By: Bunda Kia..... “Jodha, aku melakukan semua ini karna aku tidak mau melihat seorang ibu bersedih memikirkan anaknya yang tidak bisa melupakan kekasihnya yang sudah meninggal. Apa kamu sadar Jo, kalau selama ini kamu sudah melukai perasaan ibu kamu, kamu lebih memikirkan orang yang sudah meninggal dari pada memikirkan orang yang menyayangimu. Jodhaaa, kalau kamu belum bisa membuat dia bahagia setidaknya kamu jangan buat dia bersedih!! Aku berharap nanti kamu bisa jadi pilot yang handal dan bisa membuat ibumu bahagia. Jadi kamu jangan salah faham, sekali lagi aku jelasin semua ini bukan buat kamu tapi buat mami kamu. Mendengar ucapan Jalal yang menekan kata ‘mami’ membuat Jodha semakin penasaran.
‘Sebenarnya ada apa Jalal sama mami, kenapa mereka kelihatan sangat akrab, mengapa Jalal begitu peduli???’
“Mamiiiii? ada hubungan apa kamu sama mami ku??” Mendengar pertanyaan dari Jodha, Jalal langsung mengalihakan pembicaraan, karena dia sudah janji sama Meena tidak akan menceritakan kepada Jodha hubungan antara Meena dan pamannya.
“Sebaiknya kita lanjutkan lagi jalan-jalannya, karna masih banyak tempat yang akan kita kunjungi.” Jalal mulai menuruni tangga, baru beberapa dia melangkah tapi Jodha mencegahnya.
“Tungguuuu, jawab dulu pertanyaan ku, Jalal.”
“Yang jelas aku menyayanginya,” jawaban yang singkat tapi sukses membuat Jodha kaget. Dia begitu tercengang, tangannya menutup mulutnya dan kedua bola matanya melotot memandang ke arah Jalal yang terus berjalan meninggalkanya.
‘Menyayangi mami,! Apa mereka sepasang kekasih? Oh my GOD...tidak-tidak, itu tidak mungkin. Lebih baik besok aku tanya langsung sama mami saja.’
Jodha membuang cepat-cepat pikiran jeleknya dan beranjak pergi mengejar Jalal.
Setelah seharian penuh mereka berkeliling, akhirnya Jalal memutuskan untuk mengajak Jodha kembali keasrama. Tapi, Jalal melihat keanehan pada sikap Jodha, karena sepajang mereka bersama tadi, Jodha lebih banyak diam, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya sehingga dia tidak begitu menikmati perjalanan hari ini.
Tidak terasa hari berlalu begitu cepat, sudah sebulan Jodha menghabiskan waktunya di asrama. Waktu sebulan ternyata tidak membuat hubungan antara Jodha dan Jalal semakin akrab, tapi yang ada Jodha selalu menghindar dari Jalal. Karna Jodha menganggap kalau Jalal adalah kekasih maminya. Pernah Jodha menanyakan perihal hubungan Jalal sama maminya, tapi dia tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Maminya hanya mengatakan bahwa dia memang akrab sama Jalal. Dari situlah Jodha semakin yakin kalau mereka berpacaran.
Hari ini Jalal mengajak Jodha mengunjungi Meena untuk memberikan kejutan di hari ulang tahunnya. Awalnya Jodha menolak, Entah kenapa dia merasa kesal melihat Jalal sangat peduli sama maminya. Tapi karna Jalal sedikit memaksa dan dia bilang ini demi kebahagian wanita yang melahirkannya, akhirnya Jodha luluh juga.
Sekitar jam 2pm mereka berangkat dari asrama dan membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai kerumah Jodha. Tapi sebelum kerumah Jodha mereka mampir dulu ke toko roti untuk membeli roti Tart. Jalal juga mengajak Jodha mampir ke sebuah mini market untuk membeli bahan-bahan roti, karena Jalal ingin membuat Cheesecake kesukaan Meena.
Kini mereka sudah sampai ke rumah Jodha. Jalal meminta izin sama Jodha untuk memakai dapurnya sebentar untuk membuat kue. Jodha hanya menganggukkan kepala. Terlihat jelas di wajahnya kalau dia sedang kesal. Jodha mengajak Jalal ke dapur, Dia mengambilkan alat-alat untuk membuat roti, setelah itu dia meninggalkan Jalal. Dia duduk di kursi bar yang menghadap ke dapur. Matanya terus memandang kearah Jalal. Tapi Jalal tidak menyadari kalau Jodha terus memandang ke arahnya, Dengan cekatan dia menimbang bahan-bahan, lalu mengaduknya dengan mixer.
‘Ternyata dia tampan juga ya, walaupun penampilannya sedikit kuno. Dia tegas tapi aku yakin dia berhati lembut, buktinya dia sayang banget sama adik-adiknya, sama mami juga. Bahagia sekali mami dapat cowok seperti Jalalll, sayang..penuh perhatian..suka masak lagi. Tapi kenapa aku sedih? Kenapa??’
Jodha asyik dengan lamunannya tanpa dia sadari Jalal sudah berkali-kali memanggilnya. Jodha dengan gugup menjawab.
“ iii ya..,” Jodha berjalan mendekati Jalal.
“Tolong Jo, bantu aku mengaduk ini ya, aku mau terima telpon dulu.” Pinta Jalal sambil menyerahkan mixer keara Jodha. Lalu dia melangkah menjauh dari dapur karna terganggu dengan suara mixer. Melihat Jalal pergi, Timbul niat Jodha untuk menjaili Jalal. Jodha tersenyum, lalu memasukkan air lemon dan garam yang lumayan banyak terakhir menambahkan susu sedikit.
“ Lihat saja pasti ini kue nanti bakalan tidak enak, aku mau buat kamu malu di depan mami, Jalal.” Ucap Jodha dengan senyum menyeringai.
Melihat Jalal kembali, Jodha berpura-pura tersenyum dan bertanya.
“ siapa yang telpon Jalal??”
“Dewie, biasa dia lagi berantem sama Mirza. Mereka memang selalu saja bertengkar, tapi itu yang membuat aku kangen.” Jalal menjawab sambil tersenyum.
Jalal lalu mengambil alih mixer itu, setelah adonan sudah siap. Dia menuangkan ke dalam loyang dan memasukkannya ke dalam kulkas.
Setelah membuat kue selesai, mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol di ruang tamu sambil menunggu ke pulangan Meena. Hari ini Meena akan pulang cepat karena Jodha sudah memberitahu kalau dia akan pulang kerumah.
“ Kamu belajar bikin kue dari siapa?” Tanya Jodha membuka percakapan.
“Aku belajar dari paman ku, dia yang mengajari aku banyak hal.” Jalal mulai menceritakan semua tentang pamannya.Jalal juga menjelaskan kepada Jodha alasannya hobi membuat roti, menurut Jalal membuat roti sama dengan menjadi pilot.Harus sabar dan teliti. Karena sedikit saja kita melakukan kesalahan akan berakibat fatal. Jalal juga bercerita tentang orang tuanya yang sudah meninggal. Entah kenapa Jalal bisa sangat nyaman menceritakan kehidupan pribadinya kepada Jodha.Tapi tetep saja Jalal tidak cerita hubungan pamannya sama Meena. Jodhapun terharu mendengar cerita Jalal, dia mulai mengerti kenapa Jalal bersikap dingin dan tertutup.
Setelah menunggu sekitar 2jam akhirnya Meena datang Juga. Perempuan itu langsung memeluk putrinnya dengan erat, Jodhapun tak lupa mengucapkan selamat ulang tahun untuk ibunya. Setelah puas memeluk Jodha, Meena pun mendekati Jalal dan mereka berpelukan, Jodha yang melihat itu langsung membuang muka sebagai tanda kalau dia tidak suka. Dia lalu pergi ke dapur mengambil kue tart, minuman kaleng, piring kecil, dan garbu. Setelah dirasa semua siap Jodha pun duduk di sebelah Meena dan Jalal ada di depan mereka.
“Mii, ayo buruan potong kue nya nanti kita pulangnya bisa kemalaman!” Ucapa Jodha dengan muka cemberut.
Meena mengangguk dan tersenyum kearah Jodha. Sebelum memotong kue, dia berdoa terlebih dahulu.
Potongan pertama dia berikan kepada Jodha dan Jalal dapat yang kedua. Meena merasa ada yang aneh sama Jodha, karena Jodha hanya mengaduk-aduk roti dengan garbu tanpa memakannya.
“Sayang, apa kamu sakit?” tanya Meena cemas.
“ Cuma capek mi, Oh ya mi katanya mau kasih tahu Jodha sesuatu? Ayo cepat ceritakan sama Jodha, mi??” Rengek Jodha.
Meena menghentikan makan nya, lalu menaruh piring yang masih ada sisa roti itu di atas meja. Dia merangkul Jodha dan menceritakan semuanya. Cerita antara Dia dan paman Jalal. Mendengar cerita maminya, Jodha kaget, ternyata selama ini dia salah faham. Wajah yang tadi sedih kini berubah jadi ceria.
“ Begitu ceritanya sayang, Kamu tidak marahkan sama mami? Kita mengalami nasib yang sama, Dulu mami juga sulit melupakan masa lalu mami, Tapi papi kamu datang dan dengan penuh kasih sayang dan juga kesabaran sehingga dia bisa membuat mami melupan masalalu mami dan lihatlah kita hidup bahagiakan??” Meena berhenti sebentar dia menarik nafas panjang lalu membuangnya, Tangan kanannya membelai rambut putrinya.
“Mami yakin, suatu hari nanti pasti ada seorang laki-laki yang akan mencintaimu, menyayangimu dan membahagiankanmu.” Ucapan Meena membuat Jodha terharu, dia memeluk erat ibunya. Jalal yang melihat mereka berpelukanpun ikut terharu.
Jodha melepaskan pelukannya, dia beringsut dari sofa menuju dapur untuk mengambil cheesecake. Dalam beberapa menit dia sudah kembali membawa kue itu dan menaruhnya di meja.
“ Mami, ini sepecial buat mami dari Jalal.” Mata Jodha melirik kearah Jalal sambil tangannya mengiris kue lalu menaruhnya ke piring dan memberikannya pada Ibunya. Jalal hanya mengangguk dan tersenyum kearah Meena.
“Waw ternyata kamu jago bikin kue ya, Terimakasih ya, Jalall.” Meena berkata sambil mencicipi kue itu. Dia terdiam dan mengeryitkan keningnya. Jodha yang melihat tertawa lebar, ‘yes, usahaku berhasil’ gumam Jodha dalam hati. Dia berpura- pura bertanya.
“ Enak apa tidak mi, kuenya??”
Meena hanya mengangguk, sambil mengangkat jempolnya. “Enak kok, ayo Jodha, Jalal kalian juga harus makan. Mami mau kebelakang dulu ya,” pamit Meena sambil menepuk bahu Jodha. Melihat Jodha yang terus tertawa membuat Jalal curiga, dia mengambil kue dan mencicipinya. Dia sangat kaget karena rasa kue itu asin dan kecut. Matanya langsung melotot ke arah Jodha dengan rahang yang mengeras. Jodha yang menyadari Jalal marah padanya menghentikan tawanya.
“ Jalalll ,aku hanya bercanda, Nanti biar aku kasih tahu ke mami kalau aku yang salah, Please...maafin aku ya...” Jodha dengan wajah memelas.
“ Kamu bercandanya keterlaluan Jo, Kamu sudah buat aku malu!!” ucap Jalal dengan wajaha berapi-api.
Jodha lalu mendekati Jalal, dia membungkukkan tubuhnya di sebelah Jalal,
“ Please....maafin aku...,” Jodha memegang tangan Jalal tapi dengan cepat Jalal mengibaskan tangannya.
“ Auw...”Jodha merintih kesakitan, Tangannya memegang mata kanannya yang terkena kibasan tangan Jalal.
Jalal langsung berdiri, kini posisis mereka sama-sama berdiri. Kedua tangan Jalal memegang wajah Jodha.
“ Sakit Jo? sini aku lihat,” suara Jalal lembut, kemarahannya berubah menjadi kecemasan. Wajah mereka berdekatan, beberapa detik Jalal terpana melihat kecantikan wajah Jodha.
“Ehem..ehem..” Suara Meena mengagetkan dan membuat Jalal salah tingkah. Jalal dengan cepat melepaskan tangannya, matanya memandang ke arah Meena. Sedangkan Jodha hanya terseyum melihat tingkah Jalal.
“Tan tante..,kamii,” Dengan suara gugup Jalal mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi Meena memotongnya.
“ Sudah sangat malam sebaiknya kalian cepat kembali ke asrama.”
“Siap mami,” Jodha mendekati Meena, mencium pipi kanan kiri dan menyambar tas nya bersiap untuk pergi. Sebelum pergi Jalal pamitan dulu sama Meena,
“Jalal pergi dulu tante, “ sambil menundukkan kepalanya.
“Jalal, tante titip Jodha ya...,kamu yang sabar menghadapi dia,” Mendengar pesan Meena Jalal mengangguk dengan seyum di paksakan. Mereka akhirnya kembali ke asrama.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kalau ada orang yang mengatakan cinta datang karena seringnya bertemu dan bersama-sama. Mungkin itu yang terjadi sama Jalal dan Jodha. Setelah 2 bulan lebih mereka setiap hari bertemu dan banyak menghabiskan waktu bersama-sama, Benih-benih cintapun tumbuh di hati mereka berdua.
Malam ini Jodha mengajak Jalal jalal-jalan ke taman yang ada di dekat asrama untuk melihat bintang. Jodha berjalan dengan tenang di tengah terangnya lampu-lampu taman yang berwarna-warni. Jodha mengadahkan kepalanya ke atas untuk melihat langit yang ditaburi bintang-bintang dan bulan purnama. SedangkanJalal jalan di belakang Jodha. Mata Jodha melihat sebuah kursi, lalu melangkah menuju kursi itu.
“Aku duduk di sini, ya..” kata Jalal sambil duduk di sebelah kanan Jodha tanpa persetujuan gadis itu.
“Jalall.., lihatlah malam ini bintangnya banyak sekali yaa, mengingatkan ku dengan pertama kali kita melihat bintang bersama. Kamu menghiburku padahal kamu belum mengenalku..dan yang membuat aku terlihat bodoh saat itu adalah ..disaat aku ingin melihatmu tersenyum. Aku terlihat begitu koyol ya..hehe.” jodha melihat kearah Jalal yang juga sedang melihat ke arahnya. Seperti biasa Jalal dengan cepat mengalihkan pandangannya, tapi tangan Jodha menahannya. Kini mereka saling berpandangan dengan jarak yang sangat dekat.
“Dulu, aku memang mencintai Surya. Namun melihat semua usaha yang sudah kamu lakukan untuk ku, aku mulai tersentuh. Aku mulai membuka hatiku padamu. Terimakasih untuk semuanya.” Kata Jodha lembut lalu mencium bibir tebal Jalal.
Jalal membeku, dia tidak percaya Jodha akan menyatakan cinta padanya. Dia tidak bisa berkata apa-apa, Perlahan tangannya meraih tubuh gadis itu dan memeluknya. Dia mengelus rambut Jodha yang halus, sementara itu Jodha membenamkan kepalanya di dada bidang Jalal dengan memejamkan matanya.
To Be Continued
FanFiction You Are My Life Part yang lain Klik Disini
Asyekkk,, jodha nyatain duluan :D
ReplyDeleteUpdate soon... Update soon... Update soon
Aissshhh.....akhirnya Jodha yg nembak duluan nih mantaaappp, sekali lagi jodha membuktikan kalo dia mmg pemberani :D
ReplyDeleteCiiiieeeeeee akhirnya saling jatuh cinta juga
ReplyDeleteSippppppp
Lanjut bunda kia dan chusni
Eehhhmm. ., , ! Yaela br skrg jodha blg sk dluan. . , ayo lg. . . lg. . , lg
ReplyDelete