By Kayla Kayla..... Tangis mereka mulai mereda, Jodha masih berdiri gemetaran, Jalal mencoba berdiri dan melihat wajah Jodha yang sembab dan pucat, dibelai mesra pipinya, lalu dicium mesra keningnya.. “Sayang.. ayo kita duduk” ajak Jalal pelan.. Tatapan Jodha menerawang, dan nafasnya naik turun , Jalal mencoba mencium lagi keningnya.. Jodha mulai bereaksi, lalu menatap mata Jalal yang berkaca2.. Jodha memejamkan matanya, lalu bergerak hendak duduk, Jalal membantunya menuju bangku tidur dan langsung membaringkan tubuhnya perlahan, Jalal menyelimutinya dan memandangi wajahnya yang sembab dan pucat, matanya tertutup rapat... Jalal terhanyut dg perasaan campur aduk..
Perjalanan masih sekitar tiga jam lagi..
Jalal tertidur sambil bersila dibawah dihadapan Jodha, bbrp menit kemudian Jodha terbangun, mengumpulkan kesadarannya terlebih dahulu dan terlihatlah Jalal yang sangat dekat dg wajahnya tapi kepalanya menunduk kebangku Jodha dg kedua tangannya sebagai bantalnya..
Jodha bangakit dan duduk, memandangi Jalal.. “Kenapa Jalal? apa yang membuatmu seperti ini? knp kau begitu mengerikan knp? batin Jodha khawatir, ketakutan yang tadi dirasakannya kini berangsur2 menghilang..
Tok..Tok..Tok..
Jodha melihat kearah pintu “Ya.. sebentar” sahut Jodha sambil menuju pintu, ada sepasang kakek nenek sedang mematung didepan pintu, pasangan renta yang menjadi korban kearoganan sikap Jalal.. “ Eh anda berdua, silakan masuk” mereka hanya tersenyum dan si nenek menyodorkan tangannya menyerahkan sebuah kalung dg dua cincin pernikahan yang saling berdampingan dikalung tersebut, Jodha terkejut “Ini.. kalung Jalal, kenapa ada pada mereka?” batin Jodha aneh
#Flashback
Jalal mengunci pintu dan berjalan menuju kompertemen sepasang renta yang menjadi korban sikap arogannya, Jalal mengetuk pintu perlahan, dicoba lebih keras tetapi tersadar karena pintu sedikit begeser, Jalal pun memberanikan menggeser dg perlahan, terlihatlah sepasang renta tersebut sedang asik saling mendekap dalam duduknya dan tersenyum bahagia, sesaat Jalal terpana melihat kedekatan mereka dimasa tuanya.. Jalal masuk karena mereka tidak menyadari kalo Jalal sudah bbrp kali mengetuk pintu yang terbuka tanda meminta izin untuk masuk, tapi Jalal lebih menyadari kalo mereka sepertinya sudah tidak mendengar dg jelas, Jalal pun mencoba masuk dan berdiri sopan dihadapan mereka, Mereka sedikit terkejut atas kedatangan Jalal tiba2 tersebut, tetapi mereka berubah baik dan menyambut Jalal dg ramah. Maksud kedatangan Jalal adalah untuk meminta maaf dg sangat tulus dan sopan atas sikap arogannya terhadap mereka dg mengeluarkan suara lantang dan mereka pun mengerti, Jalal pamit dan berdiri, tapi karena kemejanya longgar, Jalal tak menyadari kalo kalungnya terlepas dan jatuh kebawah bangku tidur yang Jalal duduki, dia pun berlalu dan menghilang dibalik pintu, bbrp jam kemudian si nenek melihat ada kilatan dari bawah bangku, kilatan dari sebuah benda seperti emas..
#Flasbackend
Pasangan renta tersebut kembali ke kompertemn mereka tanpa masuk dan menolak dg halus ajakan paksa namun sopon dari Jodha.. Jodha mengunci pintu, menggenggam erat kalung tersebut dg mata berkaca2 lalu memandangi Jalal yang masih diposisi semula, “Kesalahfahaman lagi, Jodha, kau jg tidak sempat bertanya kmn tadi dia pergi” batin Jodha sedih..
Seketika itu juga Jodha menjatuhkan diri dan mendekap erat tubuh Jalal dari belakang, menangis sesenggukan, Jalal terbangun dan menyadari kalo Jodha ada didekatnya.. Jalal langsung menoleh dan berbalik heran melihat Jodha seperti ini, dia memegang kedua bahu Jodha “Ada apa sayang?” Jodha menggeleng dan masih menangis, Jalal khawatir tp sekaligus senang dan lega, kalo kini Jodha tidak ketakutan lagi.. Jalal memeluk erat Jodha dan membiarkan dia menangis terlebih dahulu...
Jodha melepaskan pelukannya, tagisnya pun mulai mereda dan sekarang terisak sambil berkata serius dan pelan “Maafkan aku sayang, aku telah salah faham lagi” Jalal memegang kedua bahu Jodha, mendengarkannya bicara “Aku menyadari kau sangat khawatir padaku, tapi lagi2 egoku menyerangku begitu dalam, dan lagi2 kau yang menjadi korbannya” Jalal tersenyum dan mengusap lembut airmata yang menetes dipipi dingin Jodha, Jodha sedikit meringis kesakitan, Jalal panik lalu perlahan mendekatkan bibirnya, mencium pipi kiri Jodha yang masih lebam dg sangat lembut, Jodha menikmatinya, rasa sakitnya berubah menjadi rasa hangat yang halus, lalu Jalal menggosokkan pipi kiri mereka perlahan... seketika itu jg tubuh Jodha berdesir halua dan tak sadar menjatuhkan kalung yang di genggamnya dan belum sempat diberikan pada Jalal, lalu memeluk erat Jalal, mereka merasakan debar jantung mereka yang saling berpacu, Jalal mengangkat tubuh Jodha ke atas bangku tidur dan mendorongnya perlahan.
Peraduan mereka terjadi lagi, dan kini suara mesin kereta menjadi teman suara2 kecil nan lembut yang keluar dari mulut mereka daan AC pun tak berguna sama sekali...
***
Satu jam kemudian..
“Kalung ini yang menyelamatkan kita lagi sayang” ucap Jodha sambil membuka tangannya dan terlihatlah kalung Jalal disana, Jalal memegang dadanya dan baru menyadari kalo kalungnya lepas begitu saja.. Jalal bingung namun Jodha menjelaskan dg penuh semangat, akhirnya mereka pun tersenyum dan saling berpelukan erat dan lega..
Kini mereka telah berpakaian lengkap dan rapi, dan sedang makan malam yang baru saja diantar oleh room service.. Mereka sangat menikmati makan malam yang sangat lezat tersebut, kebetulan lagi, perut mereka begitu lapar setelah sebelumnya menguras tenaga dan airmata mereka.. Mereka makan saling berhadapan dan saling menatap mesra juga saling melempar senyum menggoda, sesekali mereka saling menyuapi,
“Kau terlihat sangat lapar sayang?” tanya Jalal mencoba menggoda istrinya, Jodha tersipu malu.. dan memang Jodha terlebih dahulu yang hampir menghabiskan makanannya, dg mulut yang penuh makanan Jodha menjawab “Ya kau benar sayang, karena makanan ini sehat dan lezat, sampai2 aku lahap begini” Jalal terawa lucu melihat tingkah istrinya ini..
Lagi2, setelah badai datang dan lagi2 berganti pula angin sejuk menerpa jiwa mereka...
Stasiun Delhi pukul 10.00 malam
Mobil Jeep putih Jalal menunggu dan disampingnya ada Mr. Bhagwandas.. Bodyanguard setianya itu menyapa dan membatu membawakan koper kecil berisi barang2 Jodha dan sedikit baju2 mereka yang dibawa dari Amer..
***
Home Sweet Home
Mereka sampai dirumah yang sangat mereka rindukan, disana mereka disambut lagi oleh bodyanguardnya yang satu lagi Mr. Khaibar Khan..
Setelah membuka pintu, hawa dingin menyeruak pada raga mereka, “Ayo masuk istriku” ujar Jalal sambil menyodorkan tangan kananya bak seorang pangeran pada putri raja, Jodha pun menyambutnya dan mereka pun tersenyum lebar..
Jalal menyalakan penerangan dan terlihatlah ruangan yang sangat mereka rindukan yang selama satu minggu Jalal tinggalkan juga dua minggu Jodha tinggalkan, ruangan yang masih sama, tertata rapi.. Jodha menitikan airmatanya, “Aku tak percaya bisa kerumah ini lagi” ucap Jodha terharu.. “Rumah kita sayang” timpal Jalal sambil merangkul pinggang Jodha, Jodha mengangguk dan tersenyum haru..
Mereka menyusuri setiap sudut ruangan, ruang tamu, ruang santai, dapur dan taman... Sejenak mereka duduk ditaman, saling menautkan tangan mereka lalu merenungi cobaan demi cobaan yang menimpa rumah tangga mereka akhir2 ini.. Terhanyut, lamaa.... ada dering email masuk, tapi Jodha biarkan....
***
Sampailah dilantai atas, tepatnya didepan kamar mereka, kamar Jodha dan Jalal, mereka diam sejenak lalu tersenyum lebar.. “Sekarang, ini kamar kita sayang” bisik Jalal sambil menunjuk kamarnya... Jodha tersenyum sambil menunjuk kerah kamarnya dan mengangkat alisnya tanda bertanya, “ Kamar kedua kita” bisik Jalal lagi.. Merekapun saling memeluk dan tertawa kecil..
Tapi Jodha hendak ke kamarnya “Mau kemana?” tanya Jalal terkejut, “Ke kamarku.. maksudku kamar kedua kita”, “Tidak!”, “Kyuu?”, “Aku belum membersihkannya, ya”, “Apa? tp tidak apa2 sayang, aku kangen barang2 ku, boleh ya?”, “Tidak, aku bilang tidak”, “Tapi... “, “Jodhaa, ayolah..” ucap Jalal dg wajah memohon sambil menarik lengan kanan Jodha menuju kamar Jalal..
Mereka masuk dan setelah menyalakan penerangan, terlihatlah kamar Jalal yang bersih dan rapi, karena sebelumnya Jalal memang membereskannya terlebih dahulu.. Tapi tidak dg kamar Jodha, yang masih ancur berantakan...
Mr. Khaibar Khan datang membawa patung Krisna milik Jodha, Jodha pun meletakkannya dimeja kecil dikamar Jalal, “Besok pagi kita lihat kamar kedua kita ya?” ucap Jalal sambil rebahan kedua tangannya dilipat kebelakang kepala,
Jodha mengangguk lalu bergegas menghampiri Jalal dan ikut rebahan di sampingnya, sejenak mereka hening menatap langit2 kamar..
Bbrp menit kemudian “Aku mandi dulu ya sayang?” ujar Jodha tiba2, “Hmmm..” timpal Jalal sambil matanya terpejam, Jodha menoleh lantas tersenyum.. “Dia lelah” batin Jodha..
Jodha masuk kamar mandi, lalu mengguyur tubuhnya yang penuh keringat, membasuh segala perasaan yang campur aduk selama perjalanan Amer-Delhi, sedih lalu bahagia, dua perasaan yang datang dan pergi silih berganti..
Jodha sangat menikmati guyuran air shower yang segar.. Tiba tiba pinggang polosnya terasa geli, Jodha memekik keras “Jalall!!” Jalal hanya menyeringai nakal...
Apa yang terjadi? itu rahasia mereka berdua..
***
Jodha mengenakan piyamanya dan Jalal hanya memakai celana pendek putih sebatas paha.. Akhirnya mereka tertidur pulas, sangat nyaman dan damai, mereka saling mendekap erat seakan tak ingin kehilangan..
Suara dering email masuk di handphone Jodha mengusik tidur pulas Jalal, dia pun meraihnya “Email penting! aku buka saja, Jodha kan sudah memberi izin padaku” gumam Jalal, dia bangkit dan duduk dilihatnya Jodha sedang tertidur bagai bayi.. Dibukanya email itu
“from : [email protected] , Jodhaa, aku mohon maafkan aku, 2mt ago“ emosi Jalal tiba2 muncul begitu saja, “Berani jg kau mengusik istriku lagi!!!” batin Jalal geram dan kesal
Lalu Jalal membuka lagi email2 yang sebelumnya, “Ravi, Ravi, Ravi.. hah, 50 email?” batin Jalal tak percaya, lalu ada satu nama yang benar2 membuat emosinya naik keatas ubun2nya..
“from : [email protected] , Aku akan datang lagi, Jodhaa, miss u, 12hr ago”
“Menjijikan!!” batin Jalal sangat muak.. Jalal menatap Jodha yang masih tertidur pulas, dan menahan amarahnya yang benar2 sudah memuncak “Dia berikan emailnya pada Sujamal! apa2an ini Jodha?!” batinnya kesal dan marah.. Jodha bergumam kecil, Jalal bergegas menaruh handphone Jodha di meja lalu dia menarik selimut dan pura2 tidur, Jodha malah mendekapnya erat, namun Jalal hanya diam saja...
***
Pagi pukul 06.30 am
Jodha bangun dan mendapati Jalal tak ada disampingnya, dia bangkit dan duduk mengumpulkan segala kesadarannya, pandangannya mencari2 Jalal, dan akhirnya terlihat disana, dibalkon, sedang berdiri memunggungi, rambut gelombangnya menari2 tertiup angin pagi, punggungnya yang putih sangat menggoda penglihatan Jodha..
Jodha pun menyingkirkan selimut yang menutupinya dan bergegas menghampiri Jalal, memeluknya dari belakang sangat erat, Jalal hanya diam, Jodha mencium punggung Jalal “Pagii sayang”, “Pagi” sahut Jalal datar.. Jodha heran, ada yang aneh dari nada bicara Jalal,.seperti ada sesuatu, Jodha pun membalikkan badan Jalal agar menghadapnya....
Mereka berhadapan, Jodha terkejut dan heran setelah Jalal menghadapnya, wajahnya terlihat sedih dan tatapan matanya sayu berkaca2, Jodha memegang kedua bahu Jalal, “Ada apa sayang?” tanya Jodha sangat cemas “Maafkan aku Jodha” ucap Jalal sedih “Untuk apa?”, “Aku tak bisa menjagamu Jodha, aku tak bisa menjadi seorang suami sesungguhnya”, “Apa maksudmu?”, “Aku tak bisa menjauhkanmu dari orang2 yg ingin mendapatkanmu Jodhaa”
DEG! Jodha terlonjak tak percaya apa yg baru saja Jalal katakan “Sujamal, Ravi, dia membaca email2 dari mereka!!” batin Jodha cemas “Jalal! kenapa kau ini, kenapa menjadi lemah begini, kenapa hah!” ucap Jodha tegas sambil mengguncangkan bahu Jalal yg lemah, “Mereka tidak manganggap aku ada Jodha, mereka anggap aku hanya hiasanmu saja” ucap Jalal lemah,
“Cukup!!! apa2an kau ini!! jangan bilang seperti itu, apapun alasannya aku tak peduli, yg aku inginkan sekarang kau harus percaya padaku Jalal, aku mencintaimu, kau jg mencitaiku kan? aku membutuhkanmu, kau juga kan?kita saling membutuhkan, kasih sayang dan cinta kita tumbuh begitu kuat, cobaan2 yg kita hadapi semakin menyatukan perasaan kita Jalal, kau harus ingat itu, kita berdua! kau cintaku, belahan jiwaku, kau nafasku, kau segalanya Jalal, kau... kau jangan lemah aku mohon Jalal, aku mohon!!!” lantang Jodha mencoba menyadarkan Jalal dan seketika itu juga Jalal tersadar, dan tersentak, kata2 Jodha begitu menumbuhkan semangat di raganya..
Tatapan penuh cinta pun bertemu “Jodhaa..” Jalal menangis, menyandarkan kepalanya didada Jodha, lagi! mereka menangis dalam keadaan dan perasaan campur aduk..
***
Dua jam kemudian
Kini mereka sudah rapi, dan bersiap menghadapi kamar Jodha, tapi Jalal masih malas2an di ranjang “Jalal ayoo, aku mau kekamar sebelah, knp malah tiduran??” ajak Jodha sambil menarik2 lengan Jalal kuat2, Jalal tak bergeming, tapi malah menahan senyumnya, matanya terpejam.. Jodha kesal dan hendak berlalu tapi Jalal dg gesit menangkap lengan Jodha dan menariknya daan...
#brukk Jodha memekik kecil, tubuh Jodha sukses mendarat diatas tubuh Jalal, Jalal langsung memeluknya tanpa ampun, dan tawa renyah akhirnya menggema “Jallaaalll!!!”
“Ssttt.. kau berisik sekali Jodhaa” bisik Jalal sambil menempelkan jarinya pada bibir cemberut Jodha, kini kedua tangannya memegang wajah Jodha dan menariknya perlahan, mendaratkan ciuman hangat dan manis dibibir Jodha, tapi Jodha menariknya, Jalal diam, Jodha mengecupnya lagi, Jalal membalasnya, tangan kiri dipinggang Jodha dan tangan kanannya menekan kepala Jodha daan... dan aksi mereka pun terhalang rambut Jodha yg tergerai bebas...
***
Kini mereka sudah didepan pintu kamar Jodha, Jalal menutup mata Jodha berdiri dibelakangnya, untuk menggodanya, daan pintu pun dibuka,
Jodha terbelalak tak percaya dan lagi2 “Jallaaaall!!!” Jalal hanya menggaruk kepalanya yg tidak gatal sambil terkekeh..
Kamar Jodha ancur! buku2 berserakan dimana2, barang2 dimeja rias berada saling berjauhan disetiap sudut kamar, ranjang yg tak berbentuk, karena pernak perniknya saling menggulung dan malambai untuk di rapikan, lemari Jodha yg isinya tak karuan dan hanya bbrp lembar pakaian yg masih setia disana, kecuali mandir kecil yg tanpa patung Krisna masih berdiri kokoh tanpa di sentuh, dan balkon, yg masih sama saat mereka tinggalkan hanya lukisan yg sudah tidak tertutup kain dan gambarnya tak terlihat, hanya cat hitam yg nampak disana..
“Hmm.. bagus sekali Mr. Jalalku yg baik hati... kau memang berbakat untuk menjadi tentara perang yaa” Jodha mulai menangis bagai anak kecil yg kehilangan mainannya, Jalal menghampiri Jodha yg duduk dimeja rias yg untung masih utuh itu “Oh.. sayangku.. Jodhaku, sudah cup..cup jangan menangis lihatlah barang2 yg tergeletak pasrah memikirkan nasib mereka, dan kau hanya menangisinya? itu tidak baikk” Jodha semakin menaikkan volume tangisnya... Jalal malah tertawa dan memeluknya erat, Jodha mencoba melepaskan pelukan Jalal, tapi Jalal malah lebih erat “ Baiklah cintaku, kita bereskan sama2 yaa” , “Kau yg berbuat, kau yg bertanggung jawab!”, “Baiklah, tapi aku bingung harus mulai dari mana nih??” Jodha malah tertawa ditengah tangisannya “Itu salahmu!” tawa ceria pun hadir dikamar acak acakan itu..
Mereka mulai membereskan setiap barang2 yg terlihat bergeser dan jauh dari tempatnya, memunguti barang2 yg td tergeletak pasrah dilantai, mengelap2, mereka terlihat sibuk sekali, sesekali mereka hanya diam duduk dilantai bersandar pada sisi ranjang, karena kelelahan namun tetap tertawa lepas, keringat bercucuran, jus pun yg menjadi teman mereka saat itu,
Bbrp menit kemudian Jodha mengambil patung Krisnanya dan meletakannya dimandir lalu memejamkan matanya dan sejenak memanjatkan doa..
Selesai berdoa Jodha menoleh kearah Jalal dan dibalas kedipan matanya sambil menunjuk dg wajahnya kearah ranjang yg tak berbentuk, Jodha tersenyum penuh arti, lalu menghampiri dan berdiri disisi ranjang yg berhadapan dg Jalal, mereka saling menatap dan melempar senyum menggoda.... Daan dg penuh semangat dan tawa, mereka bersiap membereskan ranjang yg tak berbetuk itu, menarik seprei dan mengantinya, segala diganti yg baru dan bersih, menepuk2 bantal, guling apapun yg bisa mereka tepuk, dan akhirnya selesai jg...
Mereka rebahan saling berdampingan, menatap langit2 dan mengatur nafas mereka yg naik turun karena kelelahan.. tiba2.. Jodha dg iseng memukulkan bantal pada Jalal, Jalal mengaduh, Jodha tertawa kecil, dg tak sabar Jalal pun membalasnya, mereka saling membalas diselingi tawa lepas mereka dan perang bantalpun tak bisa dihindari lagi..
.
Karena keringat yg bercucuran dan pakaian mereka yg penuh debu, untuk kesekian kali mereka pun mandi lagi dan siap2 untuk menghabiskan sisa waktu cuti mereka dg keluar rumah, menikmati hari yg cerah dan hanya berdua tanpa bodyguard2 mereka..
Mereka pun sudah siap rapi dan wangi, dg perlengkapan pakaian mereka yg casual dan menutupi penyamaran mereka dg kaca mata hitam yg bertenngger dihidung mereka..
Didalam mobil..
“Aku ingin mengunjungi Aammijaan sayang” ucap Jodha sambil menunduk membaca novelnya, “Hmm.. baiklah, kita sarapan dulu di open cafe disana” timpal Jalal sambil menunjuk kearah cafe yg dekat taman bermain... Jodha melihat kearah yg Jalal tunjuk dan mengangguk..
Mereka duduk berhadapan dikursi dan meja kayu sebagai penghalang, sambil menunggu pesanan menu sarapan mereka, mereka hening tapi isyarat tatapan mereka penuh arti dan saling melempar senyum semanis mungkin, Jalal hendak menyentuh tangan Jodha tapii pelayan datang menghampiri mereka dg membawa pesanannya. mereka kembali tersenyum penuh arti..
Mereka menikmati sarapan dipagi yg cerah ini tanpa ada yg menganggu, sangat nikmat dan damai...
“Sayang, kita lapor polisi tentang email dari Sujamal, atau kita sewa dekektif saja untuk mencari keberadaannya?” ucap Jodha tiba2 lantas meminum green tea hangat nya.. Jalal diam berpikir keras, “Ide bagus, tapi kalo lapor polisi apa tidak berresiko?” ucap Jalal khawatir, “Berresiko bagaimana?” tanya Jodha bingung.. “Aku takut kau menjadi korbannya lagi Jodha”, “Knp takut, aku saja tidak merasa takut”, “Tapi aku khawatir sayang”, “Aku tau, tapi aku tak mau membahas itu, kita sudah membicarakannya kan?” , “Ya.. baiklah, aku akan coba menghubungi detektif kita saja” Jalal mengambil handphonenya disaku celananya,
Tiba2 pandangannya tertuju pada sesuatu yg membuatnya sedikit curiga.. Jodha hendak mengikuti arah pandangan curiga Jalal “Jangan menoleh sayang!” cegah Jalal sambil menutup setengah wajahnya dg tangan kanannya mereka saling berbisik “Tapi..”, “Aku bilang jangan menoleh”, “Oke.. tp kenapa, ada apa?”, “Penyamaran kita kali ini akan terbongkar” Jodha terkejut tapi tetap menuruti perintah Jalal “Ada sekumpulan gadis remaja atau ibu2 ya? aku tidak faham, mereka saling berbisik memandang kearah kita, dan sekarang mereka menuju kesini, bersiap2 lah Jodhaa”
“Waaahhh.... ya niih.. Mr. and Mrs. Jalaluddin, kita mengira anda berdua bukan mereka, aku mau foto dong, tanda tangan jugaaa” ucap satu suara ceria mengagetkan mereka dan suara riuh pun hadir, Jodha dan Jalal hanya pasrah dan menyapa mereka semua dg senyuman termanis mereka,
Para fans berebut foto bareng dan tanda tangannya, mendadak suasana open cafe menjadi ramai bagai pasar, Jodha dan Jalal pun penuh semangat dan tersenyum lebar, memenuhi semua permintaan mereka, tentu saja yg masuk akal, ada juga yg minta peluk cium,
“Apa?! apa ini tidak terlalu, dia kan suami orang, aneh nih orang2!” rutuk Jodha dalam hati.. Tapi Jalal menolak dg sopan dan halus “Maaf, untuk hal itu saya mohoon maaf, saya tidak bisa, nanti saya kena jewer” ucap Jalal sambil melirik kearah Jodha, dan dibalas tatapan yg begitu sengit andalan Jodha... Lagi2 tawa riuh dan hiruk pikuk, canda dan tawa hadir dihadapan mereka..
Pagi hari yg benar2 ceria dan indah...
Sesi temu fans dadakan pun selesai, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah ibu Hameeda, tak henti2nya tawa lepas menghiasi pagi mereka..
“Oya sayang, tadi blm sempat menghubungi detektif kita, minta tolong ya kirim email padanya”, ucap Jalal serius, Jodha menangguk sambil mengambil handphone Jalal saku celananya,
Mobil mereka memasuki jalanan sepi yg hanya rel kereta dan hamparan padang ilalang dan batu2 besar... Lagi2... Jalal menghentikan mobilnya tiba tiba.. Jodha terlonjak kaget,
“Ada apa sayang?” tanya Jodha heran, dia tidak jadi mengambil handphone Jalal, Jalal tak menjawabnya hanya memperhatikan heran pada sesosok pria yg berdiri didepan mobilnya, Jodha mengikuti arah pandangan Jalal, Jodha terkejut bukan main “Sujamal!!” batinnya cemas, “Siapa pria itu sayang? apa kita mengenalnya, tapi aku rasa pernah melihatnya tapi dimana ya?” tanya Jalal masih bingung dan memang baru kali ini melihat sosok Sujamal dg jelas, Jodha diam tidak menjawab pertanyaan Jalal, perasaannya begitu campur aduk, Jalal melirik “ Jodhaa?” Jodha pun menoleh “Dia... diaa.. Su..Sujamal sayang..” ucap Jodha gugup dan jantungnya berdetak cepat.. Seketika itu juga emosi Jalal langsung memuncak keatas ubun2nya, dan bergegas hendak keluar dari mobil.. Jodha menahannya “Biarkan aku Jodha, aku akan hadapi dia, kau diam dimobil” geram Jalal sambil membuka pintu mobil, tapi Jodha malah membuka pintu mobilnya,
Daan kini... mereka bertiga berhadapan langsung, inilah saat yg sangat dinanti oleh Jalal..
Jalal memasang wajah angkuh, dan arogan khasnya, rahangnya mengeras menahan amarahnya yg sudah memuncak, Sujamal menatap tajam kearah Jalal dan Jodha seringai iblis hadir di wajahnya, Jodha telihat sangat panik dan khawatir melihat keadaan ini, raut wajahnya gelisah dan pucat, keringat dingin mengalir deras dikening dan sekujur tubuhnya...
Jalal dan Sujamal saling menatap tajam dan melempar seringai angkuh dan sinis....
Bersambung
FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini
Di tunggu kelanjutannya kayla & chusni
ReplyDelete