
Jodha bergegas berlari kecil menuju kamar mandi, tapiiii.... Selimutnya melorot, begitu saja..
“Jodhaaa..” gumam Jalal melongo dan menelan ludahnya melihat tubuh polos Jodha yang berlari kecil dan menghilang dibalik pintu kamar mandi.
Jodha terbelalak dan berkata lantang “Jalal, apa yang kau lakukan, kau menarik selimutku?”
“Tidak Jodhaa, aku rasa kau sengaja menurunkannya”
“Apa?!” pekik Jodha kesal.
Jalal menunduk dan melihat ternyata kakinya tak sengaja menginjak ujung selimut, Jalal tertawa keras..
“Jaallaaaalll” teriak Jodha kesal...
Panggilan Shivani terdengar semakin tak sabar, Jalal bergegas menuju pintu dan membukanya, hanya kepalanya yang menyembul dibalik pintu “Haii Shivaii sayang..” sapa Jalal sambil tesenyum genit,
“Bhaijaaann, aku kangen,, mana Jiji?”
“Lagi mandi tuh”
“Kenapa sih nongol gitu aja, aku masuk yaa?”
“Tidak.. tidak Shivani sayang.. bhaijaan gak pake baju”
Shivani menutup mulutnya kaget, “Baiklah, aku pergi dulu” Jalal mengangguk.. Shivani berlalu sambil terkikik..
“Hhh... cara jitu mengusirmu Shivani manis..” ucap Jalal lega.. Jalal kembali menutup pintu dan menguncinya..
Jodha sudah berpakaian lengkap, karena cuaca Amer panas, Jodha pun mengenakan kemeja putih lengan pendek yang agak tipis, dipadu rok selutut warna biru, dan mengkat rambutnya, sementara Jalal mandi Jodha menyiapkan pakaian Jalal, kemeja putih juga, dipadu celana pendek biru..
Jalal keluar dr kamar mandi dg melilitkan handuk sebatas pinggang, dan langsung memeluk Jodha yang sedang memilih buku novelnya dirak atas, Jodha memekik kaget, Jodha berbalik, nafas mereka memburu.. mereka pun tak kuasa menahan gairah, berciuman lagi dan lagi..
Jodha menghentikan “Cepat pake baju, ibu sudah menunggu”Jalal menciuminya lagi “Jalal aku mohon” Jalal tak menggubrisnya lalu menciumi leher Jodha, Jodha tertawa geli tapi sangat menikmatinya “Jalal, hhh..”
Jalal dg lembut melepaskan cumbuannya begitu saja, Jodha hanya diam dg nafas terengah2, lalu Jalal memakai pakaiannya didepan Jodha, Jodha memalingkan wajahnya kearah lain, Jalal tertawa keras “Aku suka kalau kau sedang diranjang sayang” ucap Jalal nakal, dibalas tatapan sengit Jodha lalu berjalan kearah jendela kamar dg kesal..
Jalal menghampiri Jodha yang sedang berdiri didepan jendela kamar, pandangannya terkagum2 pada hamparan padang rumput hijau nan indah..
“Sayang, aku ingin bicara” ucap Jalal serius sambil memegang kedua pundak Jodha,
Jodha menoleh, ekpresinya pun berubah serius... “Ya sayang bicaralah”
Jalal meraih lengan Jodha untuk duduk disofa, mereka duduk berdampingan saling menggenggam erat.. “Jodha, aku sangat berterimakasih padamu, kau telah memberiku kebahagiaan yang tak terkira, ini adalah sebuah awal kebahagiaanku dari penantianku selama ini, tapi aku akan selalu menanti dan terus menanti kebahagiaan2 yang lain yang akan kita jalani bersama, bersama cinta kita dan anak2 kita kelak”
Jodha terharu, matanya berkaca2.. “Ya sama2 sayang, aku pun begitu, kau telah menyempurnakan hidupku, kau adalah masa kini dan masa depanku, terimakasih kau telah menerimaku menjadi milikmu seutuhnya, menerimaku tanpa melihat masala.. “
“Ssstt, kau jangan bicara masa lalu, kalo kau bicara itu lagi, aku akan pergi sekarang juga dan kau... tak akan melihatku lagi” ucap Jalal pura2 mengancam,
Jodha menggeleng dan menangis lalu memeluk Jalal sangat erat seakan tak ingin melepasnya..,Jalal pun membalasnya lebih erat... Mereka pun menangis dalam haru dan kebahagiaan..
***
Didapur, Mainawati dan Sukania sedang menyiapkan hidangan untuk semua, terutama memasak makanan kesukaan Jodha, tiba tiba Jodha memeluk ibunya dari belakang, “Maasaaa... aku sangat merindukanmu”
mereka pun saling memeluk, menyentuh kaki ibunya dan memeluk Sukania lalu si bungsu Shivani.. Mereka tertawa bahagia..
“Hmmm... nikmat.. aromanya sangat menggoda”
semua menoleh kearah suara,
“Bhaijaan!” pekik Sukania langsung berhambur memeluk bhaijaan nya,
Jalal tersenyum lalu menghampiri Mainawati menyentuh kakinya “Ya anakku Jalal semoga selalu diberkati”
Shivani hanya diam senyum2 gak.jelas, masih malu dg kejadian tadi...
“Hmm.. bhaijaan gak dpt pelukan nih dr si bungsu, mana dia yah?” ucap Jalal pd dirinya sendiri, semua orang tertawa, Shivani langsung menghampiri Jalal dan memeluknya tersipu..
Jodha merasa aneh, banyak sekali makanan dan minuman ringan yang sudah tertata rapi di atas meja.. “Apa ini maasa? knp banyak sekali makanan dan minuman seperti mau ada pesta?” tanya Jodha bingung.
“Nanti Jiji jg akan tau” timpal Shivani terkikik,
“Yaa, Jiji kan sudah bikin kejutan buat kami, sekarang giliran kami yang bikin kejutan buat kalian, oke” ucap Sukania sumringah,
Jodha dan Jalal hanya mengerutkan dahinya, Manaiwati hanya tersenyum..
***
Jodha dan Jalal sudah berniat untuk menceritakan semua kejadian yang menimpa mereka pada keluarganya kecuali Shivani, karena dia masih belum mengerti akan hal ini.. Jodha pun menceritakan semuanya dg sangat emosional, tak ada yang disembunyikan, tak ada rahasia, setiap kejadian Jodha tumpahkan pada mereka terutama pada ibunya orangtuanya, Mainawati dan Sukania mendengarkan dg perasaan campur aduk..
Sementara Jodha bercerita, Jalal mengajak Shivani ke belakang rumah yang luas dan kini sudah disulap seperti halnya pesta kebun, Jalal terpana dan terkejut..
“Loh.. apa ini?” tanya Jalal tak percaya sambil mengedarkan pandangannya,
Shivani terkekeh “ Ini sebenarnya pesta kejutan buat Jiji sm bhaijaan”
“Hmm.. Pantas tadi km gak mau di ajak kemari, memangnya pesta apa?”
“Pesta untuk menyambut kita sayang” ucap Jodha tiba2 muncul dr belakang Jalal dan Shivani, mereka pun menoleh,
Jodha menghampiri Jalal, memeluknya sebentar dan melepaskannya kembali karena Jodha merasa malu dihadapan keluarganya..
“Hmm.. bagus.. tapi sambutan apa?”
“Karenaa.. kalian udah pulang bulan madu dan karena bhaijaan udah sehat” jawab Shivani riang dan diikuti tawa mereka... Kiini tak ada lagi rahasia diantara mereka, legaa.. Tiba tiba
“Jodhaaa....” suara cempreng mengagetkan mereka semua..
“Ruq!!” pekik Jodha riang... Mereka pun saling memeluk sangat erat dan menitikkan air mata haru.. “Aku kangen Jodhaaa”
“Aku jg Ruq.. “
“ Jodhaaaaa..” suara riang kembali mengagetkan mereka
“Motiii!!” pekik Jodha lagi,
“Akuu kangeenn kamuu Jodhaa”
“Aku jg Motiikuu, tembemku” timpal Jodha sambil mencubit gemes pipi Moti yang chuby dan saling memeluk erat...
“Chotii ammijaan” sekarang suara imut memanggil Jodha,
Jodha berlutut “Rahiim, sini sayang, peluk Choti ammimu” Rahim pun berhambur kepelukan Jodha, Jodha mencium pipi Rahim yang imut..
“Jodha”
Jodha mengangkat kepala lalu bangkit memeluk kak Salima “Apa kabar kak?”
“Aku baik Jodha, kamu?”
“Baik juga kak” mereka semua tersenyum..
Jodha meneteskan air mata bahagia, lalu menghampiri ibunya dan menyentuh kakinya “Maasa, ini benar2 kejutan untukku, aku benar2 bahagia terimakasih” ucap Jodha memeluk ibunya dan menangis sesenggukan..
Jalal ditemani Todar Mal dan jg Maan Singh, mereka pun melepas kangen.. Jalal sangat terharu melihat semua ini, matanya berkaca2, melihat Jodha yang begitu bahagia.. dan mereka pun menikmati pesta penyambutan Jodha dan Jalal pulang bulan madu yang sebenarnya mengerikan...
Siang pukul 11.30 pm
“Prenam.. “ lagi lagi suatu suara menghentikan sebagian kegiatan mereka, mereka semua menoleh kearah sumber suara....
Jalal dan Ruq sangat terkejut tak percaya siapa yang mereka lihat, Jalal menahan emosinya, Jodha dan keluarganya pun tak percaya kalo yang didepan mereka ini, kini sudah berubah... Orang ini menatap tajam dan sinis kearah Jalal
“Ravii.. kau Ravi kan?” tanya Jodha riang lalu menghampiri orang tersebut
“Ya Jodha, aku Ravi, kau masih ingat rupanya?”
“Tentu saja aku ingat, ya walaupun kau banyak sekali berubah tapi buatku kau tetap seperti yang dulu Ravi” keluarga Jodha pun menyambut Ravi..
DEG, kata2 Jodha begitu menusuk tajam dihati Jalal.. Ruq melirik kearah Jalal, dan merasa ngeri melihat ekspresi Jalal saat ini..
Orang2 pun sudah hanyut kembali dg acara pestanya..
“Jodha, kau mengenal Ravi? tapi kau melupakan perasaan suamimu, kau mengacuhkannya, dan kau Ravi.. knp kau datang di waktu yang tidak tepat, aduuh bagaimana ini???” batin Ruq gelisah..
Ruq bergegas menghampiri Jodha dan Ravi yang masih asyik ngobrol, Jalal menyadari sikap Ravi yang berbeda saat menatap Jodha, tapi Jodha tak menyadarinya, “Jodhaa!... Jalal” ucap Ruq tegas sambil menoleh kearah Jalal..
Jodha terperanjat, benar2 lupa pada Jalal, Jodha pun menghampiri Jalal yang diam bagai patung “Sayang, aku kenalkan pada temanku, ayo!” Jalal diam menatap sinis kearah Jodha, “Kau knp?” Jalal menggeleng.. Ruq kembali berbaur dg orang2 dipesta dg perasaan sangat cemas dan gelisah..
Ravi menghampiri Jodha dan Jalal “Senang bisa bertemu dg anda lagi Mr. Jalaluddin Muhammad” ucapnya sinis, tapi tak disadari oleh Jodha,
“Jadi.. kalian sudah saling kenal ya?” ujar Jodha riang, Jalal berusaha tenang menatap tajam kearah Ravi,
“Ya Jodhaa...” timpal Ravi dg nada dibuat2 mesra, Jodha tersenyum, emosi Jalal mulai memuncak,
“Tapi bagaimana kalian bisa kenal?”
“Mungkin suamimu lupa lagi padaku, aku perkenalkan lagi, aku Ravi Bhatia, teman sekolah Jodha dulu dan teman seperjuangan anda jg, ya kan Mr. Jalal?”
Jodha bingung, dan Jalal berusaha tenang, “Ya, selamat datang dipesta kami, aku ingin tau siapa yang mengundangmu kesini?” ucap Jalal dg nada menyindir,
“Tidak ada, saya khusus datang menemui Jodha” timpal Ravi sangat tenang.
Jodha tersenyum, tapi Jalal sudah benar2 tak bisa lagi membendung emosinya “Berani sekali kau bicara seperti itu, aku suaminya dan kau harus meminta izin padaku!” ucap Jalal penuh emosi.
Jodha menyadari kalo nada suara Jalal dipenuhi emosi lalu meliriknya, benar saja, sangat mengerikan.. “Ada yang tidak beres” batin Jodha cemas.. “Ravi kau nikmati pestanya ya, kami ada urusan dulu” ucap Jodha, Ravi mengangguk sinis, Jodha bergegas menarik lengan Jalal menjauh dan mengajaknya ke kamar dan mengunci pintu..
Mereka duduk disofa, berdekatan, “Sayang, ada apa?” tanya Jodha lembut sambil membelai mesra rambut suaminya.. Jalal hanya menoleh, lalu pandangannya kembali lurus kedepan menahan amarah.. Jodha masih menunggu jawaban Jalal
“Aku tidak suka kau dekat2 dgn nya” ujar Jalal datar.
“Ravi?”
“Ya, siapa lagi”
“Dia temanku”
“Tapi aku tidak suka Jodha”
“Kenapa?”
“Aku tidak suka saat dia manatapmu.”
Heniing..... “Kau... cemburu sayang?”
Jalal mengangkat wajahnya memandang kearah Jodha dan menatapnya lekat2.. “Kalo iya”
“Cemburu tak beralasan, dia hanya teman sekolahku”
“Tapi kalian saling merindukan ya kan?”
“Apa? kau tidak percaya padaku”
“Aku percaya padamu tapi tidak padanya”
”Ya sudah, kalau kau percaya padaku, untuk apa kau memikirkan tentang perasaan rindu yang tak masuk akal itu”
“Tidaakk Jodhaa!!” bentak Jalal tiba2 lalu berdiri, Jodha terkejut “Diaa.. merindukanmu, dia menginginkanmu, dia ingin merebutmu dariku Jodha”
Jodha mengerutkan dahinya kuat2 “Apa maksud perkataamu itu Jalal? kau terlalu berlebihan, dia jg temanmu kan?”
“Dia bukan temanku Jodha, dia musuhku, musuh terbesar dalam hidupku” ucap Jalal tiba2 tenang tapi getir, Jodha menyadari, telah terjadi sesuatu yang begitu menyakitkan, antara Jalal dan Ravi, di masa lalu mereka..
Jodha pun bangkit dan berdiri mendekat ke arah Jalal mendekatkan dirinya ke tubuh Jalal yang basah oleh keringat dingin, dimusim panas, memeluknya lalu Jodha memegang wajah Jalal dg kedua tangannya dan menariknya lebih mendekat, kening mereka pun menempel.
Jodha berkata dg lirih “Jangan katakan kau punya musuh, musuhmu adalah egomu sendiri, dan itu yang harus kau lawan, aku tak ingin kau lemah terhadap apapun, dan sekarang aku tidak peduli tentang siapa itu Ravi, apa hubungannya dg mu, aku tak peduli, yang aku inginkan hanya, kau bisa percaya padaku dan yakinlah takkan ada yang berani memisahkan kita, siapapun itu”
Jalal diam seribu bahasa meresapi setiap perkataan Jodha, walaupun gejolak batinnya tak terima tapi Jalal berusaha menerimanya apa yang dikatakan Jodha saat ini, dia akan percaya sepenuhnya pada istrinya..
Jalal pun mencoba membuka matanya, nafas mereka memburu , saat terbuka, matanya tertuju pada kemeja tipis Jodha yang basah oleh keringat, punggung tangan kiri Jalal tergerak begitu saja menelusuri kancing2 kemeja Jodha sangat perlahan dan halus namun menekan, membuat Jodha menegang, nafasnya semakin memburu, mereka saling menatap penuh cinta, ujung hidung mereka saling menempel, tangan kanan Jalal membuka ikatan rambut Jodha dan terciumlah aroma wangi rambutnya menusuk hidung begitu memabukkan, kini telapak tangannya yang beraksi menelusuri kemeja Jodha dari atas sampai kebawah sangat perlahan tanpa menunduk, matanya masih saling menatap.. Jodha mengigit bibir bawahnya dan menutup matanya, menikmati setiap sentuhan halus tangan kekar suaminya, meremas begitu kuat dan tanpa ampun pinggang suaminya, debaran jantungnya sangat terasa ditangan Jalal.. “Boleh aku membukanya sayang?” lirih Jalal serak, Jodha sudah tak bisa lagi menahannya, dia pun mengangguk sangat cepat dan berulang2, nafasnya semakin naik turun. Jalal pun melakukan aksinya perlahan, lalu kebawah, tubuh Jodha terasa menggigil, peluh dan bulir keringat membasahi tubuhnya, begitupun Jalal, Jodha pun dg tak sabar namun perlahan membalas aksi Jalal, gairah panas semakin menjalari raga mereka..
Semilir angin berhembus masuk disela sela lubang kecil jedela kamar, terasa sangat sejuk menerpa dua insan yang sedang bergairah dimabuk cinta.. Jam dinding pun seakan ingin berhenti berputar menyaksikan pergulatan raga dua insan ini, lagi dan lagi..
Bersambung
FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...
Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.
Terima Kasih.