<--Sebelumnya
Episode 4
Ditiduh membunuh
Woo Jin berjalan di lorong rumah sakit, ia masih teringat dengan ucapan penyidik, “Tato ini... bukan tato biasa. Tato ini dibuat dari darah ayam dan tinta khusus sebagai pewarnaannya. Rumah tahanan yang memakainya, karena mereka tidak bisa menggunakan bahan pewarna. Rutan punya catatan dari setiap tersangkanya. Jadi besok kita akan tahu siapa dia.”
Woo Jin mendatangi ruangan dimana Penyidik Go dirawat. Kabag Han terus menangis, khawatir jika Penyidik Go terluka parah dan akan mati. Penyidik Go terbangun dan meminta Kabag Han berhenti menangis karena tangisannya tidak bisa membuatnya tidur.
Detektif Park datang dengan tergesa-gesa, Kabag Han memberitahukan bahwa Penyidik Go baik-baik saja. Kabag Han beralih mencemaskan Eun Bi karena lututnya terluka dan seharusnya Eun Bi yang dirawat, bukannya Penyidik Go. Penyidik Go meminta Eun Bi menjelaskan bahwa ia (Penyidik Go) terluka parah. Semuanya tertawa karena Eun Bi justru mengatakan bahwa Penyidik Go bilang ia baik-baik saja.
Penyidik Go kemudian meminta Detektik Park membantu Woo Jin selama ia beristirahat dalam masa pemulihan.
Woo Jin meminta semuanya kelaur dan membiarkan Penyidik Go beristirahat. Penyidik Go menghentikan Woo Jin karena ada yang ingin ia bicarakan, “Orang itu tidak membunuhku sampai mati. Melihat caranya membunuh dokter itu, ia menggunakan teknik yang tidak biasa. Tapi daripada menyakitimu, ia memilih bunuh diri. Apa yang sebenarnya dilakukan mereka?”
Woo Jin menenangkan Penyidik Go dan memintanya istirahat. Sementara dirinya yang akan mencaritahunya sendiri.
Woo Jin menghampiri Eun Bi yang sedang bermain ayunan sambil makan ice cream. Woo Jin memberikan obat untuk mengobati lutut Eun Bi supaya tidak terinfeksi.
Eun Bi menawari Woo Jin ice cream namun Woo Jin menolaknya karena ice cream itu sisa Eun Bi. Karena Eun Bi menyebutnya picik, akhirnya Woo Jin mau memakannya dari tangan Eun Bi.
Eun Bi merasa aneh dengan semua yang dilakukan Woo Jin padanya padahal ia adalah orang asing, “Membersihkan namaku. Tidak membiarkanku dibawa ke perlindungan saksi. Sekarang juga membuatku tinggal bersama Kabag Han. Ahjussi, kau menyukaiku? Ahjussi, tunggu 3 tahun lagi. Sekarang ini terlalu dini.”
Mereka berdua tertawa bersama.
Woo Jin beranjak dan meminta pisau lipat yang selama ini dibawa Eun Bi untuk melindungi dirinya. Jika Eun Bi terus membawanya, maka akan berbahaya untuk Eun Bi karena bisa saja Eun Bi mendapat masalah lagi. Eun Bi memberikannya setelah Woo Jin berjanji akan menjaganya.
Woo Jin meminta buku rekening yang selama ini dibawa Eun Bi, karena akan membahayakan nyawa Eun Bi, ia berjanji akan menemukan ayah Eun Bi. Eun Bi tak mau menyerahkannya, meskipun itu akan membahayakan nyawanya, namun nyawa Woo Jin akan aman. Woo Jin merasa tersentuh dan tak mampu berbuat apa-apa, ia pun mengajak Eun Bi pulang.
Eun Bi merasa kesakitan dan Woo Jin dengan sangat perhatian mengobati luka dilutut Eun Bi. Eun Bi meregangkan tangannya minta Woo Jin menggendongnya. Meskipun awalnya Woo Jin tak mau, namun ia akhirnya mengabulkan permintaan Eun Bi. Dalam gendongan Woo Jin, Eun Bi mengucapkan terima kasihnya dan mereka tampak bahagia.
Dong Soo memberitahu Direktur bahwa Yoo Chang Seon telah dipenjara beberapa tahun yang lalu. Direktur terkejut saat tahu bahwa yang Jaksanya saat itu adalah Woo Jin.
Det. Park memberitahukan informasi yang diperolehnya kepada Woo Jin, “Beberapa hari yang lalu, Yoo Chang Seon telah menyelesaikan masa tahanannya di Rutan Seobu.”
Kabag Han terkejut saat mendengar nama Yoo Chang Seon. Ia merasa bingung karena Woo Jin tak mengingat kejadian 7 tahun yang lalu yang mana pihak mereka menuntut Chang Seon.
Direktur menganggap bahwa masalah itu adalah biasa. Namun “Kasus Yoo Chang Seon ini benar-benar mempengaruhi karir Jaksa Cha. Satu-satunya kasus yang dijatuhi hukuman teringan oleh Kejaksaan. Saat itu, Woo Jin adalah Jaksa yang menangani kasus Yoo Chang Seon. Dan aku adalah Jaksa pembimbingnya. Yoo Chang Seon menemukan tersangka pembunuh dan pemerkosa pacarnya, lalu membunuh tersangka secara brutal. Dia bahkan telah mengakuinya. Selain itu, Yoo Chang Seon sudah mempunyai catatan kriminal sebelumnya. Kejahan ini sudah direncanakan sebelumnya, lalu ia pergi mencari korban dengan membawa senjata. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana. Tentu saja harus dihukum seumur hidup atau hukuman mati. Namun berkat bantuan Woo Jin, Yoo Chang Seon mendapat hukuman selama 7 tahun.”
Dong Soo menambahkan bahwa saat di TKP ada polisi yang melihat Woo Jin melakukan perbincangan dengan Chang Seon sebelum melepaskan tangannya, “Seperti, Hyeongnim, Aku mencintaimu.”
Direktur meminta Dong Soo melakukan yang terbaik. Memberikan Woo jin satu pukulan telak supaya Woo Jin memberikan buku rekeningnya.
Woo Jin meminta Kabag Han menyiapkan data tentang Yoo Chang Seon dan memberikannya padanya. Sementara Woo Jin akan pergi ke Rutan Seoubu untuk melakukan penyelidikan disana. Kabag Han tak membiarkan Woo Jin pergi seorang diri dan meminta Detektif Park ikut bersama Woo Jin.
Dong Soo begitu terkejut saat Woo Jin menepuk pundaknya dari belakang. Ia tak memberitahukan apapun saat Woo Jin menanyakan kenapa Dong Soo terlihat tegang dan juga bahagia.
Dong Soo mengentikan Det. Park dan menanyakan kemana Woo Jin pergi. Det. Park pun mengatakan kemana Woo Jin akan pergi.
Penyelidikan pun dimulai. Semua Napi yang Woo Jin interogasi menginginkan rokokterlebih dahulu sebelum di interogasi mengenai Chang Seon namun tak ada yang membuahkan hasil.
Yang terakhir adalah seorang pria yang tampak tak sehat dan ia satu-satunya Napi yang tidak merokok. Woo Jin menanyakan apa Napi itu sudah mendengar kabar bahwa Chang Seon sudah tewas dan dibenarkan oleh Napi itu. Napi itu tampak ketakutan saat Det. Park memelototinya.
Woo Jin merasa ada yang aneh, karena tidak mungkin ada Napi yang mengetahui kabar kematian seseorang. Woo Jin tahu bahwa Det. Park sudah datang kesana terlebih dulu dan ia pun menyuruh Det. Park untuk keluar dari ruang interogasi.
Saat Woo Jin hendak menghipnotis Napi tersebut, tiba-tiba Napi itu kejang dan mulutnya mengeluarkan busa. Para petugas datang, dan sebelum Napi itu dibawa ke klinik, ia memberikan secarik kertas dan menggenggamkannya ke tangan Woo Jin tanpa diketahui siapapun.
Dong Soo datang ke Rutan Seoubu dan melihat rekaman saat Woo Jin melakukan interogasi. Dong Soo menemui seorang Napi dan berjanji akan memberikannya pembebasan bersyarat asalkan ia mau menuruti ucapan Dong Soo. Napi yang sudah ingin keluar dari sana tentu langsung menyetujuinya.
Woo Jin tampak bingung dengan catatan yang diberikan Napi kepadanya, “EGAJ 405438-4”.
Kabag Han datang ke tempat biasa Woo Jin terapi. Saat melihat dokter itu, ia merasa wajahnya familiar. Ia langsung teringat tentang skandal dan dokter itu yang awalnya menyapa Kabag Han dengan ramah jadi melongo mendengar ucapan Kabag Han.
Dong Soo bersama dua orang petugas menuju ruangan Woo Jin. Dong Woo mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu dan menggantinya dengan langsung menendang pintunya hingga terbuka. *Kok ada Jaksa berSukap kasar seperti itu. Katanya Jaksa itu orang yang berpendidikan.*
Dong Soo menangkap Woo Jin dengan tuduhan penyuapan dan kasus bunuh diri. Tak ada perlawanan sedikit pun dari Woo Jin meskipun ia sendiri masih bingung. Sebelum benar-benar meninggalkan ruangannya, Woo Jin masih sempat bercanda, “Biaya perbaikan pintu diambil dari gajimu.”
Dong Soo menyebutkan kasus Woo Jin yang mana semua kejadiannya tidak sesuai fakta. Semua hanyalah kebohongan belaka. Direktur dan Asistennya sampai kesal karena melihat kinerja Dong Soo yang tidak membuahkan hasil.
Mereka tampak puas setelah melihat perubahan reaksi Woo Jin saat Woo Jin melihat rekaman CCTV di rumah sakit yang mana ia berpapasan dengan Rutan Seoubu saat ia keluar dari ruangan Han Mi Seon. Padahal Woo jin pernah menangani kasus Chang Seon 7 tahun yang lalu dan saat itu Woo Jin tak mengenali Chang Seon saat berpapasan dengannya.
Woo Jin protes karena Dong Soo tak menyebutkan tentang hak miranda saat menangkapnya. Dong Soo pun tak menolak dan memberikan hak miranda itu, “Kau berhak untuk tetap diam dipersidangan dan mendapatkan pengacara.”
Woo Jin pun mengatakan bahwa ia akan mencari penagcara. Direktur dan Asistennya sama-sama terkejut karena Woo Jin akan melibatkan seorang pengacara.
Dan ternyata yang ditunjuk sebagai pengacara Woo Jin adalah Pengacara Kim Myung Suk. Direktur menertawakan Woo Jin yang tak merasa bersalah bahkan tak tahu malu. Ia sudah mengalahkan Myung Suk dan kini menjadikan Myung Suk sebagai pengacaranya.
Namun Myung Suk tak mempermasalahkan hal itu. Jaksa juga manusia, bisa saja memiliki kesalahan dan membutuhkan pembelaan. Myung Suk kemudian mencibir kinerja Kejaksaan yang melakukan penangkapan tanpa surat penangkapan. Ia meminta direktur segera mengajukannya dan ia akan segera melakukan penyelidikan setelah itu.
Woo Jin bersama Myung Suk keluar dari kejaksaan dan sudah banyak wartawan yang menunggu mereka. Myung Suk yang memberi penjelasana sementara Woo Jin menggunakan halnya untuk diam, “Kantor Kejaksaan telah melakukan penangkapan yang tidak masuk akal dan memaksa untuk melakukan interogasi. Pengadilan telah diberitahu untuk mengeluarkan surat keputusan untuk pemeriksaan secara substansif. Kami sangat menghormati proses ini. Kami akan membuktikan bahwa kami tidak bersalah.”
Myung Suk menanyakan kejadian yang sebenarnya namun Woo Jin tetap diam. Myung Suk memberitahukan bahwa Ketua Kim ingin bertemu dengan Woo Jin namun Woo Jin menolaknya, karena Ketua Kim membelanya hanya melalui pengacara terhebatnya saja.
Woo Jin kemudian memberitahukan bahwa peran Myung Suk sebagai pengacaranya cukup sampai disini saja selanjutnya ia yang akan mencari tahu sendiri.
Direktur kesal karena Dong Soo bahkan tak bisa memenjarakan Woo Jin. Namun kekesalannya menjadi tawa saat Asistennya mengabarkan bahwa buku rekening itu sudah habis terbakar. Dan kini Direktur tak perlu memikirkan tentang Dong Soo dan membiarkan pertarungan yang ada hanya antara Dong Soo dan Woo Jin.
Bersambung ke Part 2-->
Komentar:
Aku masih penasaran dengan sebab Woo Jin kehilangan memorinya dan apa yang mendasarinya. Dugaanku seperti benar, bahwa orang yang terlihat baik, terlibat dalam suatu kejahatan yang entah apa.
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...
Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.
Terima Kasih.