<--Sebelumnya
Seorang tukang berusaha membuka brangkas Prak Gi Taek dan banyak petinggi dari berbagai kalangan yang sudah menunggui disana. Assiten Direktur juga ada disana. Ia mengabarkan kepada Direktur situasi yang ada. Direktur begitu kesal dan juga cemas, karena banyak petinggi lain yang menginginkan buku rekening itu. Direktur meminta asistennta untuk menghentikan pembukaan paksa sejenak sampai semuanya bubar dan sisanya ia yang akan menagani.
Belum sampai Asisstennya meminta tukang berhenti, Tukang las berhasil membuka brangkas itu dan para petinggi langsung menyerbunya. Namun buku rekening yang mereka cari tidak ada disana. Kabar itu tentu langsung terdengar oleh Direktur melalui Assitennya, ia begitu kesal dan menggebrak meja kerjanya dengan keras.
Sebelum berangkat, Kabang Han mengingatkan Eun Bi semua peraturan dirumahnya, yang jika Eun Bi melanggarnya, maka Eun Bi harus rela diusir dari rumahnya.
Kabang Han sudah melangkah pergi. Langkahnya terhenti saat banyak pria berjas yang menuju kearahnya dan ternyata mereka menuju ke rumah Woo Jin dan berusaha membuka rumahnya dengan paksa. Kabang Han yang mencoba menghentikannya, langsung terdiam saat tahu bahwa mereka dari Divisi Penyidik Internal Kantor Kejaksaan Seoul.
Kabang Han menghubungi Penyidik Go dan memberitahukan apa yang terjadi. Namun semua telah terlambat, karena sudah ada dua orang pria yang mencegat Woo Jin dan memintanya mengikutinya. Penyidik Go mencoba menghentikannya namun Woo Jin meminta Penyidik Go membiarkannya, dan ia akan mengikuti mereka.
Rumah Woo Jin kini sudah sangat berantakan. Banyak dokumen dan buku yang berserakan. Eun Bi dan Kabang Han berada disana hanya melihat apa yang mereka lakukan. Eun Bi mendengar seorang pria mengarahkan untuk mencari buku rekening yang tampak seperti agenda. Eun Bi sadar bahwa buku yang kemarin malam ia bawa adalah buku yang dimaksud. Namun ia memilih untuk diam.
Ketua Choi. Datang ke kantor kejaksaan dan langsung mengusir Direktur dan Assistennya dari ruang pengamatan introgasi. Awalny Direktur menurut, namun Assistennya berbisik dan ia langsung kembali dan menghampiri Ketua Choi.
Ketua Choi memberikan sindiran yang membuat Direktur dan Assitennya bingung, “Membunuh dua ekor burung dengan satu batu.” Ketua Choi tak menghiraukan rasa penasaran mereka berdua, dan meminta segera melaksanakan introgasi.
Direktur begitu terkejut karena Woo Jin dicurigai mengambil buku rekening dan bekerja sama dengan Kepala Kim. Woo Jin terusa saja mengelak dan pria yang mengintrogasinya memperlihatkan rekaman yang mana Woo Jin menyembunyikan buku dibalik jasnya. Dan Woo Jin terus saja mengelak dengan gurauan yang ia keluarkan.
Eun Bi dan Kabang Han membereskan ruangan Woo Jin. Eun Bi masih penasaran dengan buku rekening yang dimaksud, ia yakin bahwa buku itu snagat penting sehingga banyak yang mencarinya. Kabang Han membenarkannya. Dengan wajah serius, ia memberitahu Eun Bi, “Hidup beberapa pejabat sangat berkaitan dengan buku itu. Sangat penting.”
Selanjutnya Woo Jin ditanyai tentang Kim Man Cheol. Ia dituduh bahwa ia takut pada Ketua Kim sehingga Woo Jin memaksa Man Cheol bunuh diri. Dan Woo Jin dimintai penjelasan mengapa Woo Jin yang saat itu dipanggila oleh Man Cheol. Woo Jin tak tahu alasannya. Ia juga mengatakan bahwa Man Cheol tak mengatakan apapun padanya.
Pria itu menghampiri Woo Jin dan duduk di meja dekat Woo Jin. Ia memabcakan kutipan yang saat itu diyanyika Man Cheol (Episode 1). Woo Jin terdiam sejenak. Kemudian ia menyanyikan lagu itu dan kenangan akan masa lalunya kembali dalam ingatannya.
Pria itu terkejut mengetahui lagu yang dinyanyikan Woo Jin sama dengan kutipan yang telah di terjemahkan oleh pembaca bibir terbaik melalui CCTV sebelum Man Cheol membakar dirinya. Ia menatap Ketua Choi yang tersenyum. Sementara itu Woo Jin menutup matanya rapat-rapat dan air matanya langsung membasahi pipinya.
Direktur menertawakan tindakan Ketua Choi yang ternyata hasil dari pembaca gerak bibir terbaik adalah sebuah lagu daerah. Direktur jadi bingung saat Ketua Choi juga tertawa.
Mereka bertiga pergi keruang introgasi. Direktur meminta Woo Jin bangkit dan memintanya tak khawatir, karena semua akan baik-baik saja. Ketua Choi menepuk pundak pria yang tak berhasil mengintrogasi Woo Jin, “Tenanglah, bebek tidak mungkin bisa terbang tinggi.”
Ketua Choi memuji Woo Jin yang berhasil menyanyikan lagu itu dengan baik, padahal lagu itu terlihat berat. Ia mendekati Woo Jin dan merapikan jasnya. Namun sekejap, ia mencengkeram kerah jas Woo Jin dan memberikan ancamannya kepada Woo Jin. Kemudian ia kembali merapikan Jas Woo Jin sambil meletakkan alat penyadap di kerah jasnya.
Penyidik Go mondar-mandir menunggu Woo Jin diluar ruangan. Setelah Woo Jin keluar, ia memberitahukan bahwa SMS di ponsel Woo Jin telah menghilang, meskipun Woo Jin tidak menghapusnya. Ia sudah memeriksanya, ponsel Woo Jin tidak pernah di hack, namun ponselnya terhubung dengan server. Dan si pelaku mungkin saja bekerja sama dengan server dan meminta langsung menghapusnya. Semua itu sama dengan kasus Gi Taek dan Seong Taek, laporan informasnya ada, namun SMS nya tidak ada. Untuk mencari siapa pelakunya, mereka harus mengajukan surat penggeledahan untuk menyelidikinya. Mencari siapa saja yang menggunakan jaringan pada saat yang bersamaan. Semua informasi dan alamat IP tercatat. Akan tetapi, itu hal yang mustahil, karena hampir 35 juta orang yang menggunakannya.
Meskipun penjahat X sulit dilacak dan ditangkap, Woo Jin yakin bahwa penjahat X itu akan segera menghubunginya, “Kucing tidak akan tergoda kecuali tikus itu mati.”
Woo Jin bergegas pulang. Ia melihat rumahnya dalam keadaan rapi. Ia langsung menuju ke meja kerjanya, namun disana ia hanya menemukan korek pematik milik Eun Bi.
Woo Jin bergegas ke rumah Kabang Han, ia memencet bel berulang kali, namun tak ada yang membukakan pintunya. Eun Bi berada di luar dengan ice cream di tangannya. Ia menanyakan apa Woo Jin kehilangan sesuatu.
Woo Jin bergegas menghampirinya. Ia ingin menanyakan tentang buku itu. Woo Jin sadar ada seseorang yang mengawasinya. Woo Jin juga teringat dengan ucapan Ketua Choi, ia langsung mengalihkan topik pembicaraannya tentang Eun Bi yang merokok di rumah Kabang Han. Eun Bi tak menyadari apa yang terjadi, ia terus menyangkal tuduhan Woo Jin.
Woo Jin melihat ice cream yang ada ditangan Eun Bi. Ia mendapatkan ide dengan menarik tangan Eun Bi sehingga ice creamnya mengotori jasnya. Woo Jin pura-pura marah dan meminta Eun Bi untuk mengikutinya.
Seorang pria yang sedari tadi mengawasi mereka, menanyakan kepada orang didepannya tentang hubungan mereka. Pria itu tersenyum sinis saat tahu bahwa Eun Bi adalah ABG bermasalah yang tinggal di rumah Kabang Han.
Eun Bi membersihkan jas Woo Jin dengan kesal. Woo Jin sudah berdiri dibelakang Eun Bi dengan secarik kertas ditangannya. Eun Bi yang semakin kesal karena omelan Woo Jin, langsung berbalik dan berteriak dihadapan Woo Jin. Woo Jin memperlihatkan tulisannya yang memberitahukan bahwa mereka sedang diawasi, ia juga meminta Eun Bi menjaga bicaranya. Karena Eun Bi gadis yang pintar, ia langsung mengerti hal itu.
Woo Jin membwa jasnya di depan jendela dan memberi tanda kepada Eun Bi supaya duduk di sofa. Woo Jin masih melihat mobil diluar yang terus mengawasinya.
Woo Jin menyalakan tape dengan suara yang keras supaya pembicaraan mereka tidak terdengar. Awalnya Eun Bi terus mengelak saat ditanyakan tentang buku rekening itu. Ia kemudian mengakuinya, bahwa ia yang mengambilnya. Ia berjanji akan menjaga buku itu dengan baik.
Woo Jin meminta Eun BI memberikan buku itu padanya, karena buku itu sangat penting. Eun Bi bersedia mengembalikannya namun harus ada imbal baliknya. Karena di dunia ini tidak ada yang gratis.
Eun Bi meminta Woo Jin untuk mencari ayahnya. Ia memberikan kertas yang tertulis nama ayahnya disana, Jo Bong Hee. Woo Jin merasa tidak asing dengan nama itu, ia berusaha mengingatnya namun tetap tak dapat mengingatnya.
Kabang Han dan Eun Bi berada di kamar mandi bersama. Mereka bersiap untuk tidur. Eun Bi menanyakan alasana mereka bertiga (Kabang Han, Penyidik Go dan Woo jin) tinggal bersama. Kabang Han memberitahukan bahwa tempat mereka adalah hunian dari kantor kejaksaan. Kabang Han langsung salah tingkah saat Eun Bi menanyakan alasan mereka masih single.
Kabang Han mengalihkan pembicaraannya dengan memuji pakaian Eun Bi. Kabang Han memberitahukan bahwa tidur harus mengenakan piyama. Kabang Han sadar bahwa Eun Bi tidak memilikinya. Ia memutuskan akan membelikan piyama untuk Eun Bi besok. Eun Bi merasa tak enak hati karena hal itu.
Mereka berdua kini beralih ke tempat tidur. Kabang Han sudah menata tempat tidur mereka. Eun Bi begitu menyukai tempat tidurnya kali ini. Namun ia merasa bersalah, karena kasur itu dibelikan untuknya. Kabang Han menenangkannya, ia memang tak memiliki kasur di rumahnya, dengan ini, ia harap Eun Bi nyaman tinggal dirumahnya.
Eun Bi tak mempermasalahkan dimana ia tidur. Karena biasanya ia selalu tidur disauna yang tanpa alas untuk tidur (di lantai). Eun Bi merebahkan tubuhnya dan begitu menyukai tempat tidurnya kali ini. Kabang Han senang melihat Eun Bi yang ceria. Gadis yang selama ini hidup menderita dan tak tentu arah, kini sudah sedikit melepaskan beban yang selama ini ia rasakan.
Eun Bi kembali bangkit saat Kabang Han memberitahunya bahwa besok Eun Bi harus sudah mulai sekolah. Eun Bi meminta setelah persidangan saja, ia malu jika harus masuk sebelum persidangan. Kabang Han menenangkannya, ia meminta Eun Bi menganggapnya sebagai pembaptisan untuk masuk ke dunia (Pembaptisan=Upacara kelahiran kembali) “Kalau kau menunjukka rasa bersalahmu kepada Hakim, mungkin saja ia akan memberikanmu keringanan. Dengan begitu, jiwa dan ragamu akan terlahir kembali. Kau akan menjadi orang yang baru. Lalu, kau bisa memulainya. Kau bisa hidup seperti apa yang kau inginkan.”
Eun Bi masih mengeluhkan hal itu, “Pembaptisan. Hidup yang ku inginkan. Sekolah.” Namun Kabang Han hanya tersenyum melihat tingkah Eun Bi yang lucu. Ia meminta Eun Bi segera tidur dan ia akan mematikan lampunya.
Mereka berbaring bersebelahan. Kabang Han memastikan bahwa Eun Bi tidak merokok, karena ia sangat sensitif dan tidak bisa tidur jika bau rokok. Kabang Han pun menutup matanya. Eun Bi tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia begitu bahagia, kasih sayang seeorang ibu yang selama ini tidak ia peroleh, kini ia dapatkan dari Kabang Han. Ia kemudian menutup matanya dan tertidur lelap disamping Kabang Han.
Bersambung ke Part 2-->
Komentar:
Siapa saja pelaku yang ada dibalik semua peristiwa yang terjadi, sepertinya ada didalam buku rekening itu. Mengingat buku itu sangatlah penting dan sangat rahasia. Namun yang pasti, banyak petinggi yang terlibat dalam kasus ini. Saat ini aku tidak ingin membahas tentang hukum. Bagaimana bisa disebut hukum, jika semua hukum disalah gunakan dan banyak penyelewengan didalamnya. Memang benar, “Tidak ada pelanggaran jika tidak ada peraturan.”
Jo Bong Hee. Siapakah ia? Mungkinkah ia adalah keluarga Seung Hee, cinta pertama Woo Jin.
Kapan Gi Tek berbicara tentang Jo Bong Hee?? Pas Woo Jin ngambil buku rekening itu??
ReplyDeleteMaaf Kirana, saya yang kurang teliti. Komentar pada postingan telah saya hapus. Terima kasih atas komentarnya yang telah mengingatkan saya.
Delete