By Kayla Kayla..... Satu jam kemudian masih dikamar Jodha,
Jodha sudah berpakaian rapi, bersiap berbaur lagi ke pesta.. Tapi Jalal masih bertelanjang dada, karena Jodha sedang mengobati luka kecil di bahu kiri Jalal..
“Ulahmu lagi”
“Tapi aku tak merasa melakukannya” ucap Jodha tenang,.
“Tentu tak akan merasa, karena kau sedang menutup matamu”
“Oya, lalu kenapa kau tidak mengeluh sakit waktu aku melakukannya?”
“Karena tidak merasa sakit dan aku tak tau itu”
“Lalu kenapa kau menuduh aku yang...”
Jalal menutup bibir Jodha dg bibirnya namun hanya menempel “Kau terlalu banyak bicara” Jodha diam, pura2 cemberut, tetapi langsung memasang wajah sengitnya.. Jalal tersenyum nakal.
Jodha membantu memakaikan t-shirt Jalal, tapi Jalal malah hendak menciumnya, namun Jodha menahan bibirnya, “Kita sudah terlalu lama dikamar yang panas ini, dan aku tak mau melakukannya lagi!” ucap Jodha tegas.
Jalal tersenyum genit, “Siapa yang mau lagi? kau memancingku yaa, agar kitaa... “
Jodha tersipu dan mencubit perut Jalal, Jalal pura2 kesakitan namun malah memeluk erat Jodha... Jodha pun membalasnya dan berkata. “Oya sayang apa ammijaan memang lagi sibuk ya, aku harap semua baik2 saja “
Jalal mencium kepala Jodha, “Tenanglah, semua baik sayang, Mirza akan mengabarkan kalo terjadi sesuatu dg ammijaan”
Jodha mengangguk, mereka melepaskan pelukan, lalu pergi ke tempat pesta lagi, Jalal merangkul pundak Jodha, tangan kanan Jodha memeluk pinggang Jalal, mereka berjalan sangat mesra,
“Sayang, apapun yang terjadi percayalah padaku, dan aku mohon kendalikan emosimu” ucap Jodha sangat serius.
Jalal mengangguk dan tersenyum jg menatapnya penuh arti, Jodha mengangkat wajahnya tanda menanyakan 'ada apa' , Jalal mencium lagi kepala Jodha mesra, lalu berbisik “Lagi” sambil menggigit kecil daun telinga Jodha, Jodha merasa geli, lalu menatapnya sengit, dan Jalal hanya tertawa keras...
“Nah... ini dia pasangan kita, ehmm, sumringah banget nihh..” ucap Ruq sambil terkikik, semua orang menoleh pada pasangan yang disebut Ruq.
Jodha langsung melepaskan rangkulannya, dan mereka memang sangat sumringah, rona dipipi Jodha hadir begitu cepat, Ravi hanya sinis memandangi mereka..
Mereka berbaur, bercerita dan bercanda satu sama lain, Jalal sedang ngobrol dg Maan Singh dan Todar tak jauh dari Jodha, yang sedang ngobrol dg teman2nya, matanya tak lepas menatap Jodha walau sedetikpun, Jodha hanya sesekali melihat kearah Jalal, walaupun Jodha sadar kalo Jalal dari tadi terus menatapnya, Jodha tersenyum manis kearah Jalal, Jalal pun membalasnya mesra..
Jodha melihat Ravi sedang ngobrol dg keluarganya, perasaannya sedikit lega karena jarak Jalal dan Ravi agak jauh..
Sesekali Ravi memandang Jodha dg perasaan yang tak bisa di arti kan, tp Jalal mengartikannya berbeda, Jalal berpikir tatapan Ravi seakan ingin melumat habis tubuh Jodha seketika itu jg, karena dr dulu ambisinya selalu ingin lebih dr Jalal, tentang apapun itu..
Ruq menarik lengan Jodha agak menjauh, mereka ngobrol berdua, “Jodhaa.. akhirnya kau mau juga sm Jalal” bisik Ruq terkikik.
Jodha mengerutkan dahinya “Apa maksudmu Ruq?”
“Maksudku, mau di apa apain gituuu” Ruq menutup mulut menahan tawanya.
Jodha kaget dan berbisik “Bagaimana kau bisa tau?”,
Ruq tertawa keras, Jodha menutup mulut Ruq, melihat ke sekeliling lalu melepaskannya lagi..., bisik Ruq lagi “Jodha.. Jodha.. ya taulah.. bayangin, satu jam Jodhaa! kalian ninggalin kita disini, hmmm... sampai2 kalian berganti pakaian segala, apa coba, yang kalian berdua lakukan dalam waktu selama itu Jodhaa dan dg tanda sebanyak itu” Ruq mengerjap2kan matanya menggoda Jodha.
Jodha tersipu dan merasa kalah, dan berbisik “Ya..ya baiklah, itu benar Ruq, akhirnyaaa, dan kau tau aku begitu bahagia, sangat bahagia”
Ruq tersenyum haru lalu memeluk Jodha erat seakan ingin merasakan kebahagiaan sahabatnya ini, Jodha pun membalasnya , mereka tersenyum, Jalal terus saja memperhatikan tingkah Jodha dg tatapan mesra..
Jodha memang selalu menceritakan masalah rumah tangganya semuanya hanya pada Ruq.
“Oya, bagaimana kalian semua bisa kesini? apa semua team lagi off ya?” tanya Jodha yang kini sudah berbaur lagi dg Salima, dan Rahim, sementara Moti sibuk makan ditemani kekasihnya Todar Mal.
“Ya Jodha, hampir semua team sedang off dulu, karena jadwal kita akhir2 ini kebetulan lg longgar, jadi yaa kita ada disiniiii” ucap Ruq sumringah.
“Tapi apa bukan karena aku sama Jalal cuti terlalu lama kan?” ada nada bersalah dr ucapan Jodha, dan Ruq ingin sekali menggodanya.
“Hmm.. ya salah satunya itu Jodha!” ucap Ruq pura2 tegang.
Jodha terlihat sangat tegang, tapi Ruq tak tahan lagi melihat ekspresi Jodha seperti itu, akhirnya tawa keras Ruq pun menggema, Jodha terkejut, menyadari kalo ternyata Ruq hanya menggodanya, Jodha kesal dan cubitan keras pun mendarat dihidung mungilnya Ruq, seketika itu juga Ruq menghentikan tawa kerasnya, memekik dan memegang hidungnya yang kesakitan..
“Ruq kamu keterlaluan, lihat Jodha sampai tegang begitu, Jodha, kebetulan jadwal kita memang lagi longgar, jadi kamu gak usah khawatir, nikmati saja waktu cutimu, masih ada dua hari lagi kan? sudah jangan kau dengarkan ucapan Ruq yang gak2” ucap Salima panjang lebar coba menenangkan Jodha yang masih tegang.
“Terima kasih Kak Salima kau memang selalu membuatku tenang” Jodha memeluk Salima dan menatap sengit kearah Ruq, Ruq hanya cengengesan dg ujung hidungnya yang memerah..
Ravi mendekati mereka yang sedang duduk dan asyik ngobrol, Jalal menajamkan pandangannya dan hendak menghampiri Jodha, “Maaf ladies, bisa saya bicara berdua dg Jodha” ucap Ravi tenang, Mereka menoleh kearah Ravi.
“Maaf Mr. Bhatia, kami sibuk!” sergah Ruq dg nada sinis.
“Tapi hanya dg Jodha bukan dg anda Miss Sultan” Ruq semakin emosi dan hendak bicara lantang, tapi Jodha menahan Ruq dg menyentuh tangannya..
“Baiklah Ravi, kita bicara disini saja, bukan suatu rahasia kan?” ujar Jodha sopan, Ruq tersenyum menang.
“Ya Jodha, memang bukan rahasia ko, baiklah aku akan ke mobil sebentar ada yang perlu aku bawa” Jodha pun mengangguk dan tersenyum, Ravi berlalu..
“ Ruqaiyah, kau... berhutang cerita padaku, kenapa kau bisa berlaku kasar pada Ravi” ucap Jodha tegas, Ruq hendak bicara.. “Tidak sekarang!” ucap Jodha lagi lebih tegas.
“Baiklah” timpal Ruq masih kesal.. Salima hanya diam tapi terlihat cemas..
Jalal datang menghampiri mereka dg tenang, lalu mencium mesra kepala Jodha.
“Jalal” ucap Jodha sambil tersenyum, Ruq tersenyum lega melihat Jalal segera menemui mereka.
Jalal menarik kursi kosong dan merapatkannya dg kursi Jodha lalu duduk disebelah Jodha, Jodha melirik kearah Jalal dg tersenyum masam, karena Jodha mengerti alasan Jalal melakukan ini, tp Jalal membalas senyuman Jodha sangat manis, lagi2 Ruq tersenyum senang..
Jalal tak henti2nya menatap mesra Jodha, Jodha merasa risih jg ditatap Jalal seperti itu didepan teman2nya, walaupun Ruq dan Salima tidak memperhatikan tingkah mereka karena sedang ngobrol dan asyik menggoda Rahim.. Tangan Jodha mencoba memalingkan wajah suaminya kearah lain, agar berhenti menatapnya, Jalal hanya tersenyum genit, lagi2 menatap mesra Jodha, Jodha semakin kesal, tatapan sengit andalannya pun hadir..
Ravi kembali dg sebuah bingkisan ditangannya, “Hmm, kebetulan sekali ada suamimu Jodha, jadi aku bisa meminta izin untuk memberimu hadiah ini” ucap Ravi sambil melirik sinis kearah Jalal,dan menyodorkan bingkisannya pada Jodha,
Jalal langsung merangkul pundak Jodha dan menggenggam erat tangan kanan Jodha dg tangan kanannya, Jodha membiarkannya..
“Apa itu?!” tanya Ruq tak sabar dg nada kesal.
“Ini untuk Jodha, bukan untuk anda Miss. Sultan” timpal Ravi sinis.. Ruq mendengus kesal.
Jodha melirik kearah Jalal minta persetujuannya, Jalal mengangguk.. “Baiklah Ravi, terimakasih, tapi hadiah untuk apa?” ucap Jodha sambil menerima bingkisan tersebut.
“Ya bisa dibilang hadiah pernikahanmu dan.... suamimu, tp itu khusus hanya untukmu Jodha, maaf kalo telat ya?”
Jodha tersenyum, Ravi dan Jalal saling menatap tajam dan sinis, tapi Jalal berusaha tenang namun hati panaass..
“Bukalah sayang, aku ingin tau apa isinya?” ucap Jalal berusaha tenang.
Jodha pun membukanya, Jodha memekik tak percaya, dan tak henti2nya berterima kasih dg riang pada Ravi, Jalal melirik kearah bingkisan yang baru saja Jodha buka, ternyata sebuah novel yang dari dulu Jodha inginkan dan memang susah mendapatkannya, tapi kini Ravi dg gampang memberikannya begitu saja pada Jodha,
“Aku dapat langsung dari penulisnya,waktu aku di London” ucap Ravi sangat menusuk hati Jalal, sebaliknya Jodha begitu sumringah dg pernyataan Ravi barusan...
Sedangkan Jalal tak pernah memberi kejutan seperti itu, lagi2 Ravi mengalahkannya dan membuat emosi Jalal terpancing ketika melihat Jodha begitu senang dg hadiah dari Ravi dan mengacuhkan perasaannya..
“Maaf semua, aku tinggal dulu” ucap Jalal tiba2 tanpa menoleh pada Jodha dan langsung berlalu, Jodha menyadari ini akan terjadi, tapi dibiarkannya begitu saja, Ravi pun pamit hendak berbaur lg dg orang2 di pesta dan berlalu dg senyum menang.. Salima dan Ruq bingung dan tak percaya dg tingkah Jodha yang mengacuhkan Jalal..
“Nanti aku akan bicara dg nya” ucap Jodha pada kedua temannya itu..
Sore pukul 04.30 pm
Keadaan rumah sudah sepi, semua tamu sudah meninggalkan mereka, dan penghuni rumah kini sibuk membereskan sisa sisa pesta, begitu juga Jodha dan Jalal, tapi Jodha masih mengacuhkan Jalal, dan mereka hanya saling mencuri curi pandang..
Ketika malam tiba, mereka sudah ditempat tidur diselimut yang sama, tapi saling memunggungi tak ada yang mencairkan terlebih dahulu, Jodha berpikir sikap Jalal sangat kekanak2an, dia pergi begitu saja gara2 cemburu yang keterlaluan, dan kini dia dg sengaja tidak mengganti pakaian tidurnya padahal Jodha sudah mempersiapkannya, tp Jalal malah membiarkan tergeletak di meja rias, dan yang lebih tak masuk akal lagi, Jalal menyembunyikan novel pemberian Ravi!
Jalal berpikir gara2 sebuah buku Jodha begitu mengacuhkannya, Jalal pun membalas dg mengacuhkannya pula..
Keras kepala mereka kembali kambuh...
Malam pukul 11.00 pm
Kamar Jodha yang temaram, hanya cahaya lilin kecil yang terpancar, terdengar suara decit pintu dibuka perlahan, muncul sesosok tubuh berpakaian hitam dan hanya menampakkan kedua sorot matanya tertuju pada tubuh Jodha yang damai, dia mengendap2 mendekati Jodha, dipandanginya seluruh tubuh Jodha yang terbungkus selimut lalu memandangi wajahnya yang bersinar indah digelapnya suasana kamar, lebih mendekat lalu mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya, sosok tersebut keluar dg santai memangku tubuh lemah Jodha karena obat bius..
“Jodhaaa!!!” Jalal bangkit dari tidurnya, keringat dingin mengalir deras ditubuhnya, dan nafasnya terengah2, lalu melirik kearah Jodha, Jalal terbelalak Jodha tak ada disampingnya!
Jalal panik, bergegas keluar kamar, menyalakan semua penerangan, dan mulai mencari disetiap sudut ruangan, saking luasnya rumah di Amer itu, jarak2 ruangan hampir berjauhan, Jalal masih mencari Jodha menajamkan penglihatannya, diruang keluarga kosong, didapur, ditaman belakang semua kosong dan sepii, nafasnya semakin sesak, keringat dingin semakin mengalir deras, dg tak sabar Jalal mengetuk pintu setiap kamar penghuni rumah, mereka semua bangun dan panik setelah tau Jodha tak ada, mereka pun berpencar mencari lagi kesetiap ruangan yang lain, tetap tak menemukan sosok Jodha dimana pun, Jalal memegang kepalanya yang mulai terasa sakit lagi, berlutut dan berteriak
“Jodhaaaa...!!!! dimana kau??” tangisnya mulai menggema... Semua orang mencoba menenangkan Jalal, dan mendudukanya di sofa, dg berderai airmata Mainawati duduk di sebelah Jalal..
“Tenang dulu nak, kita akan segera menemukan Jodha, kita harus tenang ya” Jalal sesenggukkan..
Mereka melupakan satu tempat kesukaan Jodha..
Tiba2 Hosiyar datang tergopoh2 dari arah luar rumah dan keringat mengalir deras..
“Mr. Mr.. Mrs... “ ucap Hosiyar dg nafasnya naik turun, Mereka menoleh dan panik.
Jalal bangkit “Ada apa Hosiyar?!! cepat katakan!!” bentak Jalal tak sabar
“Mrs..” ucap Hosiyar lagi sambil menunjuk kearah luar, Jalal berbegas menuju ke luar rumah dg perasaan sangat panik, diikuti semua orang...
***
Semua orang tak percaya dg apa yang Jodha lakukan, emosi Jalal muncul begitu saja, menatap tajam kearah Jodha.. Jodha malah membalas dg tatapan sinis... “Ya khuda.. Jodha kau... “ geram Jalal sambil geleng2 kepala tak percaya...
Bersambung
FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini
Romantis di selingi dgn rasa cemburu membuat lbh penasaran utk tau bgmn slnjtx mbak
ReplyDeleteKarakter nya tetep keras kepala
ReplyDeleteSama2 keras tapi sweet
Dan ini membuat makin penasaran
Sukriya chusni