Penantian Bagian 15



By Kayla Kayla..... Perjalanan kali ini sangat menyenangkan bagi mereka, karena, keinginan Jodha naik kereta berdua dg suaminya kini terwujud, hanya berdua, sleeper train yang lumayan bagus dan cocok untuk mereka, dan kedua bodyanguard mereka tidak ikut karena harus membawa mobil Jeep putih Jalal..

Sore pukul 05.30 baru satu jam perjalanan..

Jodha sudah tertidur pulas dipangkuan Jalal, Jalal memandangi wajah surgawi istrinya yang cantik dan menggemaskan, membelai mesra wajah dan rambutnya..

“Sayang, kau begitu damai bila sedang tidur seperti ini, layaknya seorang bayi, tapi bila terbangun kau bagaikan anak kecil yang manja yang selalu membuat diriku tak tahan untuk selalu menggodamu, dan bila kau marah, kebisuanlah yang menjadi senjatamu dan itu sangat menyakitkan bagiku Jodha, tapi bila aku marah, kau bagai seorang ibu dan juga malaikat, kesabaranmu, kelembutanmu selalu berhasil meredam amarahku dan menenangkan jiwaku... Kau begitu mengagumkan Jodha istriku, aku sangat beruntung memilikimu, aku berjanji akan selalu menjaga dan melindungimu dari kejamnya dunia ini.. aku sangat mencintaimu Jodha” ucap Jalal terharu lalu mencium kening Jodha mesra, Jodha hanya menggeliat kecil dan bergumam tidak jelas, Jalal tersenyum dan terus menatapnya..

Tak terasa kantuk pun menyerang, Jalal pun langsung memejamkan matanya.. Tertidur pulas masih duduk dan memangku kepala Jodha.. Tangannya memeluk pinggang Jodha..

Satu jam berlalu.. Tiba2 Jodha terbangun karena perutnya merasa lapar, matanya dibuka perlahan, lalu menyingkarkan perlahan tangan Jalal yang memeluk pinggangnya, bamgkit duduk dan mencoba mengumpulkan kesadarannya, memegang perutnya yang terasa lapar, lalu melirik kearah Jalal yang tertidur pulas masih posisi duduk, Jodha tersenyum geli ketika melihat mulut Jalal sedikit menganga.., lalu membelai pipi Jalal mesra, menutupkan mulut Jalal dg jari2 nya, dan terkikik, membuat Jalal bangun seketika itu juga, matanya terbuka dan terbelalak ternyata wajah Jodha begitu dekat..

“Ada apa sayang?” tanya Jalal heran,

“Aku lapar” jawab Jodha manja, sekarang duduk bersila,

“Oh, aku ambilkan bekal kita ya?”

Jodha menggeleng

“Kenapa?”

“Bekalnya sudah dingin, aku gak mau!”

“Terus bagaimana?, satu jam lagi kita bisa turun istirahat, nanti makan disana, mau?” Jodha mengangguk riang, Jalal tersenyum lalu mencium kepala Jodha mesra, “Sekarang tidur lagi ya?” ujar Jalal.

“Tapi aku ingin dipangkuanmu”

“Ya sini tadi juga, kan?”

“Maksudku, duduk di pangkuanmu dan memelukmu, boleh?” timpal Jodha manja..

Jalal tersenyum gemes, “Ya boleh sayang, dengan senang hati, sini”

Jodha pun langsung duduk dipangkuan Jalal dan memeluknya, Jalal pun langsung memeluknya.

*****

Kereta berhenti di stasiun Amer pukul 10.45 malam
Jalal sudah mempersiapkan dan membereskan barang2 dan bersiap turun, tapi sebelumnya dia akan membangunkan Jodha terlebih dahulu, Jalal berjongkok dan berbicara sangat pelan membangunkan Jodha yang masih tertidur pulas, sambil membelai mesra rambutnya “Jodha.. Jodhaa, bangun sayang”

Jodha menggeliat dan berbalik kearah Jalal yang masih berjongkok dan sangat dekat “Ada apa?” tanya Jodha polos, matanya menyipit karena masih sangat ngantuk

“Kita sudah sampai sayang”, ucap Jalal pelan dan tersenyum,

Jodha membuka matanya yang langsung berbinar, “Benarkah?” tanya Jodha riang,

Jalal mengangguk senang,

“Tapi aku belum beres2” ucap Jodha menyesal,

“Tenang sayang, aku sudah bereskan semua, kita tinggal turun dan diluar sudah ada Mr. Bhagwandas menunggu kita” Jodha mengangguk senang.

*****

Rumah Amer pukul 11.00 malam
Jalal mengetuk pintu, selama tiga kali berturut2, dan yang membuka pintu adalah seorang asisten rumah tangga, Hosiyar Khan.. dia langsung terkejut melihat siapa yang datang apalagi waktu melihat yang tampan dan menggoda Mr. Jalaluddin Muhammad..

“Hallo Hosiyar, lama tak bertemu,” ucap Jalal tersenyum, Jodha menahan senyum, sebenarnya ingin mencubit Jalal karena seperti biasa kalo ke Amer pasti selalu menggoda Hosiyar

“Ii..iyaa.. Mr. and Mrs., silahkan masuk” ucap Hosiyar gugup,

Jalal mempersilahkan Jodha terlebih dahulu, Jodha melangkah anggun.. Jalal tersenyum penuh arti melihat tingkah istrinya.. Mereka pun duduk di sofa panjang, di ruang keluarga yang sangat luas..

Hosiyar hendak menuju kamar Mrs. Mainawati, tp Jodha melarang, “Tolong kau siapkan saja kamar untuk kami ya, di kamar saya” Hosiyar pun mengangguk dan segera berlalu..

Pemilik rumah tak ada satu pun yang terbangun, Jodha benar2 akan membuat kejutan untuk mereka dipagi hari.. Jodha dan Jalal duduk sangat rapat tatapan mesra mereka pun tak pernah lepas..

“Aku ingin ke kamar secepatnya sayang” bisik Jalal..

Jodha hanya tersenyum.. Datang asisten satu lagi, Atifa, menyambut mereka dan menawarkan minuman “Tidak perlu repot Atifa, biar saya saja yang menyiapkan” tolak Jodha sopan,

Jodha bangkit dan berlalu menuju dapur, Jalal mengikuti dari belakang sambil meraih tangan Jodha, Jodha hanya tersenyum geli dg tingkah suaminya ini..

*****

Kini mereka sudah di kamar Jodha, tak lupa mengunci pintu.. Jalal bergegas ke kamar mandi, dan mengguyur seluruh tubuhnya yang mulai menegang menahan gairah, karena janji itu akan segera terwujud dan Jodha sudah siap! lalu memakai t-shirt putih dan celana pendek sebatas paha kesukaan Jodha..

Jalal keluar kamar mandi dan melihat Jodha sedang meletakkan patung Krisnanya dimeja kecil dan juga figura kecil foto pernikahan mereka,

Jalal menghampirinya lalu memeluk mesra dari belakang dan menariknya kearah ranjang, Jalal hendak mencium Jodha, tapi tangan Jodha menahan bibir Jalal, Jodha memegang kepala Jalal dg kedua tangannya dan berbisik “Aku mandi dulu” sambil mencium pipi kanan Jalal mesra.. Jalal mengangguk dan tersenyum nakal.. Jodha pun berlalu riang menuju kamar mandi...

Mandi selesai, lalu memakai gaun malam hitam yang sudah Jodha persiapkan dilemarinya, kalo2 mereka bermalam di Amer, dan kini sudah waktunya dipakai... Gaun yang sangat transparan dan menampakkan belahan dadanya begitu saja...

Hampir satu jam Jodha berada di dalam kamar mandi, mondar mandir gelisah, gugup, cemas, senang, bahagia, begitu campur aduk “Malam Pertama? Kanha... apa akan terjadi sekarang? apakah akan terjadi malam ini“ gumam Jodha gelisah,

Jodha memberanikan diri dg segenap jiwa keluar dari kamar mandi, gugup tapi berusaha tenang.... Tetapi dia terbelalak tak percaya..

“Dia tidur!” batin Jodha menyesal, lalu Jodha menghampiri Jalal yang sudah tertidur pulas di ranjang mereka,perasaan campur aduk tadi berangsur hilang dan diganti rasa kecewa..

“Oh... Kanha... dosa apa lagi yang aku perbuat sekarang, tolong maafkan aku, sudah membuat suamiku menunggu dan menunggu” sesal Jodha dalam hatinya yang kini membuat dadanya terasa sesak!

Jodha tak berani membangunkan suaminya yang sangat pulas dan damai, Jodha menyelimutinya, dia pun berbaring disisi Jalal diselimut yang sama, mencium keningnya lalu memeluknya dan akhirnya tertidur..

Pagi hari pukul 03.45, kamar yang temaran, hanya bbrp cahaya lilin menerangi kamar mereka, dan sesekali cahaya bulan menyorot dan menembus jendela kamar...

Jalal terbangun karena kehausan, cuaca di Amer sekarang sedang panas.. Jalal baru sadar kalo Jodha sedang tidur disampingnya dan memeluknya, lalu Jalal mengingat2 apa yang terjadi semalam.. “Bodoh! aku ketiduran menunggu istriku yang sangat lama berada di kamar mandi!” Jalal geleng2 kepala tak percaya.. lalu memandangi wajah damai Jodha, mencium keningnya lembut, Jodha menggeliat dan terbangun, lalu membuka matanya perlahan.. Terjadilah tatapan penuh cinta diantara mereka, Jalal tersenyum mesra..

“Eh sayang” ucap Jodha tersenyum malu, Jalal tersenyum dan membelai mesra pipi Jodha, yang sukses membuat Jodha menegang, dan gairahnya muncul kembali, Jalal menyadari hal itu...

“Kau siap?” tanya Jalal lembut,

Jodha hanya diam menatap Jalal, tatapannya sayu tapi penuh gairah... “Aku siap” batin Jodha gelisah.. Jodha pun memberanikan diri, mengangguk dgn perlahan,

Jalal tersenyum dan menatapnya penuh cinta, “Kau merasa terpaksa?” tanya Jalal pelan..

Jodha langsung menggeleng kuat.. Mereka kembali saling menatap mesra, mata indah mereka berbicara ingin segera bersatu seutuhnya...

Dan akhirnya terjadilah...

*****

Satu hal yang Jodha rasakan setelah Jalal berhasil menanamkan benih ke dalamnya yaitu, nyeri. Bulir airmata bahagiapun jatuh dari kedua sudut mata Jodha yang terpejam.. Wajahnya sumringah dan jiwanya sangat lega.. Hari ini Jodha merasa menjadi seorang istri seutuhnya, dan wanita yang paling bahagia di dunia. Jodha benar2 terkesan, karena Jalal memperlakukannya dg sangat baik, penuh kehati2an, dan penuh pengertian, dan semua itu tak bisa dilukiskan dg kata-kata...

Amer, kota kelahirannya menjadi saksi bisu kebahagiaan Jodha yang tak terkira...

Mereka pun tertidur pulas dan sangat damai dgn senyum bahagia dan lega menghiasi jiwa mereka...

*****

Pagi hari pukul 04.45 am
Jodha masih tertidur pulas, ketika Jalal terbangun karena merasakan perih dipundak kananya, Jalal memegang dan menoleh kearah pundaknya “Wow! Menakjubkan, Jodha” batin Jalal sumringah sambil menatap Jodha yang masih damai dalam tidurnya, wajah letihnya begitu sangat syahdu, Jalal tidak menyangka kalo Jodha begitu liar dan mengagumkan.. Jalal tak henti2nya tersenyum bahagia... diciumnya kening istrinya mesra “Terimakasih sayang, aku sangat bahagia dan terlalu bahagia”,

Jalal bangkit dan memakai celana pendeknya, lalu memunguti gaun malam yang tergeletak pasrah dilantai dan juga pernak pernik kecil yang selalu menempel ditubuh Jodha, disimpannya rapi di atas ranjang, menyalakan lampu, lalu menuju meja rias Jodha, yang terletak disamping kiri ranjang, duduk didepan cermin bertelanjang dada, dada yang agak gempal tapi atletis... dia memperhatikan seluruh tubuhnya dan Jalal tersenyum senang, lalu beralih kepundak kanannya yang masih terasa perih.. namun mendengar suara Jodha yang mendesah, dilihatnya Jodha sudah mulai membuka matanya..

“Pagi sayang..” sapa Jalal mesra,

Jodha menoleh “Pagi” balas Jodha suaranya terdengar serak,

Jodha merasakan seperti ada yang mengganjal didaerah sensitifnya, memejamkan matanya lalu tersenyum bahagia..

“Kenapa senyum2? mau lagi?” goda Jalal sangat tenang..

Jodha terbelalak, mata indahnya membulat lucu dan memasang wajah sengit “Ini saja masih linu, dasar!” batinnya agak kesal, Jalal tertawa penuh arti dan masih berkutat didepan cermin,

Jodha bangkit membungkus tubuhnya dg selimut tebal, dan hendak kekamar mandi, “ Kenapa kau berdiam diri saja didepan cermin?” tanya Jodha sambil menghampiri Jalal, dan kini sudah dibelakang Jalal,

“Coba lihat ulahmu sayang” ucap Jalal sambil menunjukkan pundak kanannya yang terasa perih,

Jodha pun kaget “Hey, Bhagwan apa ini sayang?”

“Bekas gigitanmu”

“Tidak mungkin, aku tidak merasa menggigitmu”

“Lalu siapa yang melakukannya, tidak mungkin aku sendiri kan?”

“Tapi... aku..”

“Apa mungkin singa betina yang datang kemari?” goda Jalal lagi, membuat Jodha menahan senyumnya.. mereka saling menatap lewat cermin dihadapan mereka...

Jodha berjongkok dan berbisik “Baiklah, nanti aku tambah lagi sayang” lalu tertawa sambil mencium mesra pipi kanan Jalal, hendak ke kamar mandi, Jalal menariknya kepangkuannya dan sukses Jodha duduk nyaman dipangkuan Jalal, lagi lagi saling menatap mesra...

“Kau bagai singa betina sayang, sangat liar dan tangguh!” bisik Jalal mesra, Jodha hanya tersipu, rona merah hadir lagi dipipinya, mereka saling menatap mesra, dan morning kiss pun terjadi.... Jalal hendak menarik selimut yang membungkus tubuh Jodha... tiba tiba.

Tok.. Tok.. Tok...

“Jiji... Jiji... banguuunnn, bhaijaan.. banguuun!”

Bersambung

FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...

Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.

Terima Kasih.