
Home Sweet Home
Sore pukul 06.30 pm
Malam ini mereka akan menyambut ammijaan, Shivani, dan Mirza. Jalal sudah siap dengan setelan casual t-shirt putih dan celana pendek biru.. yang sebelumnya telah disiapkan Jodha, lalu bergegas ke kamar Jodha..
Selesai mandi, Jodha melilitkan handuk putih didepan dadanya, lalu menuju lemari pakaian, memilah milih, dari atas kebawah dari bawah keatas, bingung, dan tidak mendengar suara ketukan pintu bbrp kali, jg tidak menyadari kedatangan Jalal yang kini sudah berada dibelakangnya..
“Aku ingin memakai sari tp yang mana ya? Hitam? hhhh.. tidak... itu akan membuat Jalal gila!” batin Jodha geli..
“Sari hitam sayaang “ bisik Jalal ditelinga Jodha,
Jodha melonjak kaget lalu menoleh “Apa yang kau lakukan disini?!” Jodha menghindar, kini mereka saling berhadapan..
Jalal tersenyum manis... “Itu salahhmu kau tak mendengar aku mengetuk pintu bbrpa kali.”
Jalal mendekat lagi.. Jodha mundur dan mentok tubuhnya menempel ke lemari.. Jalal mendekatinya lagi lebih merapat.. Jodha mengangkat kedua tangannya hendak menahan dada Jalal, tp dengan gesit Jalal menahannya dan menurunkannya.. Mata indah Jodha membulat, menelan ludahnnya, nafasnya naik turun, dan memancarkan rona dipipinya yang putih. Mereka merasakan dada mereka saling menempel, saling berlomba memacu adrenalin, Jodha menutup matanya rapat2. Jalal sangat menikmati godaanya ini, berusaha menahan tawanya.. Jodha membuka matanya perlahan, mereka saling menatap dan tersadar Jalal tak melakukan apa2.. wajahnya berubah sengit dan berusaha melepaskan diri.
“Aku mohon pergilah, ammijaan akan segera datang!”
“Masih lama sayang tenang saja msh ada waktu untuk kita berdua” bisik Jalal mesra..
“Yaa.. yaa baiklah, tp sekarang lepaskan aku Mr. Jalal, kalo tidaakk..” ucap Jodha tambah sengit..
“Kalo tidak?” bisiknya lagi lebih mesra...
Jodha menahan nafasnya dan berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuh Jalal yang hangat.. “ Kau merusak handukku!” UPS!!
“Handuk?” replek Jalal menunduk, daaan pemandangan indah terpampang begitu jelas disana!
DEG Jodha melotot!
“Hey bhagwan, apa yang kau katakan Jodha, benar2 bodoh!!” batin Jodha tak karuan, lagi2 Jodha menutup rapat2 mata dan mulutnya, pipinya sungguh memerah padam.. Jodha membayangkan ekspresi Jalal. “Oohh, betapa bodohnya kau Jodhaa!!” rutuk Jodha berkali2..
Jalal tak membiarkan begitu saja pemandangan langka istrinya tersebut, dan menelan ludahnya tak percaya.. “Subhanallah...” batin Jalal takjub. Tapii.. dialihkanlah pandangannya kearah wajah Jodha yang menggemaskan, Jalal masih menahan tawanya... Lalu memegang wajah istrinya dengan kedua tangannya mencium kedua mata istrinya yang msh tertutup rapat.. “Buka matamu”, Jodha membuka matanya perlahan, mereka saling menatap... Jalal mengedipkan mata kirinya. “Terimakasihh.. “ bisik Jalal ditelinga Jodha.. dan berlalu riang.... Jodha masih terpaku menganga, dengan tubuh masih terbungkus handuk yang super kusut dan hampir melorot..
30menit kemudian..
Jalal berada didapur memperhatikan istrinya dan senyum2 sendiri membayangkan kejadian tadi...
Jodha sedang bersantai disofa malas panjang, selonjoran kaki sambil membaca novel, menghadap kaca besar yang menembus taman belakang, taman temaram yang indah.. dia kini memakai t-shirt putih pas badan dan celana pejami biru tosca, sari akan membuat Jalal gusar! pikirnya.. Senyum2 sendiri membayangkan kejadian td dan berkali2 mengumpat dirinya sendiri, dan pipinya msh agak memerah..
Tiba2... Deg Deg Deg..
Jantungnya seakan tak karuan, matanya terpejam..
“Maasa?” lagi memejamkan matanya. “Maasa?” gumamnya.. Mengerutkan dahi berpikir keras.. “ Ada apa dengan maasa? apa ia baik2 saja... Huuuhh!” nafasnya terasa berat..
“Sayaang, jangan tegang seperti itu.., ini minum dulu” Jalal datang menyodorkan secangkir green tea hangat kesukaan Jodha..
Jodha menoleh “Apa ini?”,
“Kesukaanmu..” Jodha menerimanya, Jalal duduk disebelahnya, disofa bulat..lalu mengangkat wajahnya mencium kening Jodha lembut.. Jalal mengira kalo Jodha masih tegang dengan kejadian tadi...
“Green tea? kau yang membuatnya?” tanya Jodha polos.. Jalal mengangguk tersenyum manis..
“Tapiii... kau minum apa? mana cangkirmu?”, Jalal hanya menggeleng.. Jodha cemberut, dan menyimpan cangkirnya dimeja kecil, lalu bergegas bangkit.. “Tunggu! ini tidak adil, aku akan buat sesuatu untukmu jg. “ Jalal menyambar lengan Jodha lembut..
“Tidak.. tidak sayang, duduk.. tidak perlu, aku sudah minum tadi, ayo..duduk dan minumlah ya..” ucap Jalal mesra.. Jodha diam menatap Jalal.. Jalal mengangguk pelan..
Jodha duduk kembali masih memasang tampang cemberut “Kelembutanmu selaluu saja membuatku kalah Jalal..” batinnya,
“Baiklah, tapi ini tetap tidak adil, harusnya kita minum sama2..” ucapnya manja.. Jalal mencomot dagu istrinya gemes...
“Sudaah.. lihatlah semut2 beralih kecangkirmu, karena ada sesuatu yang hilang diwajahmu..” goda Jalal...
“Semut!!” Jodha terkejut menoleh kearah cangkir berada, Jalal tersenyum menunggu reaksi Jodha.
“Sejak kapan green teaku ditambahi gula” batinnya aneh, tapi Jodha baru menyadari kalo Jalal berhasil lg menggodanya...
“Hhhh!, terus saja menggodaku!” sengit Jodha lucu.. Jalal tertawa..
“Cepat minum, keburu dingin teh nya sayang..” ucapnya berusaha meredakan volume tawanya,
Jodha pun meraih cangkirnya lalu meminum green teanya, memejamkan matanya menikmati green tea yang merambat memasuki tenggorokannya, merambat menuruni ususnya akhirnya sensasi luar biasa hangat memenuhi percernaannya..
“Mmm... lezat “ Jodha menyapu bibirnya dengan lidahnya, lalu melirik Jalal yang bengong..
“Ya selezat bibirmu yang basah Jodha, knp kau lakukan itu Jodha?” batin Jalal gemes dan gairah kecil pun muncul...
“Kya hua?” tanya Jodha polos.. Jalal menggeleng dan tersenyum penuh arti..
Ting.. tong.. ting.. tong...
Mereka menoleh kearah suara bel, Jodha bangkit bergegas menuju arah pintu...
“Tidak.. duduk saja, biar aku yang buka, itu pasti ammijaan..” cegah Jalal...
“Tidak! kita buka sama2, aku jg ingin menyambut ammijaan..” ucap Jodha riang..
“Hhhh! dasar keras kepalaa..” batin Jalal kesal...
Ammijaan Shivani Mirza sudah berada diruang santai.. Mereka asyik ngobrol..
“Shivani, apa kau betah dirumah ammijaan?” tanya Jodha yang duduk disamping ammijaan..
“Betah Jiji.. aku diajak keliling Delhi, mereka sangat baik... “ jawab Shivani semangat sambil melirik kearah Mirza yang duduk bersebelahan dengan Jalal tepatnya mereka duduk disebrang Jodha dan Hameeda, sementara Shivani memisahkan diri duduk disofa bulat... Mirza pun menyambut dengan senyuman...
“Ya.. tapi sayang... Shivani hanya sebentar saja tidak sampai menginap” timpal Hameeda dengan nada menyesal
Sedari tadi Jalal hanya menatap mesra terus istrinya tanpa berkedip.. Jodha menyadari itu.. Tapi pura2 tidak tau, Jodha berniat menggodanya... Jodha terus saja ngobrol dengan Hameeda Shivani kadang dengan Mirza tapi tidak dengan Jalal.. Jalal benar2 dongkol dibuatnya
“Ehemm! ammijaan.. kapan2 kita harus berkunjung ke Amer, AKU sudah kangen.” ucap Jalal agak keras sambil melirik Jodha.
Jodha kaget Jalal mencoba menyindirnya lalu memandang kearah Jalal dan tersenyum menyindir
“Mmm... aku akan ajak maasa kesini ammijaan, ia belum ke Delhi sama sekali” ucap Jodha bohong dan meninggikan suaranya sambil melirik Jalal..
Jalal mengerutkan dahi.. “Apa maksudnya?” batin Jalal kesal..
“Ammijaan kan ingin sekali berkunjung ke Amber Fort, ya kan ammijaan?” suara Jalal makin meninggi, ammijaan bingung apa yang dikatakan Jalal..
“Maasa ingin sekali ke India Gate ammijaan.. ia belum sempat kesana..” suara Jodha lebih tinggi...
Shivani dan Mirza memandang kearah Jodha Jalal bergantian, mereka bingung dengan tingkah kakak2nya ini..
“Ammijaan...“
Belum sempat Jalal melanjutkan, Hameeda sudah memotong.. “Sudah cukup.. apa yang kalian ributkan?” tanya Hameeda lembut melerai pertengkaran yang tak masuk akal anak dan mantunya ini... Jodha tersenyum..
“Nehi, ammijaan sepertinya sudah ada yang sangat lapar” ucap Jodha pelan sambil melirik Jalal yang masih kesal,
Jalal menatap tajam Jodha.. Hameeda tersenyum penuh arti dan menyadari kalo pertengkaran kecil ini membuatnya bahagia, ternyata mereka baik2 saja...
“Haan Jodha beta, kalo perut kosong itu akan menimbulkan hal2 yang tak masuk akal, benar kan?” Jodha Jalal terkejut ammijaan bisa berkata seperti itu...
“Benar ammijaan..“ jawab Jodha tersipu sambil meilrik Jalal yang tersenyum dan mengalihkan pandangan kearah lain... Mirza dan Shivani hanya senyum2 sambil saling melirik. .
Mereka pun makan malam dalam hening, menikmati setiap suapan, makanan yang sangat lezat.. Semua Jodha yang memasak karena dia sangat antusias menyambut ammijaannya..
Tiba2 Shivani menyeletuk polos..
“Bhaijaan.. knp dengan lehermu ko memerah gitu?” sontak semua orang menoleh kearah leher Jalal dan sukses membuat jantung Jodha hampir copot..
Jodha membulatkan matanya,seketika itu juga panas menjalar dikedua pipinya.. memandang sengit kearah Jalal, yang dipandang hanya senyum2 gak jelas..
“Hmm.. ini hanya gigitan semut Shivani..” ucap Jalal tenang sambil melirik Jodha yang menunduk super malu.. Hameeda hanya tersenyum bahagia sekaligus geli, Mirza pun hanya senyum2..
“Semut apa? ko bisa sebesar itu?” tanya Shivani lagi, benar2 polos...
“Semut betina yang besar!!” suara Jalal dibuat2 sambil mengangkat tangannya membentuk gerakan membulat
Jodha mengangkat wajahnya, memandang sengit kearah Jalal... “Jalal kau!!” batinnya..
“Shivani, habiskan makananmu, dan langsung tidur, mengerti?” ucap Jodha agak kesal..
“Tapi Jiji... “, Jodha memasang tampang sengit andalannya kearah Shivani, Shivani pun menunduk dan melanjutkan makan..
Jodha tersenyum pura2 manis kearah ammijaan dan Mirza tp gugup setengah mati... “Mm..mm.. tambah lagi ammijaan, Mirza, ayo jangan sungkan” ucap Jodha.. Jalal hanya tersenyum menikmati Jodha yang salah tingkah...
Hameeda dan Mirza juga tersenyum dan melanjutkan makannya.. Jodha melirik sekilas kearah Jalal dengan bibir cemberut dan melanjutkan mengaduk2 makanannya dengan sendok... Jalal gemes dibuatnya dan tersenyum riang...
Setelah selesai makan mereka duduk2 santai kembali saling bertukar pikiran satu sama lain.. Benar saja ammijaan meminta untuk tidur dikamar Jodha, Shivani pun begitu, Jodha benar2 menang, dan tersenyum puas bisa membalas godaan2 Jalal dengan Malam Pertama yang gagal ini! Jalal hanya tersenyum masam, mereka berdua tak banyak bicara, namun ekspresi dan tatapan mereka yang mewakili perasaan mereka saat ini... Jalal lebih banyak memasang wajah memelas tapi dibalas dengan tatapan sengit andalan Jodha... Begitulah seterusnya.
Perasaan Hameeda kini sudah sangat tenang karena berita di televisi sudah beres dan nama baik Mr and Mrs. Jalal bersih, tapi masih banyak jg gosip2 kecil tentang mereka baik ataupun buruk, tp mereka tak ambil pusing karena sudah kebal dengan yang namanya gosip murahan.. Tapi kalo sampai mencemarkan nama baik, mereka akan langsung bertindak..
Keluarga di Amer pun sudah merasa tenang kalo berita itu semua sudah beres, tp mereka benar2 menutup rapat2 kejadian yang menimpa mereka tadi siang.. Kabut hitam menyelubungi Amer..
Jalal bangkit dr tempat tidur, menengok kearah jam dinding 01.15.. kerongkongannya terasa kering, segelas air putih diatas meja langsung habis diminumnya.. udara panas melanda kamarnya karena dia tidak tidur sendiri, Mirza menemaninya, adiknya ini memaksa tidur dengannya alasannya dia blm menyikat habis dvd2 milik bhaijaannya, tapi sekarang dia terlihat damai ditidur pulasnya... Jalal melangkah menuju balkon kamarnya mencari udara segar... Memang sangat segar udara pagi itu karena terpampang luas danau yang hitam namun syahdu karena kesyahduan itu adalah dia, dia sosok surgawi yang sedang asyik dengan tangannya yang tidak diam, jari2 lentiknya begitu liar bersahabat dengan kuas yang di genggamnya, kanvas putih pun terkena amarah warnawarninya tanpa ampun.. dia membelakangi, namun Jalal enggan untuk memanggilnya, entahlah..
Pagi hari diguyur hujan lebat.. 06.10 am
Mereka semua sudah berada diruang makan, mereka telah siap menghadang hari yang tak cerah ini, untuk menghadapi segala aktivitas yang ada...
“Pagi yang dingin ingin memeluk guling lagi, aaahhh” ucap Mirza tiba2 sambil menggeliat.. Semua tersenyum mendengar celotehan Mirza. .
“Mirzaa, itu gak baik menggeliat diruang makan!” ujar Jodha agak sengit..
“Ohya Jiji.. maaf” timpal Mirza cengengesan...
Jalal hanya diam memperhatikan Jodha.. Jodha membalas tatapan Jalal, mereka pun tersenyum maniss...
Heniing... Semua menikmati setiap suapannya..
Hujan yang lebat seakan tau perasaan Jodha saat ini.. Pagi ini Shivani harus pulang segera ke Amer karena pihak kampusnya mengabarkan ada suatu hal yang mendesak, dan mereka membutuhkan Shivani.. Jodha ingin sekali pergi menemani Shivani tapi tak bisa dikarenakan jadwal shooting Jodha harus selesai hari ini juga, agar secepatnya Jodha bisa ke Amer, saat ini perasaan Jodha sedang bersahabat dengan alam, dia benar2 mengkhawatirkan keadaan maasa, walaupun berkali2 Jodha menghubunginya jawabannya tetap sama, baik2 saja... Tapi Jodha tak bisa tenang, entahlah hanya Jodha yang tau..
Shivani sudah siap2 berangkat karena Mr.Birbal sang supir telah menunggu..
“Shivani, hati2 dijalan sayang.. Sampaikan salam hormat dan rindu pada maasa juga pada Sukanya, Jiji pasti akan mengunjungi mereka secepatnya,” ucap Jodha matanya berkaca2, menahan tangis...
“Ya Jiji, gak usah khawatir, aku pasti sampaikan salam Jiji,” ucap Shivani terharu..
Mereka saling memeluk, Shivani pun pamit pada semua orang, berlalu dan pergi... Hameeda dan Mirza pun pamit untuk pulang karena Mirza ada kuliah pagi ini.. Tinggal mereka berdua yang sudah siap juga untuk ke lokasi shooting, tp Jalal merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Jodha..
“Ayo sayang, kita berangkat, knp diam begitu??” ujar Jodha mengagetkan lamunan Jalal..
Jalal mencium kening Jodha.. Ada desiran halus menjalar ditubuh mereka, Jodha memeluk erat Jalal, sangaat erat.. Jalal pun membalasnya lebih erat lagi, seakan takut kehilangan... “Ayoo, berangkaaatt!!” seru Jalal pura2 riang.. Jodha tersenyum geli...
Didalam mobil Jodha sibuk dengan novelnya tp tidak fokus, hatinya, perasaanya gelisah tp berusaha menutupinya dr Jalal, dia teringat Amer... Jalal hanya diam,tak ingin mengganggu Jodha.. Entah dari mana munculnya, tapii Jodha tak kuat menahan suatu gairah kecil ketika matanya melirik kearah Jalal.. Jalal pun melirik Jodha, yang dr tadi memperhatikannya.. Jalal mengangkat wajahnya tanda bertanya, Jodha hanya menggeleng tersipu sambil menggigit bibir bawahnya, Jalal menyadari ada yang aneh dengan Jodha.. Gairah Jalal muncul ketika pamandangan Jodha menggit bibir menari2 didepan wajahnya.. Jalal segera menepikan mobilnya dan mematikan mesinnya.. Jalanan sepii, karena hujan masih lebat..
“Kenapa berhenti sayang?” tanya Jodha polos sambil memandang kerah depan mobil,
“Karena KAU” jawab Jalal mesra..
Merekapun saling menatap mesra, dengan nafas cinta memburu.. Gairah mereka tak bisa lagi dibendung.. Akhirnya mereka pun asyik dengan cumbuan hangat yang lembut nan romantis di pagi hari yang dingin itu...
*********
Lokasi shooting
Jodha Jalal, bergandengan tangan sangat erat, mereka berjalan riang dan mesra membuat orang2 sekitar iri, dan senyum2..
Mereka pun berpisah menuju keruang kostum masing2. Jodha mendapat banyak sekali pujian, dan membuat orang2 terkagum2, ternyata Jodha bisa seceria ini setelah sebelumnya badai pertengkaran yang disaksikan orang banyak.
“Kalian terlalu berlebihan” ujar Jodha sumringah..
“Jodha, aku benar2 khawatir tau.. Kamu jg malah gak mau diganggu” timpal Ruq kesal.
“Ya Ruq, aku minta maaf, aku hanya ingin menenangkan diri, jadi ingin terselasaikan hari itu jg” ucap Jodha, “Oya, Kak Salima sama Moti gak ada ya?” lanjutnya
“Mereka liburan, mungkin dua atau tiga hari, tapii akuu?? aduh kapan liburan, mereka gak akan izinkan aku Jodha, scene2 ku masih banyaak.. pusing deh!” cerocos Ruq membuat Jodha tertawa renyah..
Shooting pun sudah setengahnya berjalan, Jodha Jalal pun beristirahat, mereka makan ditempat biasa.. Hanya berdua.. Suasana romantis, sebelum badai datang menghadang mereka...
Sore itu, masih di lokasi shooting, Jodha hendak menuju tempat Jalal diruang make up, dia sangat bahagia senyum pun tak pernah lepas dari wajahnya, dia ingin mengabarkan kalo kelurga Amer akan datang ke Delhi, tp ditengah jalan ada seorang pria yang memberikan sepucuk surat tanpa amplop pada Jodha, sebelum Jodha tau siapa pria itu, dia sudah pergi berlari sangat cepat, Jodha pun membuka lipatan kertas tersebut..
“Apa ini?” gumam Jodha bingung.. DEG! Jodha melonjak kaget, setelah membaca isi surat tersebut, senyumnya hilang seketika itu juga dan wajahnya berubah sangat pucat.. Jantungnya seakan mati berdetak dan dadanya serasa sesak sekali, matanya panas dan berair, Jodha memijat kepalanya yang tiba2 sakit, mengerutkan dahinya kuat2 seakan tak percaya...
Tiba2 Jodha melihat Jalal melangkah kearahnya, dia tersenyum manis, Jodha berusaha tenang dan bersikap biasa, mengusap airmata dan menyisir rambutnya dengan jari2nya, menghela nafas dan membuangnya, berusaha mengatur nafas, dan menyembunyikan surat disaku celananya..
Mereka kini berhadapan, Jalal mencium kepala Jodha mesra.. Jodha berusaha tersenyum manis, tp hati sangat gelisah, Jalal menyadari ada yang tidak beres dengan Jodha..
“Sayang, aku.. aku mau bicara dulu pada Mr.Director” ucap Jodha sambil berlalu tanpa sempat Jalal bicara.
Tiba2.. bruukk!! pria yang tadi, menubruk tubuh Jodha..
“Heii, hati2 kalo berjalan!!” teriak Jalal pd si pria yang sudah berlari sangat cepat.
“Kau tak apa2 kan sayang?” tanya Jalal, Jodha hanya menggeleng tanpa suara lalu bergegas pergi, Jalal sangat bingung dengan tingkah istrinya itu, sekilas matanya menunduk dan menemukan secarik kertas, lalu diambil dan dibacanya..
DUAARR!!! bagai petir menyambar.. Jalal membaca berulang2 kali isi kertas itu..
“Sujamal!!” batin Jalal muak.. Mata Jalal melotot, rahangnya mengeras menahan amarah..
Jodha datang dan meminta Jalal mengantarnya pulang, tp Jodha tak mengatakan alasan apapun, Jalal berusaha menahan amarahnya sekuat tenaga.
Mereka pun sudah dirumah, Jodha langsung menuju kamarnya tanpa bicara apapun, mereka diam seribu bahasa..
Jodha gelisah mencari2 sesuatu dikamarnya, dia uring uringan mencarinya hampir saja menangis, “Tadi aku menyimpannya dimeja ini” gumamnya gelisah..
Tiba tiba Jalal sudah berada dibelakang Jodha.
“Ini yang kau cari?” tanya Jalal tenang tapi dengan nada sinis..
Jodha menoleh, pandangannya tertuju pada sodoran tangan Jalal, DEG! secarik kertas yang dicarinya.. “Bagaimana bisa ada ditangan Jalal?” batinnya aneh..
Jodha menatap kearah Jalal, emosi Jalal sudah memuncak matanya memerah.. Lalu Jodha mengambil kertas tersebut dan membacanya..
YA, JODHA AKU AKAN MENUNGGUMU DI STASIUN DELHI, CEPAT YA..
CINTAMU,
SUJAMAL..
DEG! “Tidak.. tidak.. ini bukan surat yang aku cari” batin Jodha bingung sekaligus menjijikan atas kebohongan Sujamal ini, seolah olah, dirinya menulis surat sebelum ini.. “Kau keterlaluan Sujamal!!!” batinnya lagi.. Jodha sudah siap menerima segala kemarahan Jalal, dia akan berusaha tegar, berusaha untuk tidak menangis dihadapan Jalal..
“Kenapa diam Jodha? tidak usah pura2 kaget seperti itu Jodha, sekarang kedokmu sudah terbongkar, kau tidak bisa melakukan apa2 lagi Jodhaa, aku tak menyangka, dibalik wajahmu yang lugu tersimpan wajah2 yang mengerikan, kelembutanmu palsu, cintamu palsu Jodha, kau... kau hanya seonggok tubuh yang tak berguna,” ucap Jalal tenang tapi bernada sinis, Jodha hanya diam, menahan sakit hati atas kata kata kasar Jalal..
“Kau hanya memanfaatkanku saja kan?kau hanya ingin tenar, ingin numpang terkenal?setelah kau dapatkan semua itu kau membuangku, masalalu yang palsu, hanya alasan agar kau tetap suci, dan hanya akan menyerahkan kesucianmu untuk iblis itu, oooohh bukan Jodha, bukan iblis, dia pangeran kan? hah!!” suara Jalal mulai neninggi.. Jodha tetap diam menunduk..
“Kenapa??!! kenapa kau lakukan ini Jodhaa!!!” bentak Jalal didepan wajah Jodha, Jodha masih terdiam, dan menutup matanya menahan agar air matanya tidak keluar..
“Kenapa diam saja Jodha? itu semua benarkan? KAU WANITA MURAHAN JODHAA, MURAHAAANN!!!” Jalal sudah tak bisa lagi membendung amarah dan emosinya yang memuncak.. Jodha benar2 diam seribu bahasa, hatinya perih sangat perih dan tersiksa.
Jodha berusaha sekuat tenaga agar tidak menangis, dan berusaha menahan amarahnya untuk tidak membantah apa pun yang dikatakan Jalal, Jodha hanya memikirkan surat itu, “Aku harus menemukan surat itu, harus!!!” batinnya..
Jalal melangkah menuju lemari Jodha dan mengeluarkan seluruh isinya dengan sangat kasar.. “Ambil semua ini, cepat bereskan, dan pergi dari sini sebelum aku melemparmu keluar, aku muak melihat wajah palsumu” ucap Jalal pelan didepan wajah Jodha, pelan tapi begitu menyakitkan dan menyesakkan dadanya..
“Aku sangat mencintaimu Jalal, mencintaimu dengan segenap jiwaku” batin Jodha sangat perih..
Jodha ingat isi surat itu, dan tak akan melawan untuk perlakuan Jalal ini, Jodha pasrah dan menyerahkan semuanya pada Kahna nya... Tapi kini entah dimana surat itu...
Jodha pun membereskan semua isi lemari yang berserakan dilantai, dimasukan kedalam koper besar, mengambil bbrp buku dan tak lupa patung dewa Krisna miliknya..
Jalal membelakangi Jodha, menahan kemarahannya.. Jodha melangkah berat kearah pintu, tapi sebelum itu..
“Tunggu, setelah kau.. melangkahkan kakimu keluar dari rumah ini, demi Tuhan, KAU... BUKAN ISTRIKU LAGI” DUAARR!!!! suara Jalal sangat tenang, tapi bagai petir yang siap membunuh Jodha, kaki dan segala persendiannya lemas, hatinya bagai tercabik2 pedang yang tajam...
Perih.
Langkahnya gontai seperti mayat hidup, hendak meninggalkan pintu kamar Jodha menoleh kearah Jalal, dan memandangi punggungnya yang kaku, akhirnya tangisnya pun pecah menggema, patung dewa Krisna dipeluknya sangat erat...
Saat akan melangkahkan kakinya keluar rumah, terngiang lagi 'KAU..BUKAN ISTRIKU LAGI”..
tangisnya semakin keras sesenggukkan, dibarengi suara guyuran hujan lebat diluar sana..
Tum ne jo samja
Tum ne jo jaana
Sacha hain ke woh sach nahi thaa
Hoth seele the keh nahi paaye
Na ruthoge ye yakee thaa
Na tum bewafa
Na main bewafa
Phir bhi huyi ye khata hain
Meri khamoshi ban gayi dushman
Mujhko mili ye saja hain
Kini Jodha berada didalam taksi, airmatanya kering, tatapan menerawang, menyenderkan tubuhnya dijendela taksi, memandangi rintik air hujan yang turun diantara kaca jendela..
Mengingat kembali segala kenangannya bersama Jalal, saat pertama kali dia melihat Jalal yang mampu membuat dirinya terpesona, saat kontak mata mereka bertemu perasaan aneh muncul dalam dirinya, saat membantu menenangkan segala amarahnya, kesabaran pun jadi temannya, saat menikah perasaan haru dan bahagia bercampur jadi satu, saat2 romantis hangat mereka, pagi, siang, malam.. Sentuhan2 lembut yang selalu membuatnya melayang... Sekarang hanyalah tinggal kenangan semata...
Jodha pun tersenyum getir..
**********
Shower membasahi seluruh pakaian yang menempel ditubuh Jalal, meresap ke seluruh tubuh Jalal yang kaku, airmatanya samar terlihat berlomba dengan air shower yang menerpa wajahnya... Jalal bersimpuh dilantai kamar mandi yang dingin, tangisnya pun pecah....
“Aaaarrrrgggghhh Jodhaaa, aku sangat mencintaimu.. cintaku.. kenapa kau tega melakukan ini padaku?? kau membohongiku, keluguanmu membuatku tergila gila... pergilah Jodha.. pergi... aku muak padamu!!”
Jalal sesenggukan dibarengi tawa keras getir, sesak merasuki dadanya dan tubuhnya mengigil, wajahnya pucat...
**********
Kini Jalal duduk menyenderkan punggungnya kedinding, kakinya ditekuk, sambil wajahnya mendongak ke langit2 kamar mandi, masih menangis, seakan ingin menghabiskan seluruh isinya....
Na tum bewafa
Na main bewafa
Phir bhi huyi ye khata hain
Meri khamoshi ban gayi dushman
Mujhko mili ye saja hain
Mujhko mili ye saja hain
Dil kashmkash mein pada hain
Dil kashmkash mein pada hain
Jalal masih terus menangis, memanggil nama “JODHA” matanya terpejam rapat...
Hujan lebat seakan menjadi saksi bisu atas perpisahan dua insan yang saling mencintai, saling membutuhkan, karena suatu kesalahfahaman dan keegoisan mereka sendiri dan juga ulah kekejaman wajah masa lalu.....
Bersambung
FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...
Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.
Terima Kasih.