FF – Penantian Bagian 14



by Kayla Kayla

Malam ketiga masih di rumah sakit, pukul 09.00 pm..
Jalal sedang tiduran dipangkuan Jodha yg duduk disofa panjang empuk, masih dg mengenakan setelan rumah sakit, Jodha mengenakan t-shirt biru dan celana panjang longgar warna putih..

Matanya terpejam menikmati sentuhan mesra tangan Jodha saat membelai lembut rambutnya yg bergelombang, mereka sangat menikmati kebersamaan mereka saat ini walau dalam kondisi darurat namun semua kejadian ini menjadikan mereka semakin dekat seakan tak ingin ada lagi kesedihan yg menerpa mereka, saat ini kebahagiaan sedang mendiami hati dan jiwa mereka walaupun raga mereka belum bersatu seutuhnya..

"Malam yg indah sayang.. seindah wajahmu yg cantik bagai rembulan di malam ini dan senyummu yg mampu membuatku bergetar, dan bibirmu.... yg membuatku selalu bergairah dan bahagia " ucap Jalal tenang sambil menutup matanya.. Jodha hanya tersenyum dan tersipu berat mendengar pujian suaminya dan memandangi wajah aneh itu, lalu menunduk mencium mesra kening suaminya.. Jalal tersenyum..

"Kenapa hanya kening? aku ingin semuanya" lanjut Jalal lagi masih menutup matanya, Jodha mengulum senyumnya dan diam agak lama... Jalal membuka matanya "Kya hua?", Jodha hanya menggeleng.. Jalal bangkit lalu duduk bersila menghadap Jodha,memandangi wajah
Jodha yg memerah, walaupun malam hari tetap terlihat.. lalu berbisik dan mulai memancing suasana... "Aku tau, kau mau ya?" ekspresi Jodha berubah bingung "Mau apa?" tanya Jodha polos, "Melakukannya sekarang" bisik Jalal lagi, "Maksudmu?", "Malam penyatuan kita" bisik Jalal hampir tak terdengar suaranya semakin serak, otomatis membuat Jodha terbelalak kaget dan salah tingkah, lalu tersenyum masam... "Tidak disini sayang, ini rumah sakit" sergah Jodha tersipu malu, Jalal tertawa menang "Berarti oke, kalo sudah dirumah ya, aku simpan janjimu!" ucap Jalal sumringah, Jalal menunggu jawaban Jodha, "Ya oke!" Jalal tersenyum senang lalu memeluk Jodha erat dan menciumi kepalanya mesra, Jodha pun membalas pelukannya sangat erat dan lamaa...

Jalal melepaskan pelukannya, membelai mesra pipi istrinya lembut, lalu memajukan wajahnya kearah pipi Jodha dan mengecupnya hangat, mereka saling menatap penuh cinta, tapi gairah Jodha muncul begitu kuat yg sedari tadi ditahannya, lagi2 Jodha yg memulai, mencium hangat bibir Jalal, dan kali ini Jalal tak menyia2kan kesempatan, langsung dibalasnya dg bergairah pula, dan terjadilah cumbuan hangat nan romantis dan sangat lembut, walaupun mereka belum menyatukan hasrat mereka seutuhnya, tapi cumbuan romantis mereka berdua selalu hadir setiap waktu, lagi dan lagi...

.

Lima hari sudah Jalal berada dirumah sakit di kota Bhopal, lebih lama dibanding waktu dirawat di Delhi, karena kali ini Jalal kehabisan banyak darah dan masih sangat membutuhkannya...

Pagi pukul 07.30 am
Jodha dan Jalal sedang duduk santai berdampingan, sangat rapat, menikmati pagi yg cerah, ditaman rumah sakit, taman yg bersih dan indah, dan sejuk, sejauh mata memandang terhampar, lagi2 danau luas yg indah dan damai, layaknya perasaan mereka saat ini..

Mereka saling menggenggam erat, "Sayang, apa karena kita menyukai danau dimana kita tinggal disitu pasti ada danau yg luas dan damai" ucap Jodha tiba2..

"Ya mungkin sayang, sebuah danau yg damai bisa menyejukkan pandangan kita dan juga hati kita yg sedang panas, oya, Bhopal kan dikenal dg City Of Lakes sayang, jadi akan banyak danau yg kita temui disini" ucap Jalal menerangkan

"Oya? aku baru tau sayang, sangat bersyukur ya kita berada di Bhopal, karena akan disuguhi danau2 yg damai nan indah, apalagi kalo kita keliling Bhopal" ucap Jodha sambil melirik kearah Jalal

"Jadi kau mau kita keliling ya, hmmm... atau sekalian saja kita bulan madu disini " ucap Jalal tenang tanpa melirik Jodha, seketika itu juga Jodha melepaskan genggamanya, mata indahnya membulat, dan menengok sekeliling memastikan hanya mereka berdua ditaman ini, dan memang berdua saja tepatnya dibangku yg mereka duduki tapi tidak dg bbrp orang yg hilir mudik di sepanjang koridor rumah sakit dan taman yg agak jauh dari mereka, kini duduknya menghadap Jalal yg masih menatap lurus kearah danau..

"Bisa pelankan suaramu kan?, tak sepantasnya kita bicarakan itu di sini?" ucap Jodha pelan pipinya merona merah..

"Kenapa tidak, kita suami istri dan kita belum melakukan mal..." Jodha menutup mulut Jalal.. Jodha mulai kesal tapi manja, Jalal menatap Jodha menahan tawanya, dibalas tatapan sengit andalan Jodha..

"Aku tak mau membahas ini disini, mengerti?" ucap Jodha sengit dan masih menutup mulut Jalal, Jalal menggerakkan wajahnya agar Jodha melepaskan tangannya dari mulutnya. Jodha pun tersadar, lalu melepaskan tangannya yg cukup lama menutup mulut suaminya, tepatnya membekap.. Jalal bernafas lega, Jodha malah senyum2 gak jelas..

"Membahas apa maksudmu?" pancing Jalal.. Jodha gugup dan salah tingkah

"Hmm.. itu.. itu.. apa sih?! bulan madu ya?" ucap Jodha sambil tersipu.. Jalal tersenyum...

Jalal mendekati Jodha, lebih dekat dan bibirnya mendarat lembut menyusuri wajah Jodha yg memerah, senyum bahagia pun tak lepas dari wajah mereka, saling menatap dalam2, kali ini Jalal mulai beraksi lagi, menatap bibir basah Jodha dan mulai menempel dengan pelan tapi pasti, Jodha sangat menikmatinya, setelah puas turun lagi kebawah hendak ke leher... tiba2

Tik..tik.. suara jentikan jari mengagetkan khayalan Jodha, Jodha terbelalak dan tersipu berat..

"Kya hua? apa yg kau pikirkan sayang?" selidik Jalal sambil menatap Jodha yg kini menunduk malu

"Seperti biasa Jodha! pagi2 dihiasi dg pikiran kotor dan ini sangat keterlaluan!" rutuk Jodha dalam hati, Jodha masih menundukkan pandagannya, kalo bisa manghilang dia pasti sudah menghilang saat itu juga! Jalal diam masih menunggu jawaban Jodha sambil senyum2 sendiri seakan tau apa yg dipikirkan Jodha..

"Jodhaa.. sadarlah" ucap Jalal agak lantang sambil mengerakkan bahu Jodha, Jodha mengangkat wajah merahnya dan langsung memasang wajah cemberut

"Ih.. apa sih? memangnya aku kenapa?!" ucap Jodha kesal sambil menyingkirkan tangan Jalal dari bahunya, Jalal tertawa dan melepaskan tangannya lalu mencomot dagu Jodha.. Jodha semakin memonyongkan bibirnya. Jalal malah semakin gemes dibuatnya..

"Memangnya tadi kau memikirkan apa? sampai2 pipimu yg cantik memerah begitu, hemm?" goda Jalal sambil menatap Jodha dan senyum2.. Jodha masih cemberut tapi langsung memasang wajah tenang untuk menghilangkan rasa malunya..

"Tidak ada, tadii.. aku hanya menikmati suasana pagi yg indah ini, dan pipi merahku, ya.. karena sinar matahari menyorot padaku, memang kenapa?" ucap Jodha pura2 setenang mungkin..

" Tidak.. aku kira kau sedang memikirkan yg lezat2" goda Jalal lagi, Jodha terbelalak..

" Apa maksudmu yg lezat2?" tanya Jodha salah tingkah,
"Yaa makanan lah sayang, memang ada hal lain yg dikatakan lezat, kebetulan kita kan belum sarapan, ya kan sayang?" ucap Jalal tenang sambil mengedipkan mata kirinya, Jodha tersipu berat, tersenyum dan mengangguk.. Jalal tertawa penuh arti..

Tiba2 Mr. Khaibar Khan datang menemui mereka dg ekspresi agak gelisah, bodyguard yg satu ini dipanggil Jalal dua hari yg lalu... Jalal masih semangat menggoda Jodha.. Tak henti2 nya mereka tertawa lepas...

"Permisi Mr. maaf saya telah mengganggu waktu anda" ucap Mr. Khaibar berusaha tenang, Mereka pun menghentikan tawa mereka

"Ada apa Mr. Khan? apa semua baik2 saja?" tanya Jalal sopan, Jodha hanya diam melihat kearah Mr. Khaibar

"Maaf sebelumnya Mr. tapi ini berita buruk, ada banyak awak media diluar rumah sakit, mereka tau kalo anda berdua ada disini dan meminta wawancara segera" ucap Mr. Khaibar.. Amarah Jalal langsung memuncak, Jodha menyadari ini pasti terjadi..

"Mereka benar2 kurang...." Jodha menutup mulut Jalal,
" Sudah tenang sayang, kita pikirkan dulu rencana apa yg akan kita lakukan?" ucap Jodha menenangkan lalu melepaskan tangannya dari mulut Jalal.. Jalal masih menahan amarahnya
"Sebenarnya apa mau mereka?!" ucap Jalal pada dirinnya sendiri, emosinya masih naik.. Tiba2 datang satpam rumah sakit, mengabarkan kalo para awak media tersebut memaksa masuk.. Jalal semakin emosi matanya memerah.. Jodha panik tapi berusaha tenang, Jodha berdiri, berkata dg sopan..
"Mr. Khan, tolong beritahukan pada mereka kita akan menemui mereka, kita adakan press conference sekarang, tapi tidak disini, kita adakan di cafe atau restoran yg dekat dari sini, tolong anda persiapkan semuanya" ujar Jodha tenang.. Jalal mengerutkan dahinya kuat2, tak percaya apa yg dikatakan Jodha, Jalal pun berdiri, emosinya sedikit mereda melihat Jodha setenang itu.. Jodha melirik sekilas kearah Jalal, tapi dialihkan lagi kearah Mr. Khaibar, Jalal hanya diam, menunggu jawaban Jodha
"Baik Mrs. Laksanakan!" ucap Mr. Khaibar tegas, hendak berlalu, Jodha menghentikan
"Tunggu Mr. sepertinya kita akan menemui mereka sehabis makan siang saja, terimakasih atas bantuan anda Mr. "ucap Jodha masih tenang dan tersenyum, Mr. Khaibar menggangguk mantap dan berlalu..

Jalal menatap tajam kearah Jodha menunggu jawaban. Jodha melirik Jalal, seakan mengerti apa yg ada dipikiran suaminya, lalu meraih lengan Jalal lembut agar duduk.. Jalal menuruti.. Mereka pun duduk berhadapan..

Jodha berusaha bicara sangat tenang dan pelan,
"Ini keputusan mendesak sayang, aku ingin, kita tidak bersembunyi lagi dari mereka, dan membuat mereka selalu menunggu dan menunggu, dan aku tidak ingin mendengar lagi berita2 miring tentang kita, kita harus menemui mereka, hadapi mereka, mereka membutuhkan berita dari kita, kita pun secara tidak langsung membutuhkan mereka juga... "Jalal hendak memprotes tapi Jodha menutup mulut Jalal dg jarinya, Jalal pun diam, Jodha melepaskan jarinya.. dan melanjutkan...
"Sebesar dan sekecil apapun berita yg mereka cari, itu akan menjadi ladang kehidupan bagi mereka sayang, semua itu sangat berarti bagi mereka,nah kitapun membutuhkan mereka, masyarakat menjadi lebih mengenal kita berkat berita2 mereka juga, ya kan?" Jodha mencoba menjelaskan setenang dan selembut mungkin, Jalal hanya diam menatap Jodha,lalu memalingkan wajahnya kearah lain, emosinya berangsur mereda,
"Tapi sayang, kebanyakan dari berita yg mereka sebarkan adalah gosip semata dan hanya mencari sensasi, kau tau kan kalo aku paling tidak suka masalah pribadi kita di umbar2 dimuka umum, itu sangat menyebalkan, dan yg aku inginkan, masyarakat itu mengenal kita hanya lewat karya2 kita, profesionalisme kita, bukan masalah rumah tangga orang di edar2, itu semua tidak penting!" ucap Jalal mencoba menahan emosinya..
"Ya.. aku sangat mengerti akan hal itu, aku sangat setuju sayang, apapun alasanmu untuk menjauhi mereka itu bagus, tapi kita menyikapinya harus dg kepala dingin, tidak emosi, dan jangan ceroboh, itu akan lebih baik, ya kan sayang" ucap Jodha tenang sambil membelai pipi Jalal mesra... Jalal meraih tangan Jodha lalu menciuminya lembut, Jodha tersenyum..
"Terimakasih sayang, kau selalu membuatku bisa meredam emosiku, kesabaranmu dan kelembutanmu membuatku begitu sangat berarti sayang, aku mencintaimu" ucap Jalal serius, membuat Jodha sangat terharu, dan matanyapun berkaca2.. Jodha mengangguk dan tersenyum..
"Aku lebih mencintaimu" balas Jodha tegas.. Merekapun tersenyum sumringah.. Jalal hendak memeluk Jodha, tapi Jodha menahan dada Jalal dg kedua tangannya, menggeleng, lalu isyarat mata Jodha menandakan kalo mereka kini sedang ditempat umum.. Jalal pun tertawa.. Jodha hanya tersenyum geli..
"Tapi sayang, kenapa tidak sekarang saja press con nya?, lebih cepat kan akan lebih baik?" tanya Jalal serius
"Aku lapar, kita kan belum sarapan, daaaan...." ucapan Jodha sengaja digantung dan tersenyum geli, Jalal mengerutkan dahinya, "Daaann?"
"Daan... kita akan bermain dg wajah anehmu sayang, aku akan pangkas habis bulu2 itu" ucap Jodha geli, Jalal terbelalak, lalu geleng2..
"Hmm.. lagi2 wajah anehku, aku ingin tau apa alasanmu tetap ingin memangkasnya habis?" tanya Jalal..
"Ya agar mereka, para awak media itu tetap bisa melihat wajah suamiku yg tampan" ucap Jodha mencoba menggoda suaminya
"Oya, tapi bukan itu alasan sebenarnya?", "Apa?", "Nanti saja aku jawab, sekarang aku lapar sayang, " , "Ya sudah kita sarapan dulu, biar Mr.Bhagwandas yg kirim makanannya"

Mereka pun bangkit, Jodha menggandeng lengan kiri Jalal, membantu Jalal.. Mereka berjalan di koridor rumah sakit, menuju ruangan Jalal, berjalan sangat perlahan layaknya sepasang pengantin,

"Sayang, sebenarnya aku sudah nyaman dg bulu2 diwajahku ini,", " Tapi aku tidak", "Kyuu?", "Ya tidak saja", Jalal mendekatkan bibirnya ketelinga Jodha dan berbisik, "Aku rasaaa, alasanmu itu, kau tidak akan leluasa untuk mencium bibirku kan, dan kau tau, aku ingin secepatnya pulang kerumah sayang" bisik Jalal lalu menggigit kecil daun telinga Jodha, Jodha menghindar geli dan tersipu malu "Apaan sih?" manja Jodha sambil memukul dada Jalal lembut.. Mereka pun tertawa...
Orang2 yg melihat hanya senyum2 sok tau...
.
.

Siang pukul 12.45

Jodha dan Jalal yg sekarang wajahnya sudah tak aneh lagi, dan hanya kumis tipis manis andalannya saja yg Jodha sisakan, di temani kedua bodyguardnya menuju sebuah cafe yg berada disebrang rumah sakit, para awak media sudah menunggu mereka dg tidak sabar,

"Jalal sayang, aku ingin kau meredakan amarahmu dan tahanlah emosimu, berusaha untuk berbicara sopan dan pelan, apapun pertanyaan mereka kita jawab apa adanya ya sayang?" ujar Jodha meyakinkan dan mencoba menenangkan sebelum perang suara terjadi, Jalal mengangguk, tapi memang sudah menahan emosinya sekuat tenaga, berkali2 Jodha membelai pipi dan mengusap2 dada Jalal menenangkan.. Ini pertama kalinya bagi Jodha dan Jalal menemui para awak media secara langsung, dan Jalal sangat risih akan hal itu, Jodha menyadari akan keadaan hati suaminya itu..

Mereka pun duduk berdampingan menghadap meja panjang yg penuh mikrophone, dan dua botol air mineral, juga tak henti2nya kilatan sinar kamera para awak media, menyoroti mereka berdua, Jodha tersenyum manis dan tulus membalas sapaan mereka dan tidak melepaskan sedetikpun tangan kanannya menggenggam tangan kiri Jalal untuk menenangkan dan Jalal berusaha tersenyum semanis dan sesopan mungkin membalas sapaan mereka, kedua bodyguardnya berdiri dg sigap..

Pertanyaan demi pertanyaan, mereka jawab dg sopan, karena memang kebanyakan media menanyakan tentang karir mereka, ada juga yg menanyakan urusan pribadi mereka, tp Jodha dg ramah menjawabnya dan sedikit tersipu "Kami disini dalam rangka bulan madu yg tertunda kami, karena ada sedikit insiden pada suami saya terpaksa rumah sakit menjadi kunjungan bulan madu kami selanjutnya" ucap Jodha bohong, para awak media pun tertawa riuh, Jalal menelan ludahnya tak percaya atas apa yg Jodha katakan, Jodha tersenyum dan melirik Jalal.

Kini berangsur2 Jalal pun sudah bisa menerima kehadiran awak media disekitarnya, Jodha pun senang akan hal itu.. tiba2 ada seorang wartawan nyeletuk dg pertanyaanya

"Lalu, kapan nih anda berdua punya momongan, kami berharap secepatnya, apakah setelah ini?" Jodha terbelalak tapi berusaha tenang, Jalal hanya tersenyum dan menjawab mantap "Tentu! segera setelah ini!" para awak media pun berucap syukur dan di Aaminkan serentak, dan diikuti tawa riuh mereka, Jodha memasang wajah sengit andalannya, seketika itu jg pipinya yg putih memerah lagi, tapi tetap berusaha tersenyum.. Jalal mengedipkan mata kirinya ketika Jodha memandangnya dan tersenyum senang... Jodha memang aneh...

Siang terakhir dirumah sakit, karena sorenya mereka akan segera pulang, karena kondisi Jalal sudah sangat pulih jadi mereka memutuskan pulang lebih awal dr jadwal dokter yaitu besok..

Jodha menginginkan berkunjung ke Amer, dan ingin memberi kejutan pada kelurganya, Jalal pun langsung menyetujuinya.. Handphone mereka sengaja dimatikan karena tak akan kuasa mendengar dering2 yg masuk ke handphone mereka, Jodha kembali memegang handphone yg sebelumnya dibeli lewat olshop dan mengurusi segala sesuatu yg berkaitan dg nomernya yg dulu, dab kini sudah kembali seperti semula..

Mereka kini akan semakin dekat, walaupun mereka tau Sujamal melarikan diri dan belum ditemukan, mereka sama sekali tidak takut bila Sujamal menuntut balas,

Segala urusan dg kepolisian dan rumah sakit telah selesai semua..

Sore hari pukul 04.00 pm,
Mereka sudah siap2 pulang, sebelumnya mereka pamit pada sebagian penghuni rumah sakit yg akhir2 ini akrab dg mereka, dan meminta maaf kalo2 ada yg terganggu dg tingkah dan candaan ataupun tawa mereka... Mereka pun mengerti pada pasangan serasi ini, pengantin baru ini, pasangan artis yg terkenal diseluruh dunia, tapi tidak dikenal dirumah sakit ini, entah kenapa? Aneh...

Tak lupa mereka pun mendo'akan agar pengantin baru ini cepat mendapatkan keturunan, di Aamiin kan oleh semua dan isyarat mata pasangan ini pun berbicara penuh arti....

Bersambung

FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini


0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...

Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.

Terima Kasih.