Pelabuhan Terakhir Bagian 3



By Er Lin...... Mobil Jalal telah sampai didepan rumah Jodha. Jalal langsung keluar dari mobilnya dan berlari kecil untuk membukakan pintu mobil untuk Jodha. Saat Jodha keluar dari mobil dan hendak berjalan ke arah rumah nya Jalal dengan cepat meraih pergelangan tangannya. “Jangan lupa besok malam ada acara pesta pengangkatan ku sebagai direktur departemen store dan juga untuk memperkenalkan mu sebagai calon istri ku.”

Jodha hanya diam dan tidak menjawab perkataan Jalal. Dia tau jika dia menjawab Jalal hanya akan kembali membuatnya kesal. “ Berpakaian lah yang baik karna disana akan banyak wartawan yang akan meliputnya.” Jelas Jalal lagi.

“Ya aku mengerti” jawab Jodha sambil melepaskan tangannya dari genggaman Jalal. Tapi baru saja kakinya akan melangkah masuk kerumah, langkah kakinya terhenti saat mendengar Jalal berteriak “ hey anak kecil.. Jangan lupa sikat gigi mu dan berdo'a lah sebelum tidur.” Jalal mengatakan itu sambil tertawa sedangkan Jodha langsung melihat kearah Jalal dengan tatapan marah dan bibir yang mengkerut.

Setelah mengatakan itu Jalal kembali masuk ke dalam mobilnya dan mulai melaju kan mobilnya. Selama dalam perjalanan Jalal selalu tersenyum saat dia mengingat reaksi wajah Jodha saat marah karna selalu di goda olehnya.

****

Hari ini Jalal sudah mulai bekerja di departemen store yang juga merupakan salah satu milik akbar grup. Kantor Jalal berada di lantai paling atas dari gedung itu. Karna lantai paling atas memang di gunakan sebagai kantor. Bukan hanya kantor Jalal tapi juga kantor semua pegawai disana.

Siang harinya saat Jalal akan keluar dari departemen store nya, dia melihat sebuah gaun borkat panjang bewarna hitam yang juga berlengan panjang yang sedang di pajang di salah satu toko. Melihat itu Jalal langsung mengentikan langkahnya lalu masuk ke dalam toko itu. Melihat gaun itu Jalal langsung teringat sama Jodha. ”Dia pasti akan terlihat cantik memakai ini” gumam Jalal sambil memegang gaun itu. Jalal lalu memanggil seorang pegawai dan memintanya untuk membungkus gaun itu dan mengirimnya ke rumah Jodha. Jalal sengaja tidak mengunakan namanya sebagai pengirim tapi justru menulis “untuk putri kecil.”

Malam harinya Jalal telah siap untuk menghadiri acara resmi pengangkatannya sebagai direktur dan juga pengumuman pernikahaanya dengan Jodha. Dengan setelan jas bewarna hitam yang senada dengan warna celananya dan di padukan dengan kemeja putih dan dasi Jalal sangat terlihat tampan. Warna jas Jalal di sesuaikan dengan gaun Jodha yang telah di belikannya tadi siang. Jalal bercermin untuk terakhir kali untuk memastikan tidak ada yang salah dalam penampilannya. Saat sudah merasa puas dengan penampilannya Jalal langsung keluar dari kamarnya berjalan ke bagasi mobilnya.

Dengan audy hitamnya Jalal menjemput Jodha. Saat sampai dirumah Jodha, Jalal di sambut oleh ibu Jodha dan juga sujamal. “Kau tampan sekali Jalal..” Kata meinawati yang kagum melihat penampilan Jalal malam ini. Mendengar itu Jalal hanya mengeluarkan senyumannya yang khas, setelah mengatakan itu meinawati langsung masuk lagi ke dalam untuk memanggil Jodha. Sedangkan Jalal menunggu Jodha yang saat itu sedang berdandan sambil mengobrol ringan dengan sujamal.

Jodha keluar dari dalam rumah dengan mengenakan gaun borkat hitam panjang yang Jodha kira itu di belikan oleh ibunya. Dengan rambut yang di sanggul dan hanya anting-anting berlian sebagai perhiasannya Jodha sangat terlihat cantik malam itu. Dengan melangkah hati-hati Jodha menghampiri Jalal yang saat itu sedang berdiri di halaman luar dengan sujamal. Jalal terpana dan tanpa berkedip menatap Jodha. Dengan pakaian apapun Jodha terlihat mempesona dimata Jalal meski dengan riasan yang tipis. Untuk sesaat Jalal tersesat dalam kecantikan Jodha, dan tersadar ketika Jodha bertanya “apakah kita bisa berangkat sekarang?? Pasti pestanya telah di mulai.” Kata Jodha dengan nada menyindir. Jalal berusaha tersenyum untuk menutupi rasa malaunya karna kepergok menatap Jodha dengan terpesona. “Baiklah kita berangkat sekarang.” Kata Jalal lalu berpamitan dengan meinawati dan juga sujamal.

Selama dalam perjalanan Jalal sering mencuri-curi pandang untuk melihat Jodha. Menyadari Jalal yang selalu melihat kearahnya dengan ketus Jodha bertanya “kenapa kau selalu melihat ku??” “Gaun mu cantik” jawab Jalal langsung. “Ibu ku yang membelikannya..” “Ibu mu pintar memilih gaun. Dia memilih gaun yang menutupi seluruh tubuh mu karna dia tau tidak ada bagian dari tubuh mu yang bagus untuk di perlihatkan.” Kata Jalal yang kembali ingin menggoda Jodha.

“Kau ini....? Tubuh ku bukan untuk di pertonton kan.” Jawab Jodha dengan kesal.
Jalal langsung tertawa melihat Jodha yang kembali marah karna terpancing dengan godaanya. “Aku tau itu Jodha, makanya aku membelikan mu gaun yang berlengan panjang” kata Jalal dalam hatinya.

Tidak kurang dari 20menit, mereka telah sampai di depan hotel. Jalal langsung keluar dari mobilnya kemudian dia juga membuka kan pintu mobil untuk Jodha. Setelah itu Jalal memberikan kunci mobilnya kepada petugas parkir yang saat itu mendekat kearahnya. Mereka masuk kedalam lift yang akan membawa mereka ke lantai 5, tempat diadakannya pesta. Ketika lift sudah sedikit lagi sampai ke lantai 5, Jalal berkata “ kau nanti jangan jauh-jauh dari ku. Di depan pintu aula nanti pasti akan banyak wartawan yang akan menunggu kita. Jika kau merasa gugup pegang saja tangan ku. Haaa....aku lupa.” Jalal menghentikan kata-katanya kemudian melihat kearah Jodha “kau kan tidak ingin melakukan kontak fisik dengan ku.” Kata Jalal dengan tertawa kecil

Dan benar saja, saat pintu lift terbuka mereka langsung di serbu oleh wartawan. Dengan bantuan beberapa penjaga, Jalal dan Jodha perlahan-lahan berjalan menuju pintu aula. Tapi naas saat Jodha hendak melangkah, sepatunya miring hingga Jodha tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya dan hampir terjatuh. Jodha pun dengan cepat menarik dasi Jalal dan..... tabrakan mulut diantara mereka pun terjadi.

Tidak cukup lama mereka dengan posisi itu, lampu dari kamera wartawan yang memotret moment tabrakan bibir mereka, membuat mereka cepat tersadar dan menarik diri masing-masing. Jodha dengan cepat membersihkan bibirnya dengan tangannya, seolah-olah bibirnya telah terkena kotoran. Jodha membesarkan matanya, melihat tajam kearah Jalal. Dengan isyarat bibirnya, Jodha bertanya kenapa Jalal mencium bibirnya.

“Hati-hati sayang....” Kata Jalal dengan tersenyum manis kepada Jodha. Jalal sadar saat itu banyak wartawan yang sedang memotret mereka, hingga Jalal tidak mengubris pertanyaan Jodha padanya. Jalal langsung merangkul pinggang Jodha, dengan tersenyum kepada semua wartawan Jalal menuntun Jodha memasuki aula.

Dalam perjalanan saat memasuki aula, Jodha memperlihatkan senyum manisnya kepada semua tamu yang saat itu menatap kearah mereka berdua. Dengan setengah berbisik Jodha bertanya “kenapa kau mencium ku tadi??”

“Kau yang mencium ku dengan alasan menarik dasi ku.” Balas Jalal denga suara yang di pelan kan dan tetap memperlihatkan senyumannya kepada semua tamu.

Mendengar itu Jodha langsung menolehkan wajah nya, melihat kearah Jalal dengan tatapan kesal. Sedangkan Jalal membalas melihat Jodha dengan memperlihatkan senyuman khasnya.

Dari kejauhan ternyata ruqyah melihat moment ciuman bibir yang terjadi saat di depan aula tadi. Hatinya merasa hancur, dia masih belum bisa menerima Jalal hidup dengan wanita lain. Meski selama ini Jalal selalu berkencan dengan banyak wanita, tapi ruqyah tau saat itu Jalal tak pernah menggunakan hatinya saat bersama mereka. Tapi tadi,,, ruqyah dapat melihat cinta di mata Jalal untuk Jodha. Mengetahuin kenyataan itu membuat hatinya merasa hancur.

****

Terdengar suara MC mengumumkan kedatangan Jalal, semua orang berdiri untuk menyambutnya. MC mengumumkan Jalal sebagai Direktur baru di departemen store akbar grup, MC yang juga adalah orang kepercayaan Jalal ~todarMal~ meminta Jalal untuk memberikan kata sambutannya sebagai direktur baru. Dengan tangan kirinya yang masih melingkar di pinggang Jodha, Jalal menerima microfon yang di berikan todarmala kepadanya dengan menggunakan tangan kanannya. “Selamat malam semuanya. Perkenal kan saya Jalalludin Mohammad Akbar direktur baru di departemen store akbar grup. Dengan jabatan ini saya akan bekerja keras agar departemen store kita bisa berkembang lebih maju lagi hingga ke mancanegara.” Kata Jalal dengan lancar dan di sambut dengan tepuk tangan dari seluruh tamu yang hadir.

“Lalu siapakah perempuan cantik yang ada disamping anda saat ini pak??” Tanya todarmal

“Dia adalah calon istri ku..” Kata Jalal sambil menatap Jodha dengan mesra. “Dia adalah perempuan yang telah di pilihkan orang tua ku untuk menjadi pendamping hidup ku. Meski ini adalah sebuah perjodohan bisnis tapi aku langsung mencintainya saat pertama kali aku melihatnya.”

Semua orang merasa terharu saat mendengar pernyataan cinta Jalal. Sedangkan Jodha, wajahnya langsung berubah merah. Meski dia yakin apa yang di katakan Jalal adalah sebuah kebohongan, tapi tetap saja itu membuat jatung nya berdetak cepat hingga membuat wajahnya langsung berwarna merah.

Setelah memberikan kata sambutannya, Jalal menuntun Jodha ke sebuah meja yang khusus di sediakan untuk para tamu VIP. Jalal memperlihatkan perhatiannya kepada Jodha di depan semua orang dengan menarik kursis untuk Jodha duduk, dan dengan sedikit membungkuk Jalal berkata, “Sayaang, kau makan lah dulu. Aku mau pergi mencari seseorang.” Dengan mengelus rambut Jodha dan mencium keninganya Jalal pergi meninggalkan Jodha yang hanya terdiam mendapatkan perlakuan seperti itu dari Jalal.

Jalal mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan tapi dia tetap tidak menemukan Ruqyah. Saat kejadian di depan aula tadi, Jalal masih melihat ruqyah yang dari jauh sedang melihat ke dirinya dan Jodha.. Tapi setelah itu dia tidak melihat Ruqyah lagi. Jalal pergi kearah taman yang ada di belakang aula tersebut, dan benar saja dari balik kaca Jalal melihat ruqyah sedang duduk sendirian disana. Jalal langsung menghampiri Ruqyah dan duduk di samping nya.

“Sedang apa kau disini ruqyah??” Tanya Jalal

Mendengar suara Jalal, ruqyah menolehkan wajahnya melihat Jalal dan Jalal pun ikut menolehkan wajahnya melihat ke ruqyah. Ruqyah menatap Jalal dengan intens, sedangkan Jalal melihat ruqyah untuk menunggu ruqyah berbicara.

“Apakah kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah

Jalal menolehkan wajahnya, melihat kearah depan. Jalal tidak menjawab pertanyaan ruqyah, dia hanya diam.

“Aku tanya apakah kau akan menikahinya Jalal?” Tanya ruqyah lagi.

Jalal menganggukkan kepala, “Ya. Orangtua ku memilihnya untuk menjadi pendamping hidup ku.”

“Meski kau tak mencintainnya?” Selidik ruqyah

Jalal hanya tertawa kecil mendengar pertanyaan ruqyah.

“Aku minta jangan lakukan itu. Kenapa kau harus menikahi perempuan yang tak kau cintai. Sedang disini ada aku yang selalu setia disamping mu.” Ucap ruqyah yang saat itu matanya sudah mulai berkaca-kaca

Jalal kembali melihat kearah ruqyah,”Kau kan tau selama ini aku hanya menganggap mu tak lebih dari teman ruqyah.”

“Tapi aku mencintai mu Jalal. Selama ini aku selalau bertahan disamping mu. Bahkan dari kita kecil, hanya ada kau dimata ku.”

“Maka dari itu berhentilah ruqyah! Berhentilah untuk bertahan disamping ku. Karna sampai kapan pun aku hanya akan menganggap mu sebagai teman.” Pinta Jalal.

Airmata yang dari tadi coba ditahan nya kini akhirnya bobol juga saat mendengar perkataan Jalal. “Jika kau tidak peduli dengan siapa kau menikah, lalu kenapa kau tidak mau menikah dengan ku?. Perempuan itu.... Dia ingin menikah dengan mu hanya karna membutuhkan uang mu.”Ruqyah berkata dengan menaikan nada suaranya.

“Jaga bicara mu ruqyah, bagaimana pun dia adalah calon istriku.” Jalal berkata sambil berdiri. Ketika dia akan pergi, ruqyah langsung menghentikannya dengan memeluknya dari belakang. “Tapi aku tidak bisa tanpa mu Jalal.” Ruqyah berkata sambil menangis.

Dan Jodha melihat itu semua dari jauh, tapi sayangnya Jodha hanya melihat saat ruqyah memeluk Jalal. Jodha tidak mendengar semuanya dari awal hingga akhir. Dirinya langsung membalikkan tubuhnya, dadanya tiba-tiba terasa sesak melihat ruqyah memeluk Jalal seperti itu. Sambil menekan dadanya, Jodha kembali ke tempat duduknya. Jodha tidak tau kenapa hatinya terasa sakit melihat itu semua. Dia merasa seperti ada seseuatu yang akan dirampas oleh orang lain dari dirinya. Tapi apa itu....???

Jalal melepaskan tangan ruqyah yang melingkar di perutnya dan membalikkan tubuhnya menghadap ruqyah. “Maaf kan aku ruqyah, tapi aku mencintai Jodha.” Kata Jalal dan kemudian pergi meninggalkan ruqyah.

Jalal kembali ke tempat Jodha. Setelah sampai di dekat Jodha, Jalal langsung meraih tangan Jodha. “Kita pulang sekarang sayaang, aku merasa lelah.” Kata Jalal sambil menarik pergelangan tangan Jodha.

Jodha tidak berkata apa-apa, dia hanya mengikuti kemana Jalal menarik tangannya. Jalal terus mengandeng tangan Jodha hingga sampai ke parkiran. Jalal membuka kan pintu mobil untuk Jodha dan dengan lembut Jalal mendorong tubuh Jodha untuk masuk ke dalam mobil. Selama dalam perjalanan mereka hanya diam. “Jodha apa kau lapar?? Apa kau mau makan bakso??” Tanya Jalal tiba-tiba.

“Hah.....??” Jodha menjawab karna merasa kaget dengan pertanyaan Jalal.

“Aku sangat lapar.” Ucap Jalal. Tanpa menunggu jawaban dari Jodha, Jalal langsung memutar mobilnya ke tempat penjual bakso biasa dia makan.

Selama makan Jodha selalu menatap Jalal. “Apakah dia tidak akan mengatakan sesuatu padaku?? Apakah dia tidak akan menjelaskan kejadian tadi saat dia bersama ruqyah?.” Tanya Jodha dalam hatinya.

Merasa selalu di lihat oleh Jodha, Jalal mengangkat kepalanya dan melihat kearah Jodha. “Kenapa kau melihat ku terus? Apakah kau tidak suka makan bakso?” Tanya Jalal.

“Ha... Tidak.. Aku suka kok.” Jawab Jodha dengan terbata-bata karna ketahuan telah melihat Jalal dari tadi.

“Kalo gitu makan lah yang cepat, setelah itu kita pulang.” Ucap Jalal yang kembali melanjutkan makannya.

“Hhmmm Jalal boleh kah bertanya sesuatu?” Tanya Jodha dengan ragu-ragu.

“Ya... Mau tanya apa??” Jawab Jalal.

“Siapa perempuan yang memeluk mu tadi?” Jodha bertanya dengan hati-hati dan sambil menatap lurus ke wajah Jalal

“Haaa...” Jalal terkejut mendengar pertanyaan Jodha sampai-sampai dia hampir tersedak. Jalal meminum airnya dan menarik nafasnya sebentar lalu Jalal berkata “Dia...............”

Bersambung

FanFiction Pelabuhan Terakhir Bagian yang lain Klik Disini


2 comments:

  1. siti hakmanti7 April 2015 at 10:12


    Suka, sama ff ini :D
    Alurnya ringan dan menarik
    Berharap akan update tiap hari .
    Terimakasih mbak Er Lin untuk ide ceritanya, dan terimakasih mbak chusni udah ngepost dblog mbak .


    ReplyDelete
  2. paling suka ff ini...

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...

Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.

Terima Kasih.