pertama Jalal memanggilnya dg sebutan sayang ( lagi). Jarangnya kontak fisik membuat keduanya terhanyat dlm sensasi adrenalin yang membuat jantung mereka berdegup kenjang.
Hingga kehadiran seorang pekerja membuat mereka harus melepaskan pelukannya “Ehmm..aduh pa bos...udah ga nahan ya pa...hehehe..”
To Be Continued
FanFiction The Gift of Love Part yang lain Klik Disini