
Sujamal melangkah kearah Jodha, Jodha hanya diam mematung dengan ekspresi datar.. Kini Sujamal sudah berada dihadapannya, Sujamal menatap tajam Jodha, bibirnya tersungging licik, matanya menelusuri tubuh Jodha dr bawah lalu keatas dan menatap lagi, Jodha masih datar, nafasnya memburu menahan emosi... “Apa kabar Jodha?” tanya Sujamal sambil tersenyum licik, Jodha masih diam. “Baiklah, aku rasa kau menerima pesanku dengan sangat baik Jodha?” Sujamal terkekeh.. “Ayo ikut, kita akan kesuatu tempat yang menakjubkan” ajak Sujamal sambil memegang lengan Jodha.
“Lepaskan!! jangan sentuh aku!!” bentak Jodha sambil menghentakkan keras pegangan tangan Sujamal, Sujamal agak terkejut tapi berusaha tenang..
Mereka pun berjalan menuju mobil Sujamal..
“Baiklah Jodha, masuklah” ujar Sujamal sambil membuka pintu mobil.. Jodha masih diam membisu, dengan terpaksa Jodha pun masuk, patung dewa Krisna masih dipeluknya..
Mereka kini sudah berada didalam mobil dan meluncur menembus senja sore yang basah, air hujan seakan mewakili perasaan Jodha yang kini air matanya terkuras habis..
**********
Malam hari pukul 06.45 pm
Suasana gelap menyelubungi rumah minimalis yang membelakangi danau besar, hanya sinar lampu tidur yang menerangi kamarnya,
Jalal masih terhanyut dalam kegelisahan hatinya, hatinya kini tak berbentuk, jiwanya seakan mati, tubuh letihnya terbaring lemah diatas tempat tidurnya, matanya terpejam, hanya bayangan senyum Jodha yang dilihatnya, sesekali senyum tipis tersungging dibibirnya..
Bhulaa denaa ( Ost. Ashiqui2 )
Bhulaa denaa mujhe
(Lupakan aku)
Hai alvidaa tujhe
(Ini saatnya mengucapkan selamat tinggal padamu)
Tujhe jeenaa hai mere binaa
(Kau harus hidup tanpa aku)
Safar ye hai tera, ye raastaa teraa
(Ini adalah perjalananmu ini adalah jalanmu)
Tujhe jeenaa hai mere binaa
(Kau harus hidup tanpa aku)
Hon teri saari shohratein
(Semua ketenaran menjadi milikmu)
Hai ye duaa
(Ini adalah doaku)
Tujh hi pe saari rehmatein
(Semua anugerah bagimu)
Hai ye duaa
(Ini adalah doaku)
Tujhe jeenaa hai mere binaa
(Kau harus hidup tanpa aku)
Jalal benar2 mengasingkan dirinya dari dunia luar, selama bbrp hari dia hanya berada dikamarnya, meratapi nasibnya yang buruk, seperti mayat hidup, jiwanya kini hanya separuh karena jiwa yang lain telah hilang, air matanya kini sudah habis terkuras, meninggalkan bekas menghitam melingkar di kedua matanya, rambut gondrongnya semakin jauh dari rapi, wajahnya dipenuhi bulu2 kasar yang mulai melebat.
Sebelumnya Jalal membuat alasan pada semua orang bahwa dia akan pergi kesuatu tempat bersama Jodha, dan tidak ingin diganggu sama sekali, termasuk pada Hameeda dan juga Mirza.
“Kenapa kau lakukan semua ini padaku Jodha? apakah kau tak merasakan cinta tulusku padamu Jodha? apakah semua yang kulakukan tak berarti untukmu Jodha? Jodha.. JODHAAAAAA... AAAARRRGGGGHHH!!!!”
Hanya gumaman dan teriakan Jalal yang menghiasi ruangan gelap itu.. Siang hari bagai malam, tak ada setitik cahaya pun yang masuk kedalam kamarnya..
**********
Sementara disuatu tempat, Jodha diperlakukan bagaikan seorang ratu kerajaan oleh Sujamal, Jodha disuguhi sebuah rumah megah dan mewah bak istana, tapi Jodha tak dibiarkan pergi keluar rumah, semua dilakukan didalam rumah itu.. Rumah yang setahun lalu dijadikan tempat penyekapan dan penyiksaan yang dilakukan Sujamal pada Jodha, dulu rumah ini nampak gelap dengan bangunannya yang menghitam dinding2 yang hampir mengelupas, terkesan angker tapi kini Sujamal membangunnya kembali bak istana kerajaan hanya untuk satu ambisinya yaitu, Jodha.
“Jodha, lihatlah ini kau masih ingat kan?” ucap Sujamal sambil mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. “Ini untukmu Jodha..” jawab Sujamal tersenyum manis
Jodha memandang ke seluruh ruangan, kini bayangan masa lalu kembali muncul, ketakutan yang dulu sangat membuatnya trauma dan hampir depresi..
#FLASHBACK
Pertemuan pertama Jodha dan Sujamal, saat Sujamal membeli seikat bunga di toko bunga milik keluarga Jodha, dia seperti artis bollywood yang sangat tampan, tapi hati Jodha tak tertarik sama sekali, Jodha terus saja menghindar dan mengacuhkan Sujamal, bbrp kali Sujamal menyatakan cintanya pada Jodha, tapi saat itu juga Jodha menolak dan menolaknya, baru Jodha, wanita yang menolak cintanya, Sujamal merasa sangat sakit hati tapi juga sangat mencintai Jodha, rencana iblis pun menyeruak dlm diri Sujamal, ambisi untuk memiliki Jodha seutuhnya yaitu menculik Jodha.
Siang itu... Jodha dibawa kesebuah bangunan tua yang pengap dan menghitam, Jodha berteriak histeris,setiap kali Jodha berteriak seketika itu juga Sujamal membalasnya dengan bentakan dan tamparan, Sujamal memaksa Jodha untuk ikut dgnya, dia menarik narik lengan Jodha dengan kasar, lalu melemparkannya ke suatu ruangan yang sangat gelap, hanya setitik cahaya dr ventilasi udara yang kecil dan cahaya dari lilin kecil..
Tangis Jodha pecah menggema, memekakan telinga Sujamal.. “Diam kau Jodha!! aku pusing mendengar tangisanmu itu!!” bentak Sujamal, tangis Jodha mereda, mengatur nafasnya dan menahan sakit didadanya, tp airmatanya mengalir tanpa henti, dia duduk dilantai dingin tanpa alas, wajahnya pucat rambut panjangnya acak2an, tangannya mendekap kakinya yang menekuk, tp lagi lagi tangisnya semakin keras.. “Jodha!! kau bisa diam kan?!!” bentak Sujamal lagi, lalu menghampiri Jodha dan menarik rambutnya, “Diam Jodha, atau aku akan membunuh seluruh keluargamu!!!” geram Sujamal,
Jodha pun diam, terisak, dadanya begitu sakit, Jodha sangat ketakutan, sesuatu akan menimpa keluarganya, “Baiklah, tolong jangan sakiti keluargaku, aku mohon” ucap Jodha terisak sambil menempelkan kedua tangannya didepan dada.
“Baik Jodha, mereka akan selamat asal kau.. mau menuruti semua perintahku” ucap Sujamal licik, Jodha mengangguk ketakutan. Sujamal pun keluar sambil membanting pintu dengan kasar, dan menguncinya.
Tiga hari sudah Jodha disekap Sujamal yang terus2an dibentak dan ditampar, karena Jodha menolak ajakan Sujamal untuk memenuhi nafsu bejatnya dan ajakan menikah dengan nya, sesekali Sujamal memukuli Jodha, menyiksanya, yang paling parah Jodha terkena pukulan diperutnya, membuat Jodha kesakitan luar biasa, tapi Sujamal malah semakin beringas, tak memperdulikan apa yang Jodha rasakan.. Wajahnya yang penuh luka pun tak dihiraukan Sujamal.. Tapi Jodha masih bertahan dan berusaha mempertahankan harga dirinya..
Suatu hari Sujamal tidak bersamanya, Jodha sambil memegangi perutnya, mengedarkan pandangan keseluruh ruangan untuk mencari sesuatu agar bisa melarikan diri, tapi hasilnya nihil hanya kegelapan yang didapat.. Tiba2 pintu dibuka.. Jodha kembali duduk dilantai dan menundukkan pandangannya..
Sujamal datang mennyodorkan sepiring makanan “Makanlah, aku tak ingin kau sakit Jodha”, Jodha hanya melirik kearah piring tersebut. Lalu kembali menunduk, Sujamal berteriak “Makan Jodha!! apa kau tak mendengarkanku?!!, ayo makan!!” Jodha menatap Sujamal dengan pandangan sinis,
“Aku tidak mau, kau saja yang makan” ucap Jodha tenang.
Amarah Sujamal memuncak, “Kau sangat keras kepala Jodha!! makanlah!!” Sujamal mendekatkan wajahnya hendak mencium Jodha, tapi Jodha menamparnya.
Sujamal makin kalap, dia berusaha membuka paksa kemeja Jodha, dan satu kancing pun terlepas.. Jodha kaget setengah mati replek tangan Jodha menyingkirkan tangan Sujamal dengan kasar, dan menutupi kemejanya dengan tangannya..
“Kurang ajar!!” bentak Jodha sambil mendorong tubuh Sujamal dan tersungkur kelantai, emosi Sujamal meluap2 lalu berdiri, Jodha pun berdiri nafasnya sesak, naik turun menahan emosi..
“Kau menolak ku lagi Jodha, kenapa ?, kau harus tau, aku sangat mencintaimu Jodha, sangat mencintaimu” ucap Sujamal sinis.. Jodha hanya diam menahan emosi, menatap tajam...
“Besok kita akan menikah, tapi malam ini kau akan menjadi milikku seutuhnya” ucap Sujamal tenang sambil menyeringai iblis...
Jodha membelalakan matanya, dan berteriak.. “Aku kan sudah bilang, aku tidak mau menikah dgmu sampai kapan pun!!” tubuhnya mulai berkeringat dingin dan menahan sakit disekujur tubuhnya.
Sujamal mendekati Jodha dengan seringai iblisnya... Jodha mundur.. “Berhenti! jangan dekati aku!” sergah Jodha panik, tangannya masih menutupi kemejanya yang terbuka, tubuhnya gemetar ketakutan.
Sujamal terus saja mendekat, Jodha hendak menghindar dan berlari, Sujamal memegang tangannya kuat, Sujamal menyeringai iblis.. “Kau mau kmn Jodha sayang, knp takut? sini aku peluk, kau begitu menggairahkan Jodha, tubuhmu begitu wangi menggoda, aku sangat mencintaimu, menginginkanmu Jodha, tp knp kau terus saja menolakku?”
Sujamal mendekap paksa Jodha, Jodha berteriak, dan mencoba melepaskan dekapan kasar Sujamal. Tapi Sujamal semakin menguatkan dekapannya membuat Jodha sesak, Sujamal mulai mnciumi Jodha, replek tangan Jodha berontak menahan mulut Sujamal dan masih berusaha melepaskan diri.. “Lepaskan aku baj*ng*n!!” teriak Jodha..
Sujamal semakin bernafsu dengan seringai iblisnya dia melepaskan Jodha dan menghempaskannya kelantai dengan kasar. Jodha menjerit.. Jodha sangat ketakutan, dan menghindar dengan menyeret tubuhnya menjauhi Sujamal yang semakin mendekatinya dan kini tubuhnya menempel ke tembok..
Sujamal menghentikan langkahnya, lagi2 menyeringai iblis, matanya menelusuri tubuh Jodha, dan memperhatikan kemeja Jodha yang sebagian terbuka membuat gairah Sujamal muncul.. Lalu mendekati lagi, Jodha semakin ketakutan nafasnya naik turun, dadanya sakit, sekujur badannya sakit, Matanya menutup rapat berdo'a dengan segenap hati.. tapii ternyata Sujamal sudah ada didepannya mereka sangat dekat, Jodha terbelalak dan mencoba menghindar, Tapii Sujamal dengan gesit menahan tubuh Jodha dan membuka paksa kemeja Jodha lalu dengan kasar menciumi tubuh Jodha yang gemetar.
“Tidaaakk!! lepaskan aku baj*ng*n!!!” teriak Jodha masih berusaha sekuat tenaga menjauhkan mulut liar Sujamal dengan tangannya dan berusaha melepaskan diri, Sujamal hendak membuka celana Jodha... Tiba2... BUKK!! tendangan keras mendarat tepat di alat vital Sujamal, dia pun meringis kesakitan sambil memegangnya,
Jodha pun bergegas mengambil kemejanya yang tergeletak dilantai lalu memakainya dan bergegas kearah pintu, Sujamal msh kesakitan tertunduk dilantai, “Kurang ajar kau Jodhaaa!!!, Ingat sumpahku Jodhaa, aku akan mencarimu kemana pun! kau harus menjadi milikku, menjadi istriku Jodhaa!!! teriak Sujamal msh meringis..
Sejenak Jodha berbalik memandang kearah Sujamal yang masih kesakitan dilantai dan memperhatikan ucapannya. Lalu menuju pintu dan beruntung pintunya tidak dikunci dengan lega Jodha pun pergi meninggalkan Sujamal yang msh kesakitan.
Jodha mengendap2 sambil memegangi perutnya yang sakit, melihat keseluruh ruangan untuk menghindar dr anak buah Sujamal, Ternyata mereka memang sedang tidak ada ditempat. Akhirnya.. Jodha pun melarikan diri, melalui hutan belanntara, cukup lama dan hampir tersesat, tapi untunglah dia melihat jalan raya namun sepi, karena kelelahan dan sakit disekujur tubuhnya, ditengah jalan dia pingsan dan ditemukan oleh warga sekitar dan langsung dibawa kerumah sakit..
***********
Sebulan sudah Jodha terpuruk, dia hanya mengurung diri dikamar.. bila teringat sentuhan2 menjijikan Sujamal, Jodha bergegas ke kamar mandi mengguyur tubuhnya, sampai menggigil, Tatapannya menerawang kosong, Sesekali menunduk, mendekap kakinya yang menekuk, menggerak2an tubuhnya gelisah. Sering kali berteriak, teriakannya sudah tak asing lg untuk keluarganya, “Menjijikan, aku hina, aku hina, harga diriku, aku hina” Gumaman yang sering diucapkan Jodha, membuat Jodha bbrp kali mencoba bunuh diri..
Mendengar Sujamal telah ditangkap polisi, Jodha berangsur membuka diri.. Tapi karena sangat terpukul Jodha pun msh terus berusaha bunuh diri.. Tapi dengan kegigihan ibu dan ayahnya dan keluarganya, Jodha mulai terbujuk untuk membuka lembaran baru. Semua orang berusaha memulihkan kondisi fisik dan mentalnya, dengan kesabaran keluarganya, terutama ibunya, dan semangat Jodha untuk tetap hidup karena Jodha sangat menyayangi keluarganya, akhirnya secara berangsur2 kondisi Jodha pun pulih, dan fisiknya mulai kembali sehat, bbrp bulan kemudian pun Jodha sudah kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa...
#FLASHBACKEND
Tapi kini, Jodha sudah menghapus semua tentang bayang2 masa lalunya, tak ada ketakutan lagi, walaupun separuh jiwanya telah hilang, itu membuat ketegaran dan keberaniannya lebih besar dr pada harus terus menerus meratapi masa lalu yang menjijikan. Sujamal mengajak Jodha ke kamar yang telah disediakan untuknya, kamar mewah dan luas berada dilantai dua, dengan balkon menghadap danau yang luas, dan hutan itu.. Hutan yang masih sama, hutan yang menjadi saksi bisu saat dia melarikan diri dulu..
Jodha menyimpan patung Krisna disebuah meja kecil yang terdapat disudut kamar, dan meletakkan foto pernikahannya dalam figura kecil, memandanginya lekat2 dan tersenyum getir, lalu didekapnya erat2 foto tersebut dan merebahkan tubuhnya dikasur big size super empuk, sore yang mencekam dan mengerikan, tubuhnya letih, dan jiwanya bagai mayat hidup, air matanya sudah kering tak bersisa, kini dia sudah siap menghadapi kekejaman2 Sujamal yang akan terjadi selanjutnya.. Sekejap terlintas pikiran tentang surat itu..
“Bagaimana keadaanmu sekarang, cintaku?” batin Jodha getir..
Woh hain mera mann
(Dia adalah hidupku)
Mein uski dhadkan
(Dunia aku ada padanya)
Main na jiyu us bin
(Aku tak bisa hidup tanpa dia)
Woh naa mere-mere bin..
(Dia juga tak bisa menemukan kedamaian tanpaku..)
Hidup Jodha bagaikan ratu tp hampir tak bernyawa, dia tak melakukan perlawan apa pun dia hanya pasrah, selama Sujamal menghormatinya dan tidak menyentuhnya, Jodha menurut saja, karena kalo tidak, sama saja Jodha membunuh orang2 yang begitu sangat dicintainya, itulah ancaman dari Sujamal, nyawa mereka taruhannya. Tapi Sujamal memperlakukan Jodha dengan sangat baik, namun Jodha tak peduli semua itu, dia sudah tau apa dibalik kebaikan Sujamal yaitu ingin menikahinya, tp Jodha hanya memikirkan nyawa keluarganya dr pada harga dirinya sendiri..
Hari ketujuh
Siang hari.. pukul 12.15 pm
Sujamal dan Jodha berada di ruang makan, tepatnya mereka duduk bersebrangan, meja makan panjang yang menjadi penghalang diantara mereka.
“Jodha, apa kau merasa senang berada disini?” ucap Sujamal sumringah.. Jodha memasang wajah angkuh, sambil mengaduk2 makanannya..
“Menurutmu?” akhirnya Jodha berbicara setelah sebelumnya tak sepatah kata pun terucap dari bibirnya. Sujamal menatap tajam kearah Jodha, Jodha tetap angkuh..
“Terima kasih Jodha, akhirnya kau mau bicara dengan ku, aku akan terima semua cacimu, ucapan yang akan memojokkanku, menghinaku, aku terima, itu akan menjadi sebuah hukuman bagiku” Jodha tertawa..
“Hukuman? kau membicarakan hukuman? hukuman yang pantas untuk perbuatan bejatmu? kau harus tau Sujamal, tak ada hukuman apa pun atas kelakuan iblismu itu, aku bukan Tuhan, kemurkaan Tuhanlah yang akan menghukummu Sujamal” Jodha kembali dengan wajah angkuhnya..
Sujamal terlihat tak suka dengan kata2 pedas Jodha.. matanya tajam lurus menatap Jodha.. Jodha melanjutkan.. “Kau harus tau juga, kau manusia terkejam yang pernah ku kenal di dunia ini, kau.. telah sengaja memisahkan dua orang yang saling mencintai, hanya untuk ambisi gila mu itu. Dan kelakuanmu layaknya binatang, kau.. seenaknya saja bermain2 dengan nyawa manusia, binatang kan seperti itu, apa pun yang menghalanginya, pasti diterkamnya” lanjut Jodha masih angkuh dan sinis, Sujamal masih diamu menahan emosinya.. Jodha sengaja melakukan ini agar Sujamal jg merasakan sakit yang luar biasa.. “Sebenarnya aku bukan pendendam Sujamal, kaulah yang telah membuatku menjadi pendendam. Tapii... Cinta mengalahkan segalanya, dendam itu sudah terkubur dalam2 tergantikan oleh cinta yang tumbuh dalam diriku dalam jiwaku.. Cinta pertama dan terakhirku.. Suamiku”
BRAAAKKK!!! Sujamal berdiri dan menggebrak meja dengan sangat keras, Jodha kaget seketika, tapi langsung memasang wajah angkuhnya. “Cukup Jodhaa!!, cinta.. cinta apa yang kau bicarakan hah!, besok kita akan menikah disini dan semuanya sudah aku siapkan termasuk pakaian pengantin kita dan juga pendeta, kau... jangan coba2 menolakku lagi” geram Sujamal sambil memperlihatkan foto2 anak buahnya yang sedang mengawasi rumah Jalal dan rumahnya di Amer. Jodha hanya diam dan menahan emosi..
**********
Ditempat Jalal..
Kini Jalal sudah mulai membuka semua penghalang kamarnya, dan terangpun menyeruak masuk ke seluruh penjuru kamarnya. Pertama kali yang dilihatnya adalah foto pernikahan mereka saat di Amer, yang terpasang didinding, disebrang tempat tidurnya. Jalal baru menyadari foto pernikahannya masih tergantung disana.. Jalal memperhatikan... Waktu itu Jodha mengenakan sari warna merah indah bersulam gold, sedangkan Jalal mengenakan Sherwani gold merah, sangat serasi, senyum bahagia mereka nampak jelas dalam foto tersebut... dan senyum tipis pun tersungging dibibir Jalal. Namun, bayangan Jodha yang menurutnya sedang asyik berduaan dengan Sujamal, seketika itu juga senyumnya hilang dan berganti amarah..
Tu hi hai kinaara tera
(Kau adalah pantai dirimu sendiri)
Tu hi to sahara tera
(Kau dukung dirimu sendiri)
Tu hi hai tarana kal ka
(Kau adalah irama esok hari)
Tu hi to fasana kal ka
(Kau adalah kisah untuk esok hari)
Khud pe yakeen tu karna
(Percaya pada diri sendiri)
Banna tu apna khuda
(Menjadi Tuhan bagi dirimu sendiri)
Fiza ki shaam hoon main
(Aku seperti malam)
Tu hai nayi subah
(Kau seperti pagi)
Tujhe jeena hai mere bina
(Kau harus hidup tanpa aku)
Tujhe jeena hai mere bina
(Kau harus hidup tanpa aku)
Tubuh Jalal semakin tak terurus, lemah, wajahnya kini dipenuhi bulu2 kasar yang melebat.. Raut wajah yang sayu tak bergairah, Tapi berangsur Jalal berpikir tak ada gunanya terhanyut dalam luka ini seorang diri, dia harus tegar, tp tak sepenuhnya hati dan jiwanya menerima begitu saja, menerima kekecewaan bahwa cinta sucinya dikhianati begitu saja.. Jalal memberanikan diri untuk ke kamar Jodha yang sudah seminggu ini diacuhkannya.. Setelah membuka pintu, kondisinya masih sama sewaktu dirinya mengusir kasar istrinya, berantakan, itu adalah bentuk kemarahannya, menghancurkan semua yang ada dikamar Jodha kecuali mandir kecil tanpa patung dewa Krisna dan balkon khusus Jodha..
Jalal melangkah menuju balkon, teringat pagi buta itu, bagaimana Jodha dengan lincahnya melukis, seakan tak ingin di ganggu karena seperti ada yang mengganggu pikirannya, pandangannya tertuju pada sebuah lukisan yang tertutup kain putih, lukisan yang terpajang diatas stand lukisan menghadap sofa santai dibalkon tersebut.. Jalal mencoba menyingkirkan kain putih tersebut, Lukisan yang didominasi warna gelap, hitam dan jg abu abu, dtengah lukisan ada suatu gambar rumah yang indah dan megah, dikelilingi hutan dan sebuah danau yang hitam, diatas rumah tersebut ada semacam awan hitam yang saling menggulung..
Jalal mengerutkan dahinya.. “Rumah siapa ini?” gumamnya bingung.
Jalal duduk disofa masih memandangi lukisan tersebut, memejamkan mata dan menarik nafas lalu membuangnya kasar.. Membuka mata tapii.. Kini matanya tertuju pada secarik kertas yang dilipat dua,yang berada terjepit di salah satu kaki stand lukisan didepannya.... Jalal mengerutkan dahinya lagi.. Diambilnya kertas tersebut, “Sebuah surat” batinnya, Lalu membuka lipatannya, dibacanya, tulisannya masih sangat jelas..
DEG! seketika itu juga Jalal hampir tak sadarkan diri setelah membaca isi surat tersebut.....
Bersambung
FanFiction Penantian Bagian yang lain Klik Disini
0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda. Setelah baca jangan pelit comment ya...
Mohon tidak melakukan Copy Paste isi Blog ini dalam bentuk maupun alasan apapun. Tolong hargai kerja keras penulis.
Terima Kasih.