Maham Anga dan Resham datang ke kamar Jodha. Baandi yg ada dikamar Jodha mengatakan bahwa Jodha dan Shivani belum kembali dari mandir. Maham melihat surat dibawah perhiasan, dia meminta Resham untuk membacanya. Resham membaca surat itu, ini ditulis oleh Shivani untuk Jodha bahwa dia telah menulis dia tidak ingin melakukan pernikahan dengan Mirza Hakim dan telah kawin lari dengan Tejwan. Maham tertawa, Resham mengingatkannya, “Jangan tertawa begitu keras, banyak orang akan mendengar.” Maham mengatakan dia sangat bahagia sekarang Jodha yg akan disalahkan.
Di aula, imam mengatakan pada Jalal bahwa waktu yg ditentukan untuk pernikahan hampir usai, tetapi Pengantinnya belum muncul juga. Jalal meletakkan pedangnya dan beranjak dari singgah sananya menghampiri Bharmal, “Raja Bharmal apa ini? Apa yg mereka lakukan di mandir hingga membutuhkan banyak waktu?” Bharmal juga memikirkan hal tersebut, “Ibu, menagapa kau mengizinkan pergi?” Nenek menimpali, “Itu adalah permintaan Shivani sebelum menikah.”
Jalal meminta Atghah Shahib untuk menyuruh prajurit memeriksa ke Mandir dan apa yg terjadi. Atgah Shahib memutuskan ia sendiri yg akan memeriksanya, kemudian ia segera beranjak dari aula setelah meminta izin.
Di Mandir, Jodha sangat tegang dan bertanya, “Dengan siapa Shivani pergi? Apakah ia melarikan diri atau diculik seseorang? Jika ia tidak menginginkan pernikahan ini, ia seharusnya mengatakannya padaku. Ya Baghwan, apa yang harus aku lakukan?”
Seorang pengawal istana menghampiri Jodha, “Kami tidak meneukannya. Kami telah mengikuti jejak kaki kuda hingga ke tepi sungai. Namun disana hanya ada seeokor kuda. Kemungkinan mereka pergi dengan menyeberangi sungai tersebut.” Pengawal itu pun segera pergi.
Jodha ketakutan, “Aku telah mengusulkan pernikahan ini dan Yang Mulia menyetujui saranku. Apa yang harus aku lakukan, mereka pasti telah menungguku dan Shivani. Ini adalah penghinaan untuk Bagsa Amer dan Kerajaan Mughal. Apa yang harus aku lakukan? Apa yg akan terjadi selanjutnya dengan hubunganku dan Yang Mulia?”
Di istana Ruqaiya menghampiri Jalal, “Jalal, ini tidak benar. Ratu Jodha telah mempermalukan Kerajaan ini. Dia tidak seharusnya membuatmu dan semua orang menunggu. Jika ia tepat waktu, pasti rangkaian pernikahan telah selesai sekarang.”
Jalal mengatakan, “Aku tahu Shivani belum matang, tapi Ratu Jodha adalah orang yg bertanggung jawab, ia seharusnya tidak terlambat.” Imam berkata, “Yang Mulia, waktu yg ditentukan telah selesai, dan bahkan jika Pengantin datang sekarang, pernikaahn tetap tidak dapat dilakukan.” Jalal tertegun, Mirza patah hati.
Adham datang ke kamar Maham dan saat itu Maham sedang memeriksa surat Shivani. Adham mengatakan, “Aku pikir dia melarikan diri dan ini adalah waktu yang tepat untuk menyerahkan surat-surat ini kepada Jalal.” Maham mengatakan, “Aku tidak akan memberikan surat-surat ini kepada Jalal tetapi kepada Ratu Ruqaiya. Jika aku memberikan surat ini langsung kepadanya, ia mungkin akan bertanya dari mana aku mendapatkannya atau apakah saya tahu tentang hal ini sebelumnya dan mengapa tidak memberitahunya. Tetapi jika Ratu Ruqaiya yg menunjukkan surat-surat ini kepada Jalal, maka ini akan memiliki lebih banyak pengaruh padanya.” Adham mengatakan bahwa itu pemikiran yg besar. Maham Anga tersenyum dan meletakkan surat-surat itu ke dalam peti kecil lagi.
Maham menunjukkan semua surat-surat tersebut kepada Ruqaiya. Ruqaiya terkejut dan bertanya, “Dari mana kau mendapatkan ini?” Maham menjawab, “Aku mendapatkannya dari kamar Ratu Jodha.” Ruqaiya berkata dengan penuh kemarahan, “Kali ini aku tidak akan mebiarkan Jodha, Jalal telah memberinya terlalu banyak kebebasan sehingga dia menghina Mughal tapi tidak kali ini.” Dia meminta Hoshiyar untuk memanggil Jalal.
Hoshiyar pergi dan memberitahu Jalal. Jalal yg sedang bersama para Menterinya langsung bergegas meninggalkan tempat, “Aku akan kembali lagi nanti.” Setelah Jalal pergi, para menteri bertanya-tanya, “Mengapa Yang Mulia begitu tergesa-gesa?”
Jalal datang menemui Ruqaiya yang menunjukkan kepadanya semua surat-surat.
Di tempat lain, Maham berkata kepada Adham, “Jalal tidak akan mampu mengira bahwa istrinya melakukannya.”
Di Kamar Jalal, Ruqaiya terus berkata dengan nada tinggi, “Lihat ini, ini adalah bukti bukti. Jodha telah membohongimu.”
Di tempatnya, Maham berkata, “Jalal akan terluka mengetahui Jodha melakukannya.” Dan Adham mengatakan, “Ia juga akan mendapatkan hukuman. Seperti dia memberikan hukuman padaku dan Sharifuddin. Setelah mengetahui hal ini, dia akan memberikan keadilan, tanpa memandang siapapun itu.”
Di Kamar Jalal, Ruqaiya terus berkata, “Orang lain mungkin tidak akan berani berkata seperti ini padamu Jalal. Tapi Kau telah dibodohi Ratu Jodha.” Jalal berteriak, “CUKUP!!!”
Ruqaiya masih dengan nada tingginya, “Sadarlah Jalal. Jauhkan Ratu Jodha dari dirimu. Kau telah tertarik dengan ratu Jodha, dan itulah yg membuatmu selalu mempercayainya. Kau telah menjadi pemburu dan berpikir bahwa kau akan menang, tapi tidak, rusa ini sangat pintar dan ia membodohimu.” Jalal berteriak, “Hentikan. Jika kau bukan istriku...”
Ruqaiya memotong ucapannya, “Kau akan memenggalku. Tapi sebelumnya biar aku selesaikan ucapanku. Dimana Jalal yg selalu melawan segala rintangan, yang kepalanya selalu menatap tinggi dan memiliki kendali pada setiap orang? Dan sekarang kau kehilangan itu semua hanya karena satu istrimu. Jika kau berpikir aku salah, kemudian perintahkan Ratu Jodha untuk membaca surat-surat ini ketika ia kembali. Dia ingin adiknya juga menikahi seorang raja dan dia memanfaatkanmu. Dia berbuat kesalahan berulang kali denganmu. Pertama, dia mengambil peluru dari pistolmu, kemudian mendorongmu di Kamarnya, tapi sekarang dia yang menghina Bangsa Mughal.” Jalal meminta Ruqaiya membaca surat-surat tersebut. Ruqaiya membacakannya.
Di kamar Maham, Maham mengatakan, “Jalal akan memberikan kesempatan pada Ratu Jodha untuk menjelaskannya. Jodha sekarang harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan sulit dari Jalal.”
Jodha kembali dengan wajahnya yg dipenuhi air mata dan memberitahu Moti semua yg terjadi. Moti mengatakan, “Pertama temui Raha Bharmal.”
Jodha berjalan besama Moti dengan perasaan cemas, “Saat semua orang tahu tentang hal itu, Ayah akan menghadapi penghinaan.”
Seorang Dasi datang dan memberitahu Jodha bahwa Jalal ingin bertemu dengannya.
Jodha datang ke kamar Jalal dan berkata dengan mata penuh air mata, “Aku tidak tahu apa-apa tentang ini Yang Mulia.” Ruqaiya berkata dengan kasar, “Berhenti bertingkah seperti ini.” Jodha membela diirnya, “Aku tidak berbohong, aku tidak tahu bagaimana surat-surat ini ada di kamarku.”
Jalal memotong ucapan Ruqaiya yg terus menuding Jodha, “Dia tidak berbohong Ruqaiya. Jika Jodha sudah mengetahui semua ini, Shivani tidak akan menulis surat kepada Jodha. Satu-satunya orang yg patut disalahkan adalah Raja Bharmal. Sekarang aku tahu mengapa dia dengan mudah menerima pernikahan ini. Dan mengapa dia mengutus Shivani kemaro, jika ada masalah dia bisa bertanya padaku. Aku akan menetapkan Shivani menikah dengan Rajvanshi manapun seperti yg telah aku lakukan untuk Sukanya, tapi dia membohongiku. Dan sekarang aku akan berbicara kepadanya bukan sebagai menantu tetapi sebagai dua raja.” Jodha khawatir. Jalal memberikan izin Jodha untuk pergi. Jodha yg sudah berbalik pergi, menatap Jalal kembali dengan berlinang air mata. Kemudian ia melanjutkan langkahnya.
Ruqaiya tidak terima dengan keputusan Jalal, “Kau masih percaya padanya Jalal, setelah apa yg dia lakukan?” Jalal menyangkalnya, “Aku percaya dengan pemikiranku Ruqaiya. Itulah mengapa aku katakan dia tidak berbohong. Yang berbohong disini adalah Raja Bharmal.”
Sinopsis episode yang lain >klik disini<