Versi asli Bag. 26 - 28
By: Viona Fitri
Jodha melepaskan tangan Mr. Khaibar & menggenggam tangan nya. Dengan lembut Jodha berkata”Mr, aku sudah menikah sekarang. Kau tdk boleh melakukan hal seperti ini pada ku. Seorang istri yg sudah menikah hanya akan mencintai suami nya. Mr, mungkin mempunyai perasaan terhadap ku, tapi ini tidak benar Mr, karena aku sudah mempunyai suami. Maaf Mr, aku harus pulang sekarang, aku tidak ingin suami marah jika ia mengetahui hal ini. Oh iya Mr, aku harap anda bisa menjauhi ku, aku tidak ingin ada perselisihan antara aku & suami ku. Aku harus pergi sekarang, suami ku akan marah jika dia tau aku keluar dari rumah hanya untuk menemui pria lain di luar sana.” kata Jodha sambil berlalu dari sana tanpa menghiraukan teriakan Mr. Khaibar memanggil nya lagi.
Jodha menaiki taksi menuju rumah nya. Hati nya benar-benar gelisah jika sampai Jalal mengetahui hal ini. Apa yang akan terjadi lagi pada nya.
Jodha kemudian turun dari taksi dan melihat garasi mobil yg masih kosong. Jodha menghela nafas lega ternyata Jalal belum pulang. Jodha mulai mempersiapkan makan malam untuk mereka. Tapi tidak biasa hampir jam 9 malam Jalal belum juga pulang ke rumah. Sebenar nya apa yang tengah terjadi pada Jalal saat ini?
Jam sudah mulai menunjukkan pukul 10 malam tapi Jalal belum pulang juga. Jodha menunggu Jalal di ruang tamu sambil menghubungi ponsel Jalal yg sedari tdk aktif.
“Kau kemana Jalal? Apa hari ini kau ada lembur di kantor. Tapi kenapa tidak memberi kabar pada ku?” tanya Jodha pada diri nya sendiri yg begitu gelisah sambil berjalan mondar mandir ke depan pintu kemudian masuk lagi ke dalam.
Tin.... Tin.... Tin....
Terdengar suara mobil memasuki halaman rumah. Jodha segera membuka pintu & melihat Jalal yg seperti orang sedang mabuk berat.
Jodha membantu Jalal menaiki anak tangga menuju kamar mereka.
Setelah sampai di kamar Jalal langsung menyentakkan tangan Jodha dgn kasar. Jodha benar-benar takut sekali karna kelihatan nya Jalal benar-benar sangat marah sekali pada nya.
“Kau tidak berhak menyentuh ku lagi Jodha. Kau benar-benar perempuan murahan. Kau membiarkan laki-laki lain menyentuh mu, tapi kau bahkan marah pada suami mu ketika aku hanya ingin dekat dengan istri ku sendiri. Sudah ku bilang kau tdk boleh keluar dari rumah tanpa seizin ku, tapi kau malah tdk mematuhi & menemui pria lain di luar sana yang bukan Muhrim mu.” kata Jalal berteriak keras di hadapan Jodha.
“Hahaha..... Sekarang aku mengerti kenapa kau selalu menghindar dari ku, itu pasti karna pria tadi kan?” tanya Jalal sambil mendorong kuat tubuh Jodha hingga Jodha terjatuh & membentur tepian meja. Dari Kening nya mengucur darah segar saat itu. Tubuhnya terasa tergoncang & leher nya tercekal dgn perkataan Jalal barusan.
“Kau benar-benar wanita murahan Jodha. Aku tdk menyangka kau seperti itu...” kata Jalal sambil tertawa keras tepat di telinga Jodha.
Jodha memegang kening nya yg berdarah & mulai mengatakan penjelasan nya pada Jalal.
“Jalal aku tidak mengerti apa yg kau katakan. Kau kenapa? Kau pulang larut malam dan setelah itu marah-marah tdk jelas kepada ku. Kau mengatakan ku wanita murahan?” tanya Jodha sambil menangis menatap Jalal.
Jalal mengambil tissu di laci meja nya dgn berjalan sempoyongan.”Jalal.... Kenapa kau selalu saja bersikap kasar seperti ini pada ku. Katakan pada ku apa salah ku?” tanya Jodha sambil mengguncang tubuh Jalal yg limbung.
“DIAM!” teriak Jalal keras yg langsung membuat Jodha terdiam & merasa takut dgn Jalal. Jodha melangkah mundur untuk menghindari amukan Jalal tapi Jalal malah semakin mendekat & memegang kepala Jodha lalu mengusap cairan merah segar yg mengalir dari kening nya.
“Bukankah sudah ku katakan pada mu kalau kau harus minta izin dulu pada ku ketika kau ingin keluar dari rumah. Tapi kau malah menyangkal perbuatan mu itu dan membohongi ku. Aku sudah melihat semua nya Jodha di Cafe itu.” kata Jalal mulai merendahkan nada suara nya dan menangis sambil masih mengusap darah segar dari kening Jodha. Jalal benar-benar terluka akan hal itu. Hati nya juga merintih kesakitan saat Jodha terluka tapi Jodha tdk pernah mau mendengarkan nya.
“Jalal.... Jadi kau sudah melihat semua nya? Tapi itu tidak seperti yang kau kira Jalal. Aku hanya menemui nya karna dia dulu telah sangat baik pada ku, jadi aku memenuhi permintaan nya untuk menemui nya.”
“Jodha, sudah.... Aku tidak ingin membahas nya lagi. Sekarang duduk lah dulu aku akan mengambil obat merah untuk mu.” Jalal lalu berjalan ke lantai bawah & membawakan obat merah serta plaster untuk luka Jodha.
“Jodha, kau jangan membuat ku marah lagi, kau tau benar ketika aku sedang marah, emosi ku mengalahkan segala nya. Aku jadi bersikap kasar pada mu, aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi Jodha.” kata Jalal sembari membersihkan luka Jodha dengan anti septik.
Jodha memeluk Jalal dan menangis di dada nya. Mereka sama-sama menangis dalam pelukan hangat itu.
Jodha semakin mempererat pelukan nya pada Jalal. Ada kedamaian yang ia rasakan disana. Jodha menangis di dada bidang suami nya dan lebih memeluk nya erat lagi seperti tidak ingin di pisahkan. Jalal kemudian melepas pelukan nya & memegangi kepala nya yang terasa pusing.
Jodha sangat panik sekali dan membantu Jalal berbaring di tempat tidur nya. “Jalal apa tadi kau minum?”
“Iya Jodha.... Tapi aku hanya minum sedikit saja. Dan sekarang rasa nya kepala ku ini pusing sekali.”
“Kau disini saja, aku akan membuatkan kopi untuk mu. Aku pernah dengar kalau kopi akan bisa mengurangi rasa pusing mu.” Jodha lalu pergi ke dapur dan membuatkan kopi beserta membawakan makanan untuk Jalal makan. Karna setau diri nya Jalal belum makan sejak pagi.
“Jalal bangunlah dulu, aku membawakan kopi dan makanan untuk mu. Setidak nya setelah ini kau baru bisa tidur dengan nyenyak nanti” Jodha membantu Jalal duduk dan memberikan segelas Kopi pada Jalal.
Jalal kemudian menyeruput minuman nya kemudian meletak kan gelas kosong itu di atas meja. “Jalal sekarang kau harus makan, kau belum makan kan?” tanya Jodha sambil menyodorkan sesendok makanan ke arah mulut Jalal.
Jalal membuka mulut nya dan memakan nya. “Apa kau sudah makan Jodha?”
“Sudahlah tidak usah memikirkan ku, aku bisa makan sendiri nanti. Sekarang kau harus habiskan makanan ini lalu istirahat.”
Jodha menyuapkan satu sendok terakhir dari piring makanan nya. “Aku sudah kenyang Jodha. Tapi aku sama sekali tidak melihat mu makan. Aku akan ke dapur dan mengambil kan makanan untuk mu, kau juga harus makan.” Kata Jalal hendak pergi. Jodha mencekal tangan Jalal dan menyuruh nya duduk kembali.
“Lebih baik kau istirahat saja. Kau pulang sudah terlalu larut.” kata Jodha sambil jongkok dan membuka sepatu Jalal.
“Aku akan mengambilkan baju tidur mu dulu.” Jodha melangkah ke kemari dan mengambil kan sepasang baju tidur untuk di pakai Jalal.
“Jalal ganti lah pakaian mu dulu, setelah itu kau pasti akan tidur dengan lelap.” Jodha memberikan baju tidur Jalal pada nya.
“Jodha aku tidak kuat melangkah lagi, biarkan saja aku memakai pakaian ini ya?”
“Setidak nya kau buka saja Jas mu itu.” Jodha kemudian membuka Jas kerja Jalal dan meletakkan di atas meja.
Jodha hendak melangkah ke arah sofa untuk bergegas tidur tapi, tapi Jalal malah menahan tangan nya.
“Jodha, kau juga harus tidur disini bersama mu. Walaupun aku mabuk, tapi aku masih bisa menahan diri ku. Setidak nya percayalah pada suami mu sendiri Jodha. Aku tidak akan mengulangi kesalahan ku seperti kemarin lagi. Aku juga tdk akan membuat mu menangis lagi Jodha.”
“Kalau aku tidur disini bersama mu, kau akan sempit nanti. Karna harus berbagi dgn ku.”
Untuk saat ini Jalal tdk ingin mendengar alasan apapun itu dari Jodha. Jalal menarik tangan Jodha membuat Jodha terbaring di samping nya. Ia menatap lekat pada Jodha dan tersenyum senang bisa lebih dekat istri nya. Sebelum nya, Jalal tidak pernah seperti ini sebelum nya, tapi kali ini seperti nya semua nya akan berubah total semenjak kehadiran Jodha dlm hidup nya.
“Jodha, kau sudah terlalu banyak bicara. Sekarang tidurlah, aku juga akan tidur.” kata Jalal sambil membawa Jodha dlm dekapan nya. Kedua nya sama-sama merasa nyaman saat itu, kehangatan diantara mereka kian bisa di rasakan meskipun tdk satu pun dari mereka yg mengungkapkan rasa Cinta nya.
Ketika kau merasakan cinta, mungkin kau sulit untuk bisa mengungkapkan nya. Ada sesuatu yg aneh terjadi pada diri mu. Kau merasa nyaman berada dekat nya, kau merasa bahagia hanya karna senyum nya. Tapi jika dia terluka, kau lebih merasakan luka itu dari pada diri nya. Kau mungkin akan merasakan setiap rasa yang ia rasakan. Kau kenapa kau tdk bisa mengerti ketika dia menangis, hati mu rasa nya tersayat goresan luka seribu pisau yg sangat tajam. Tanpa di sadari, hati kalian tlh menyatu saat itu, tapi masih ada Jarak yg sulit untuk membuat nya menyatu menjadi satu kesatuan yg utuh.
“Jodha, kau harus berjanji tdk akan membuat ku emosi lg. Aku terluka melihat mu terluka, tapi aku sulit untuk meredam amarah ku ketika aku emosi. Mengertilah Jodha, aku tidak pernah ingin bermaksud kasar pada mu. Tapi kau yg memancing emosi ku, aku tdk bisa melihat ada pria lain yang lebih dekat pada mu selain aku.” kata Jalal sendu. Tiba-tiba saja air mata nya mengalir dari sudut mata nya. Jalal mengingat bagaimana Jalal telah sangat kasar pada Jodha, lalu bayangan pria yg memegang tangan Jodha di Cafe itu benar-benar sangat melukai hati nya. Ia sulit mengatakan apa yg sebenarnya ia rasakan, entah apa yg terjadi dlm diri nya saat ini. Kenapa selalu saja semua sikap Jodha sangat terpengaruh terhadap diri nya.
Jodha mendongak melihat wajah Jalal yg sembab dgn air mata. “Aku tdk akan mengulangi kesalahan ku itu lagi Jalal, aku tdk ingin melihat mu terlihat cengeng seperti ini.” kata Jodha sambil menghapus air mata di wajah Jalal.
Jodha melepaskan tangan Jalal yang mendekap nya. “Kau sering sekali membanding-bandingkan aku dengan anak TK. Jadi, seperti nya aku juga harus sering menangis untuk menari perhatian dari seseorang di dekatnya.” kata Jalal tersenyum hambar.
“Jalal, kau tidak akan marah dengan ku lagi kan? Aku sangat takut sekali pada mu ketika kau marah.”
“Benarkah?”
“Iya tentu. Aku tidak pernah berbohong pada mu kan?”
“Kau pasti pernah membohongi ku. Tapi mungkin aku tidak mengetahui nya.”
“Sudah suami ku sekarang kau pejam kan mata mu. Aku akan menyanyikan lagu penghantar tidur untuk mu. Heemmz” kata Jodha sambil tersenyum senyum ke arah Jalal yang kelihatan nya ngambek seperti anak TK yang nangis karna minta Es krim.
Jodha mendekat ke arah pipi Jalal dan mencium
kiss emotikon
lembut. Jalal terkejut dengan sikap Jodha barusan, reflek tangan Jalal memegangi pipi yang menurutnya itu sangat berharga karna pertama kali nya Jodha mencium nya di pipi.
“Jodha..... Apa kau baru saja mencium ku?” tanya Jalal tak percaya.
“Entahlah! Tentu saja aku yang mencium pipi mu itu barusan Jalal. Lalu siapa lagi?” Jawab Jodha kesal.
“Jadi sekarang kau yang sudah melakukan kesalahan itu kan? Kau jangan menyalahkan ku lagi ya?”
“Jadi kalau aku mencium mu sebuah kesalahan, aku tidak akan mencium mu lagi.” kata Jodha sekena nya karna merasa kesal.
“Tapi waktu aku mencium mu, kau bilang itu kesalahan. Tapi sekarang kau bilang itu tidak kesalahan, kenapa bisa begitu?”
“Tanyakan saja pada ibumu. Itukan yang kau katakan pada ku dulu?”
“Kau ini gadis paling hebat kalau di suruh membuat alasan. Kalau ada kontes tentang perlombaan alasan paling bagus, aku pasti akan mendaftarkan diri mu menjadi kontestan nya.”
“Terimakasih pujiaan mu itu pak Direktur sekarang kau tidurlah.” Jodha menarik selimut Untuk Jalal dan mencium kening nya lagi.
Jalal yang sudah mulai terpejam membuka mata nya dan terbelalak heran lagi. “Jodha, kau mencium ku lagi? Ya khudaa, kau benar-benar aneh sekali. Tapi kapan aku akan mendapatkan kesempatan seperti mu itu? Apa hanya kau yang boleh mencium ku saja?”
“Kau sekarang masih belum hilang total dari mabuk mu, jadi kau tidak boleh melakukan apa pun selain istirahat. “
Jalal hanya mengangguk lalu tertidur lelap berhadapan dengan Jodha. Jodha memandangi wajah damai suami nya itu sambil mengucap syukur dalam hati.”Kahna..... Terimakasih telah membuat nya berubah menjadi lebih baik. Tolong jaga rumah tangga kami agar tetap rukun dan saling berdampingan seperti ini.” Jodha mengelus lembut pipi Jalal yang masih terlihat sembab.
Di tengah malam, Jodha terbangun karna mendengar suara seseorang seperti nya yang sangat dekat dengan nya.
“Jodha.... Tolong jangan lakukan ini pada ku. Ku mohon jangan ikut bersama nya. Kembali lah pada ku Jodha..... Jangan ikut dengan pria itu..... Tidak!” Ucap Jalal dalam tidur nya yang kemudian terbangun.
“Jalal, kau kenapa? Apa kau baru saja bermimpi buruk?” tanya Jodha sambil memegang pundak Jalal.
Jalal malah tidak menghiraukan perkataan Jodha dan langsung memekluknya dan menangis di bahu Jodha. Ia benar-benar takut sekali kehilangan sosok gadis yang ada di pelukan nya itu.
Jodha hampir saja kehabisan oksigen karna tidak bisa bernafas. Jalal terlalu kuat memeluk nya, hingga rongga dada terasa sangat sesak tak leluasa untuk bernapas.
“Jalal, aku tidak bisa bernafas, apa kau ingin membunuh ku?” tanya Jodha dengan tersenggal.
Jalal kemudian melepaskan dekapan nya dan membiarkan Jodha untuk dapat bernafas lega. Bulir-bulir keringat berjatuhan membasahi pipi samping nya.
“Jodha..... Kau tidak akan pergi kan? Kau tidak akan ikut bersama pria itukan? Ku mohon jangan kau mau ikut bersama nya. Lalu aku akan tinggal dengan siapa nanti? Jangan menyakiti hati ku lagi Jodha.” Kata Jalal sambil mengguncang tubuh Jodha.
Jodha hanya menggeleng pelan. Ia benar-benar tidak tau kemana arah pembicaraan Jalal saat itu.
“Bagus Jodha. Kau akan tetap tinggal bersama dengan ku, kita akan hidup bahagia. Sekali pun dia lagi, usir saja dia. Aku tidak ingin kehilangan mu.” Kata Jalal sambil mengelus lembut rambut Jodha.
Tanpa di sadari, Jalal sudah mengungkapkan seluruh perasaan nya pada Jodha. Meski pun itu tidak langsung terucapkan, tapi yg jelas Jodha merasakan senang namun juga sedih melihat keadaan Jalal yang begitu menyedihkan sekali.
“Jalal..... Aku tidak akan meninggal kan mu. Kau bicara apa Jalal? Aku benar-benar tidak mengerti apa yg terjadi pada diri mu saat ini. Tapi hari ini, kau lebih banyak menangis!” Jodha menangkupkan tangan nya di pipi Jalal.
Jalal kemudian tersadar bahwa tadi hanyalah bagian dari mimpi buruk nya. Tapi, mimpi itu seakan seperti nyata dan benar ada nya. Jalal mengambil segelas air mineral yg ada di atas meja. Kemudian meneguk air digelas itu sampai habis. Tapi hatinya tetap saja merasa tidak enak dan sangat gelisah.
“Aku baik-baik saja Jodha. Kau tidurlah!”
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
--NEXT—
Baik-baik aja padahal masih nggak enak pada dirinya :)
ReplyDeleteLanjutin ceritanya mbak!!!